Chapter 43

17.7K 849 52
                                    

Tinggalin vot dulu ya di chapter sebelumnya! ☝️

Maaf telat 40 menit dari yang dijanjikan, jangan bully aku readers  #pisss ✌️

Happy reading!

--------

Liana membuka pintu kamar Ivanna. Liana diperintahkan Arnold untuk membawakan sarapan untuk Ivanna. Sudah dua hari Ivanna tidak mau keluar dari kamarnya dan selalu menolak makanan yang dibawakan Liana padanya.

Begitu juga Arnold, sejak perdebatan mereka dua hari yang lalu, ia tidak menemui atau bahkan menanyakan kabar Ivanna. Keduanya sama-sama diam dan tidak ada lagi yang berani membahas hal apapun, berjumpa pun tidak.

"Nona makanlah.." Liana meletakkan nampan yang berisikan sarapan pagi untuk Ivanna diatas nakas.

"Hmm.." Ivanna hanya bergumam lalu membalikkan badannya dan menutupnya dengan selimut.

Liana berdiri ditepi ranjang Ivanna lalu menghempaskan napasnya kasar, "Nona, kau belum makan apapun dan ini sudah dua hari."

Ivanna hanya mengangguk lesu.

Liana akhirnya memilih untuk duduk ditepi ranjang Ivanna, "Kau bisa sakit jika tidak makan." Ucapnya lalu mengelus bahu Ivanna dari samping.

Ivanna hanya diam dan tidak menghiraukan Liana.

Tiba-tiba Sean datang dan melenggang masuk ke kamar Ivanna, Liana langsung berdiri dan menunduk menyapa Sean.

"Ivanna, kau tidak mengangkat telepon dariku sejak kemarin." Sean duduk ditepi ranjang Ivanna.

"Maafkan aku Sean, tapi aku sedang tidak enak badan." Ivanna menjawab dengan mata yang masih ia tutup.

Sean menyingkap selimut Ivanna, "Kau sakit?" Sean meletakkan punggung tangannya di dahi Ivanna, "Ya Tuhan, Ivanna! Kau demam." Sean lalu menarik tubuh Ivanna dan menyandarkannya di penyangga tempat tidur.

"Sejak kapan kau sakit? Kau sudah sarapan?" Tanya Sean, Ivanna terduduk lesu sambil sesekali membuka matanya.

"Aku tidak sakit, hanya kelelahan." Ivanna menjawab dengan posisi kepala yang menengadah keatas dan leher yang bersandar di penyangga king size itu.

"Nona Ivanna tidak makan mau makan dan sudah dua hari tuan."

"Apa? Dua hari?" Sean menatap Liana tidak percaya lalu tatapannya beralih pada Ivanna.

"Aku tidak apa-apa, Liana saja yang berlebihan." Ivanna membalas dengan tatapan malasnya.

"Liana, ambilkan air hangat dan handuk kecil."

"Baik tuan." Liana mengangguk kemudian berlalu pergi.

"Kau ini ceroboh sekali. Apa yang membuatmu tidak mau makan? Kau kira penyebab dirimu sakit itu apa? Orang sehat saja jika tidak makan pasti akan sakit. Apalagi kau yang sudah sakit."

Ivanna hanya bergumam dan terus menutup matanya.

Kemudian Sean membuka kelopak mata Ivanna dan menyenternya, lalu membuka mulut Ivanna dan menyenternya juga.

Sean membuang napas kasar, "Duduklah, aku akan menyuapi mu." Sean lalu mengambil piring yang berisi makanan untuk sarapan Ivanna.

Ivanna menggeleng, "Aku tidak mau makan Sean. Setelah kau memasukkan makanan bahkan satu sendok pun, pasti akan berujung di wastafel."

Sean menaikkan sebelah alisnya, "Sudah berapa hari kau begini? Kau memiliki penyakit asam lambung?"

Ivanna menggeleng, "Tidak, tidak pernah."

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now