Chapter 11

35.2K 1.9K 151
                                    


Arnold McClain POV

Arnold membanting meja kerja dan mencampakkan semua berkas yang ada di meja kerjanya. Semua dokumen dan berkas berhamburan tak jelas dan terlihat sangat kacau diruangan dengan kesan maskulin itu.

Betapa terkejut Arnold mendengar kabar bahwa Pedro tak menemukan Ivanna di apartemen miliknya. Pedro hanya melihat koper-koper yang sudah tersusun rapi tepat di depan pintu masuk apartemen Ivanna. Arnold berulang kali menghubungi Ivanna, memastikan agar wanita itu tak main-main dengannya.

Tapi apa? Bahkan telepon Arnold pun tak digubris oleh wanita itu yang semakin membuat Arnold yakin bahwa Ivanna berusaha membohonginya. Arnold salah karena ia sempat mengira bahwa Ivanna adalah orang yang bisa dipercaya.

Arnold melepas dasi dan dua kancing atas kemejanya. Terlihat jelas amarah yang terpancar dari raut wajah itu. Rahangnya yang mengetat, sorot mata tajam yang sedikit kemerahan dan pandangan lurus-kosong yang mengarah kedepan.

Arnold merasa ia telah dibohongi oleh Ivanna. Apa gadis itu tak tau siapa pria yang sedang dihadapinya saat ini? Apa dia tidak tau dengan siapa dia berurusan saat ini? Kumohon jangan bodoh, Ivanna.

Berani-beraninya kau! pekik Arnold keras.

Dari dulu Arnold tidak pernah suka jika orang yang sudah ditolong olehnya, malah menipunya. Ia memang bukan tanpa alasan menolong Ivanna. Ia hanya mengingini gadis itu tinggal bersamanya. Itu sudah cukup bagi Arnold. Bahkan ia tak menghitung atau menagih uang yang sudah diberikannya pada Ivanna.

Ivanna Jhonson POV

Ivanna berjalan dengan terburu seperti orang kesetanan. Ia takut jika Arnold marah padanya, walau sebenarnya ia sangat yakin jika saat ini kemarahan Arnold sudah memuncak. Terlebih panggilan yang entah berapa banyak yang sudah ia lewatkan.

Ivanna menyetop taksi dan langsung masuk kedalamnya. Ivanna memberitahu alamat yang akan ia tuju kepada supir taksi itu. Ivanna merasa keringat dingin sudah mulai menjalar ditubuhnya. Rasa takutnya sekarang bahkan tak sama seperti rasa takutnya seperti ia berhadapan langsung dengan Arnold. Rasa takut disaat tak berhadapan dengan Arnold jauh lebih besar. Tangan Ivanna sedikit bergetar. Bergetar karena rasa takutnya, mungkin.

"Kumohon sedikit lebih cepat, pak." ucapnya semakin takut.

"Sabar, Nona. Jalanan sangat padat hari ini."

Ivanna melirik ke kaca kanan dan kiri. Melihat jalanan yang padat disertai hujan. Rasa takut itu seolah bersatu dengan rintikkan hujan yang turun membasahi bumi.

Pedro tertunduk tak kuasa melihat amarah tuannya itu. Pedro juga tak menyangka jika Ivanna berani menipu Arnold. Dari pagi hingga sore  menjelang malam ia terus mencari Ivanna, atas perintah Arnold. Tapi tak menemukan sama sekali jejak wanita itu.

"Mengapa kau kembali dengan tak ada dia bersamamu?" ucap Arnold sinis.

"Maafkan aku, tuan. Tapi aku sudah mengelilingi seluruh kota Los Angeles, namun tak menemukan jejak Nona Ivanna sama sekali. " balas Arnold masih tertunduk.

"Cari dia sampai ketemu. Atau aku akan menghabisimu, Pedro." Arnold tersenyum masam.

"B-ba..baa..ik..tuan." ucap Pedro terbata dan takut. Jangan sampai ia habis ditangan Arnold, masih banyak tanggungan yang harus dibiayai lelaki setengah paruh baya itu.

Ivanna membayar dengan uang lebih yang tak ia ambil lagi kembaliannya. Ia menarik napas panjang, supaya rasa takutnya sedikit menghilang. Sebenarnya rasa takut Ivanna semakin bertambah karena pesan yang dikirimkan oleh Pedro dengan harapan agar ia tak menipu dan segera kembali menemui Arnold. Ivanna sama sekali tak ada niatan untuk menipu Arnold. Ia hanya pergi sebentar. Mungkin karena ia tak meminta izin yang membuat Arnold marah dan merasa telah ditipu.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now