Chapter 39

17.8K 805 43
                                    

Sebelum baca part ini, jangan lupa tinggalin vote di chapter sebelumyua ya! ☝️

Happy reading!

---------

"Rasanya aku ingin menelannya hidup-hidup!" Carla mengumpat.

Lucas tertawa.

"Tidak pernah ada seorangpun yang berani menolakku! Si brengsek itu memang sangat menyebalkan." Carla meninggikan suaranya lagi.

"Jadi kau benar-benar menginginkannya?" Lucas mengangkat alis.

"Lucas! Jangan membuatku semakin marah." Carla menatap Lucas sinis.

Lucas mengangguk lalu meminum Wiski yang dicampur dengan es. Ia menyesapnya lalu meletakkannya lagi dimeja, "Kalau kau berhasil, kita akan kaya tujuh turunan Carla! Mantanmu itu memang bodoh jika sudah menyangkut tentang percintaan." Lucas tertawa lalu mengalungkan tangannya di bahu Carla.

"Aku juga berpikir begitu. Lihat saja perempuan yang dibawanya kesini itu, tidak bahagia! Si Arnold bodoh itu masih lebih mementingkan ku dibanding perempuan itu!" Carla membalas Lucas dengan tawanya.

"Aku menaruh harapan besar padamu, Carla."

"Aku tahu itu." Carla mengelus punggung tangan Lucas yang melingkar di bahunya.

"Jadi bagaimana caramu kembali?" Lucas sekarang duduk menghadap Carla.

"Ya kembali saja! Aku akan mendatangi mansion nya."

"Bagaimana jika ia mengusirmu?" Tanya Lucas.

"Itu tidak akan terjadi." Carla tersenyum miring.

"Aku tahu Arnold masih sangat mencintaiku. Sampai sekarang ia masih belum bisa melupakanku." Sambungnya lagi.

"Kau yakin?"

Carla menghampiri Lucas lalu duduk diatas pahanya. Ia melingkarkan kedua tangannya di tengkuk leher Lucas lalu mencium rahang tegasnya.

"Jangan khawatirkan aku Lucas. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana." Carla menatap manik mata Lucas lalu tersenyum. Lucas menarik tengkuk Carla lalu melumat bibirnya. Lucas mencium bibirnya bergairah. Ciumannya seolah menuntut lebih. Jujur Lucas tidak suka jika Carla kembali lagi kedalam kehidupan Arnold. Tapi mau bagaimana? Carla melakukannya juga atas perintah Lucas.

-----------

Di sisi lain

"Pakai ini!" Arnold menyodorkan satu gaun malam untuk Ivanna kenakan.

"Untuk apa?" Tanya Ivanna bingung.

"Kau akan menemaniku di acara penting malam ini."

Ivanna mendengus lalu meletakkan novel yang dibacanya tadi diatas nakas.

"Kau bisa mengajak Carla." Balasnya cuek.

"Aku mau kau yang ikut, bukan Carla!" Arnold menatap Ivanna tajam.

"Cih! Semenjak Carla datang, bukannya kau selalu mengajaknya? Kau selalu ada disampingnya dan ia selalu ada disampingmu? Jangan egois, Arnold!" Ivanna menyilangkan kedua tangannya dan membuang wajahnya.

"20 menit lagi aku datang untuk menjemputmu. Jadi bersiaplah." Arnold berlalu dan meninggalkan Ivanna. Bertengkar dengan Ivanna hanya akan membuang-buang waktunya.

Ivanna hanya menatap punggung Arnold yang perlahan menghilang itu dengan perasaan kesal. Apa belum cukup ia merusak harinya dengan Sean? Apa Arnold memang manusia yang tidak memiliki perasaan bersalah? Pertanyaan itu membuat Ivanna semakin kesal.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now