Chapter 10

37.4K 1.6K 11
                                    


Author POV

Ivanna membereskan semua pakaian dan keperluan yang akan dibawanya ke mansion milik Arnold. Mulai dari pakaian sehari-harinya hingga dress yang sering ia gunakan untuk party.

"Akhirnya selesai juga." Ivanna mengusap peluh keringat yang terus mengalir dari keningnya.

Ivanna mengambil ponsel genggamnya yang ia letakkan diatas nakas. Mencari kontak pamannya dan segera menghubungi pria yang senantiasa menjaga ibunya itu.

"Halo, paman?"

"Iya, Anna. Apa kau membawa kabar baik dengan menghubungi paman?" tanya Adam dari sebrang sana.

"Tentu paman. Aku akan datang siang ini ketempat ibu dirawat dan membawa semua biaya yg dibutuhkan." ucap Ivanna girang.

"Itu adalah kabar yang sangat bagus, sayang. Semakin cepat kita bertindak, maka semakin cepat juga ibumu akan  pulih." Adam lega mendengar kabar yang di natikannya dari keponakannya itu.

Adam sempat mengira bahwa Ivanna takkan mampu mengumpulkan dana sebanyak itu. Mungkin setelah Ivanna sampai baru ia akan menanyakan dari mana ia mendapat uang sebanyak itu dalam waktu dua hari.

"Ya sudah kalau begitu, paman. Aku ingin membersihkan tubuhku dan segera pergi. Aku sudah sangat merindukan ibu."

"Baik, Anna. Segeralah berangkat. Ibumu juga sudah sangat merindukan kehadiranmu." Adam penuh harap.

"Aku tau, paman. Tunggu saja kedatanganku." ucapnya lalu memutuskan sambungan telepon.

Ivanna berjalan menuju bathtub yang ada dikamar mandi miliknya. Belum sampai ia melepas semua pakaiannya, ia teringat akan Kevin dan Alexa. Ia sama sekali belum meminta izin dengan atasan dan memberitahu sahabatnya itu.

Ivanna keluar dan mengambil ponsel genggamnya lagi. Ia pertama sekali mengetik nama Kevin dipencarian kontak miliknya dan langsung menghubunginya. "Pagi, pak."

"Iya pagi, Ivanna. Ada apa?" balas Kevin yang sedang sibuk menandatangani setiap berkas yang baru saja diantar dimeja kerjanya.

"Maaf pak, seperti hari ini saya tidak bisa masuk kerja." ucapnya menarik napas panjang.

"Apa kau punya masalah?" Kevin memberhentikan sejenak kegiatannya. Ia penasaran dengan apa yang diucapkan Ivanna.

"Tidak, tidak. Maksudku, aku tidak bisa masuk hari ini karena ingin menjenguk ibuku yang sedang sakit."

"Mengapa baru kau katakan padaku? Seharusnya kau tak perlu lagi meminta izin padaku. Jika ibumu sakit, kau bisa langsung pergi saja
mejenguknya." ucap Kevin panik dari sebrang sana.

Kevin tak pernah melarang pekerjanya untuk libur atau izin jika memang keadaannya sedang tak mendukung. Terlebih lagi jika keluarga dari seorang pekerjanya sedang dalam musibah. 

"Maaf, pak. Sebenarnya aku baru ingat untuk memberitahumu." ucap Ivanna tak enak.

"Aku memakluminya. Terlebih orang sepertimu, Anna." Kevin terkekeh. Ia menganggap Ivanna seperti apa? Pelupa? Gampang lupa? Atau yang lainnya? Kevin tau betul bagaimana sekeretaris pribadinya itu. 

"Baiklah, Anna. Segeralah kau temui ibumu. Mungkin dia sudah sangat merindukanmu." sambung Kevin.

"Baik, pak. Terimakasih." Ivanna memutus sambungan teleponnya. Apa ia juga harus menghubungi Alexa? Tidak. Alexa akan terlalu heboh dan memberikan beribu pertanyaan yang semakin membuang banyak waktu Ivanna. Mungkin lain kali saja ia akan memberitahu sahabatnya itu.

Ivanna kembali lagi melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi. Membersihkan kepala, wajah hingga seluruh tubuhnya dan langsung menuju lemari pakaian miliknya.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang