Chapter 20

34.5K 1.3K 115
                                    


Chicago, Illionis, USA

Ivanna dan Arnold melangkahkan kakinya menuruni pesawat pribadi itu. Tampak bawahan Arnold sudah setia menanti kedatangan tuan mereka.

"Aku sangat merindukan tempat ini," ucap Ivanna dengan kebahagiaan yang terpancar jelas di wajahnya.

"Benarkah?" timpal Arnold.

"Tentu saja, aku sangat jarang sekali mengunjungi tempat ini karena pekerjaan yang tidak ada liburnya," balas Ivanna sembari menyusul Arnold yang sudah masuk ke mobil Lamborghini berwarna hitam dengan design mewah dan berkelas.

"Mulai sekarang, lebih seringlah untuk datang kesini," ucapnya sambil menghidupkan mobil yang akan dikemudinya itu.

"Mengapa begitu?" tanya Ivanna.

Arnold menatap Ivanna, "Ya karena ibumu ada disini. Apa kau memang tidak berniat untuk bertemu dengannya?"

Ivanna memukul lengan Arnold, "Kau berkata seenaknya! Jika aku tak berniat untuk bertemu dengan ibuku, untuk apa aku meminta izin hingga memaksamu agar mengizinkanku pergi kesini? Dasar bodoh."

Ivanna menatap lurus kedepan, tiada hari tanpa perdebatan dengan Arnold. Ia merasa sangat jengkel dan kesal jika terus berada didekat pria menyebalkan itu.

"Kau ini sensian sekali, apa kau sedang datang bulan?" tanya Arnold dan sesekali melirik Ivanna.

"Jika ya, apa ada masalah denganmu?" balas Ivanna.

"Tidak, aku hanya menebak saja. Wanita akan sangat sensitif saat mereka sedang menstruasi, bukan?"

"Kau semakin memancing amarahku bodohh! Aku tidak sedang datang bulan. Lebih baik kau diam saja!" Ivanna memukuli lengan Arnold berulang kali hingga ia meringis kesakitan akibat pukulan wanita tempramen itu.

"Kau kuat juga ternyata," ucap Arnold sambil terus mengelus lengan kirinya yang sakit akibat pukulan Ivanna.

"Aku sangat lapar, apa kau tidak bisa mempercepat kemudimu?" tutur gadis itu dan memegang perutnya yang minta diisi dengan segera.

"Jika kau lapar, kita akan berhenti sebentar, supaya kau bisa memakan rumput-rumput segar itu," balas Arnold lalu menunjuk rumput-rumput segar yang terlihat disepanjang perjalanan mereka, Arnold tertawa semakin kuat melihat ekspresi Ivanna.

"Apa kau tidak tau fakta bahwa orang yang sedang lapar akan sangat mudah untuk marah?" ucap Ivanna dan memicingkan matanya menatap Arnold.

"Sepertinya aku lupa akan fakta itu," ucap Arnold ragu.

"Percepatlah kemudimu Arl, jika kau tidak ingin melihat aku marah sekarang, karena aku sangat lapar!"

"Tenanglah, kita akan segera mengisi cacing-cacing yang ada diperutmu itu," balas Arnold sambil tetawa renyah.

---------------------------

Arnold memberhentikan mobilnya tepat di pemesanan makanan cepat saji, "Apa kau mau fast food?" tanya Arnold.

"Ah tidak, kita makan dirumah saja. Aku lebih menyukai masakan ibuku," balas Ivanna cuek.

"Baiklah Nona muda, kau sedang beruntung hari ini karena aku mau menuruti kemauanmu," ucap Arnold jengkel.

"Baguslah, aku harap sikap bossy mu tidak ada hari ini," ucapnya.

"Semoga saja," Arnold melanjutkan perjalanan mereka.

-------------

Udara segar dan pepohonan rindang menghiasi desa kecil yang ada di kota Chicago itu. Senyuman wanita paruh baya menyambut mereka dengan hangatnya. Ia berdiri di pagar depan rumahnya, menunggu Ivanna dan Arnold turun dari mobil mewah yang dibawa oleh mereka.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang