Chapter Six

76 9 6
                                    

Between Him&Her

Nugraha menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Kini matanya sudah tidak menatap ke papan tulis lagi melainkan ke arah jendela yang langsung berhadapan dengan lapangan. Dia sudah bosan dengan materi yang dijelaskan oleh guru yang mengajar lantaran ia sudah sering mendengarnya di tempat bimbel. 

Matanya tak bisa lepas dengan seseorang yang berdiri di tengah lapangan. Ia tau dengan jelas siapa orang itu namun ia tidak bisa melihat raut wajah orang tersebut. Tubuhnya terkesiap saat merasakan tusukan di punggungnya. Ia spontan menoleh lalu mengangkat alisnya dan memberikan tatapan bertanya.

"Kamu lagi liatin apa sih?"bisik Vannia tanpa menatap Nugraha agar terlihat sedang tidak mengobrol. 

Nugraha kembali menghadap ke depan dan memosisikan duduknya agar bisa berbicara dengan Vannia. "Cuman ngeliatin orang yang lagi olahraga,"

Vannia menengadahkan kepalanya lalu menatap punggung Nugraha dalam beberapa detik. Ia menggelengkan kepalanya seolah sedang mengenyahkan gagasan buruk yang tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya.

Setelah tidak mendengar Vannia berbicara lagi, ia kembali melihat ke lapangan. Tubuhnya dengan spontan merapat ke jendela saat menyadari orang yang diperhatikannya berada di gendongan seseorang. 

Jantungnya berdebar karena alasan tertentu. Untuk kedua kalinya Nugraha mendapati dia bersama dengan laki-laki lain dan ia menyesal karena tidak pernah berani untuk bertindak lebih awal. 

[-]

"Anak baru itu lumayan manly,"komentar Kahla sembari menatap Rizal yang sedang tertawa di sudut kelas bersama teman-teman barunya. 

Jam pelajaran setelah istirahat kosong dikarenakan guru yang mengajar sedang izin dan itu berarti mereka akan melewatkan waktu dua jam penuh tanpa belajar.

Chaesya mengikuti arah pandang Kahla lalu mengangkat alis tidak mengerti. "Maksudnya?"

"Setelah melempar bola ke kepala lo dia langsung lari ke arah lo dan ngebawa lo ke UKS tanpa izin ke Pak Gun-gun. Ya, untungnya Pak Gun-gun gak marah,"jelas Kahla.

Chaesya mengangguk-ngangguk paham tanpa bisa menyembunyikan senyumannya saat mengingat kejadian di UKS tadi. 

"Gak waras kali ya lo senyum-senyum sendiri, jangan bilang lo mulai suka sama sikap manly dia?"selidik Kahla sembari menuding wajah Chaesya dengan tangannya.

Chaesya menepis tangan Kahla dengan tawa mengejek. "Denger ya Kahla, mana mungkin gue segampang itu suka ama orang, hati gue masih milik Kak Nugraha,"

Kahla mendesis geli lalu membuang wajahnya ke arah lain, lantas pandangannya langsung terarah pada Rizal yang tengah tersenyum mendengar salah satu temannya berbicara. Anak baru itu entah mengapa menarik perhatiannya untuk mencari suatu hal yang harus ia dapatkan. 

Chaesya pun mulai terserang rasa bosan karena Kahla tidak mengajaknya berbicara lagi. Ia baru ingat mengenai LINE Rizal yang belum sempat ia block kemarin, karena sesampai di rumah ia langsung tidur tanpa sempat mencharger ponselnya. Entah kenapa, keinginan memblock line Rizal ia urungkan. Mungkin keinginan itu akan muncul kembali apabila ia mendapati notif spam dari Rizal. 

"Botol biru itu kayaknya tadi pagi lo gak bawa deh. Punya siapa?" Kahla bertanya saat menyadari botol biru di atas meja Chaesya padahal sejak pagi Chaesya hanya membawa botol plastik aqua. 

Chaesya mengerjapkan matanya kaget lalu tersenyum mencurigakan. "Oh, ini tadi dianterin,"

"Bohong."

Main RoleWhere stories live. Discover now