Chapter Twelve

49 8 5
                                    

White Horse Prince

Chaesya tidak bisa mempercayai kenyataan yang dialaminya saat ini. Ia mendapati dirinya duduk berdampingan di bangku taman dengan Nugraha, yang sedang menatap langit malam. Kepala Chaesya memang setengah mendongak namun matanya bergerak liar untuk menatap pangeran kuda putihnya.

Ia benar-benar bersyukur karena mengiyakan ajakan mamanya.

Untuk beberapa saat, atmosfer kecanggungan memeluk mereka. Chaesya tidak bisa memikirkan ide untuk memulai suatu percakapan. Nugraha sendiri tampak tidak mempersalahkan keheningan yang terjadi. Matanya terus menatap langit dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.

Chaesya memutuskan untuk membuka ponselnya dan mengirim pesan untuk Kahla.

Chaesya : KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA

Kahla Bianca : basi tau ga

Chaesya : lebih dari sebuah kulit manggis yang kini ada ekstraknya

Kahla Bianca : mau ngasih tau apan sih? buruan sebelum gue tinggal bobo cantik

Chaesya : ew

Kahla Bianca : okey. bye.

Chaesya : ET TUNGGU

Chaesya : percaya ga kalo gue lagi sama kak Nugraha?

Kahla Bianca : orang boong ada batesnya juga kali

Chaesya : nyesel kalau anda tidak percaya dengan saya

Chaesya : bye w mau menikmati waktu ini dengan sebaik-baiknya

Tanpa menunggu balasan Kahla, Chaesya pun memasukkan ponselnya kembali ke tas. Senyuman bahagia tercetak jelas sehingga membuat Nugraha menatapnya bingung.

"Abis chat sama siapa sampai senyum-senyum gitu?"tanya Nugraha.

Chaesya mengerjapkan matanya, lalu terkekeh. "Temen,"

Nugraha melirik sekilas dan meyakinkan hatinya bahwa gadis di sampingnya murni mengatakan fakta. Ia tersenyum geli saat menyadari dirinya yang mendadak menjadi tipe orang yang sulit percaya pada orang lain. Padahal sebelumnya ia bukan tipe yang seperti itu.

"Di kelas lo ada anak baru ya?" Nugraha kembali membuka topik pembicaraan agar mereka bisa lepas dari suasana canggung ini.

"Eh, kok bisa tau?"

Nugraha mengangkat bahunya. "Seantero sekolah banyak yang bergosip mengenai anak baru di kelas lo,"

Chaesya sempat mengernyitkan dahi, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Siapa namanya?"tanya Nugraha berusaha untuk terdengar wajar.

"Rizal,"

Nugraha membuka mulutnya namun mengatupnya kembali. Ia berpikir sejenak untuk melontarkan pertanyaan yang mungkin akan terdengar ikut campur.

"Dia dekat sama lo?"tanya Nugraha akhirnya. Ia tidak bisa menahan pertanyaan tersebut yang sedari tadi tersangkut di pangkal lidahnya.

Chaesya melirik Nugraha sekilas. "Bahkan kami duduk bersebelahan,"

Alis Nugraha menyatu, mencoba mencerna jawaban Chaesya. Jadi, sebenarnya mereka dekat atau tidak? Ingin mengklarifikasi pertanyaannya namun akan terdengar seperti orang yang haus informasi dan Nugraha bukanlah tipe orang yang seperti itu.

Main Roleحيث تعيش القصص. اكتشف الآن