Chapter 7

40K 1.8K 18
                                    


Author POV

Perlahan jalanan mulai ramai dan padat kembali. Mereka yang tadinya bertemu disaat jamnya orang-orang bekerja memang masih sepi. Tapi sekarang tidak lagi.

Ivanna memandangi gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi kota dengan penduduk yang terbilang cukup padat itu.

Arnold melihat kearah Ivanna yang masih setia dengan pandangannya yang mengarah ke gedung-gedung besar itu. Entah apa yang membuat hati Arnold berdesir saat bersamaan dengan Ivanna.

Sudah sangat jelas Ivanna memang wanita yang diinginkan Arnold. Terlihat dari wajah yang lumayan cantik, badan yang ramping dan tentunya cerdas. Tapi Arnold tak menyukai wanita yang tempramen sebenarnya. Seperti Ivanna. Ia lebih menyukai wanita yang menuruti semua kemauannya. Dan lebih mudah untuk ditaklukkan diranjang pastinya.

"Kenapa kau tidak bekerja hari ini?" Arnold memecah keheningan diantara mereka.

Ivanna tak menggubris pertanyaan Arnold. Ia masih asik memandangi jalanan yang ramai dengan seksama. Seakan ia hanya seorang diri.

Arnold menarik napasnya, berusaha agar lebih pandai lagi mengontrol emosinya terhadap Ivanna.

Arnold menarik dagu Ivanna yang sedari tadi itu tak mau memandangnya. Apakah jalanan yang ramai itu lebih menarik dibandingkan wajah Arnold? Ah yang benar saja.

"Aku bertanya sejak tadi, Nona. Apa kau tidak mendengarku?"

Ivanna melepas tangan Arnold dari dagunya dan memalingkan wajahnya lagi dari Arnold. Ia sudah sangat bosan melihat Arnold lagi dan lagi.

Arnold tak terkejut dengan perlakuan Ivanna terhadapnya. Ia mungkin akan membiasakan dirinya. Tapi jangan harap dengan wanita lain. Bisa saja jika ia sudah merasa sangat jengkel malah akan melukai wanita itu.

Arnold tersenyum jail dan menarik dagu Ivanna lagi. Sepertinya ia mendapat pencerahan dari otak kotornya itu.

Ivanna memandangi Arnold jengah. Sepertinya Arnold tak menyerah untuk mengganggunya terus menerus.

"Kau mau bertanya seribu kalipun aku takkan mau menjawabnya."

Arnold menaikkan alisnya sebelah dan semakin melebarkan senyum andalannya itu. "Ah benarkah?" Arnold menarik dagu Ivanna agar mendekat ke bibirnya. Tak ada cara lain selain cara seperti ini untuk menaklukkan gadis seperti Ivanna.

Ivanna membelalakkan matanya melihat Arnold yang tak segan-segan lagi akan menciumnya. Dan dilihat lagi oleh Pedro? Oh tidak.

Ivanna menahan kepalanya agar bibirnya tak bersentuhan dengan Arnold lagi.

"Masih tak mau menjawab pertanyaanku?" Arnold memasang senyum jailnya kepada Ivanna. Yang semakin membuat gadis itu tak bisa menolak. Bagaimanapun ia tetap akan kalah telak jika sedang bersama dengan Arnold.

"Kau mau menjawab pertanyaanku saja atau mau menciumiku saja?" sambung Arnold dengan terkekeh.

Ivanna menyerah dan pastinya lebih memilih menjawab pertanyaan pria yang ada dihadapannya saat ini. Jangan harap Ivanna mau untuk menciumi Arnold.

"Ya ya. Kau ingin bertanya apa?" Ivanna melepas perlahan tangan Arnold dari dagunya.

Arnold terkekeh melihat sikap Ivanna yang sangat mudah untuk ditaklukkan. "Sudah kukatakan jangan coba untuk mengabaikan setiap kata yang keluar dari mulutku, sayang."

Ivanna menarik napasnya bosan. Arnold terlalu berlebihan walau hanya berbicara saja.

"Kenapa kau tidak bekerja hari ini hm?"

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now