Chapter 45

17.9K 810 84
                                    

Maaf ya aku ngaret bgt updatenya, soalnya aku lagi sibuk buat cover, cari nama dan target pasar untuk olshop baruku 😅
Makanya kurang fokus buat nulis dari kemarin, maap ya ✌️

Tinggalin vote dan komentar dulu ya di chapter sebelumnya ☝️

Jaga kesehatan dan cari kegiatan yang berguna selama #dirumahaja ya!

Happy reading!

-------

"Kau harus selalu memberi kabar padaku. Aku tidak mau hal buruk terjadi padamu," ucap Sean lembut sambil memegang bahu Ivanna.

Ivanna mengulum senyumnya, "Ternyata kau tidak ada bedanya dengan Arnold." Ivanna terkekeh pelan.

Sean tersenyum melihat Ivanna yang begitu menggemaskan baginya. Sungguh, saat ini Sean sangat ingin Ivanna tahu kalau dirinya ingin sekali berada di depannya dalam keadaan apapun. Ingin melindunginya dan menjaganya setiap waktu.

Tapi apa daya, jika Ivanna sendiri menolak ajakannya untuk kembali pulang? Ivanna lebih memilih berdua dengan Arnold, menetap di mansion ini dengan pria brengsek yang tidak memiliki hati itu.

Sean takut kalau Ivanna akan menjadi target kemarahan Carla. Mengingat jahatnya mulut dan kelakuan wanita berambut pirang itu.

Sean tidak yakin 100% kalau Arnold akan bisa menjaga dan membahagiakan Ivanna, tapi dilihat dari sikapnya, sepertinya Sean masih bisa memberikan 75% kepercayaan itu untuk Arnold.

"Jika kau masih ingin berubah pikiran untuk ikut pulang denganku, aku akan cari cara untuk membawamu keluar dari tempat ini," Sean menatap mata Ivanna lekat.

Ivanna mengelus punggung tangan Sean, "Percayalah, aku akan baik-baik saja disini." Ucapnya lembut lalu tersenyum.

Sean mendengus pasrah, "Kau memang keras kepala."

Sean terkekeh lalu mengusap rambut Ivanna. Ivanna tertawa melihat Sean yang akhirnya pasrah untuk mengajaknya pulang.

"Kalau begitu, aku pergi." Sean berjalan keluar meninggalkan Ivanna, belum sampai ia diambang pintu, Sean menoleh lagi lalu menghampiri Ivanna,

"Eum..." Sean menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ada lagi yang ingin kau katakan?" Tanya Ivanna.

Sean tersenyum lalu menunjuk ke arah jendela kamar Ivanna. Ivanna menoleh kebelakang, lalu dengan cepat Sean mencium pipi Ivanna.

Ivanna yang menyadari dirinya ditipu lalu membalikkan badannya, "Sean!"

Ivanna mengerucutkan bibirnya lalu mengusap pipinya berulang kali. Tidak suka karena yang menciumnya Sean, bukan Arnold.

"Pergi! Pergi! Aku membencimu!" Ivanna mendorong Sean keluar dari kamarnya.

Sean yang melihat kemarahan Ivanna langsung gugup dan berusaha meminta maaf, tapi Ivanna tidak terima dan langsung menutup pintu kamarnya.

Ivanna mengunci pintu kamarnya, sedangkan Sean berdiri didepan pintu kamar Ivanna sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Ivanna.

"Ivanna, maafkan aku. Kumohon, maafkan aku." Sean menyandarkan kepalanya di pintu kamar Ivanna.

"Tidak! Pergi!" Ivanna memegang dadanya yang terasa memburu. Emosinya begitu cepat sekali naik.

Ivanna duduk ditepi ranjang, lalu ia mengambil gelas yang berisi air putih dan meminumnya hingga tandas. Kemudian Ivanna mengelap bibirnya dengan punggung tangannya secara kasar.

"Baiklah, jika kau sudah tidak marah, beritahu aku."

Ivanna terdiam.

"Aku pergi.." Sean pergi meninggalkan kamar Ivanna dengan perasaan bersalah. Ia salah karena berbuat hal yang tidak disukai Ivanna. Dan Sean sangat menyesal.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang