Chapter 48

21.5K 710 68
                                    

Jangan lupa vote chapter sebelumnya ya☝️

Happy reading!
----------
Carla berjalan keluar dari lift, ia tertawa sambil berbicara dengan seseorang melalui telepon.

"Aku baik-baik saja, Lucas. Tapi jika kau ada disini, mungkin aku akan lebih baik lagi," ucap Carla lalu tertawa girang.

Carla berjalan menuju dapur lalu seketika ia terdiam saat melihat Ivanna duduk manis sambil menikmati sarapannya di meja makan.

"Lucas.. ada hal yang harus ku urus, aku akan mengabarimu nanti." Ucap Carla lalu mematikan sambungan teleponnya.

Carla berdeham lalu mengambil posisi duduk di samping Ivanna. Ivanna melirik Carla dari ekor matanya, lalu berpindah kursi tanpa melihatnya, agar tak berdekatan dengannya.

Carla merasa diremehkan oleh Ivanna, ia menghembuskan napasnya kasar, berusaha meredam kekesalannya.

Carla berpindah di kursi kosong yang ada di sampingnya-kursi yang Ivanna duduki tadi, tapi begitu juga dengan Ivanna, ia berpindah lagi di kursi yang ada di sampingnya.

"Cukup!" Carla mendengus.

Ivanna tetap acuh lalu kembali melanjutkan sarapannya tanpa mempedulikan Carla.

"Aku ingin minta maaf." Carla mulai berbicara.

Ivanna tetap tidak bergeming, ia seolah menganggap bahwa Carla sedang tidak ada dihadapannya saat ini.

"Ivanna!" Bentak Carla karena Ivanna tidak menghiraukannya.

Ivanna mendongakkan kepalanya, ia menatap Carla sekilas lalu melanjutkan sarapannya lagi.

"Hei! Apa kau mendengarku?!" Carla berdiri dan memukul meja makan itu dengan kuat.

Ivanna pun akhirnya mengarahkan pandangannya dan menatap Carla tidak suka.

"Aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba berbicara dan meminta maaf padaku." Ucap Ivanna dengan sorot mata malas.

Carla mendengus lalu ia duduk kembali, "Jika sejak tadi kau bisa di ajak bicara dengan baik, mungkin aku tidak akan sekesal ini."

Ivanna tersenyum sinis, "Carla, hentikan omong kosong mu! Katakan, apa yang kau mau sebenarnya?!"

"Ivanna, aku hanya ingin berdamai denganmu. Lupakan permusuhan yang ada di antara kita." Carla tersenyum manis.

Ivanna berdiri dari kursinya, "Apa kau tahu? Bahwa iblis tidak pernah berkata baik jika tidak ada yang dia inginkan."

Ivanna berlalu pergi meninggalkan Carla. Carla hanya terperangah dan mulutnya terbuka lebar, tidak percaya bahwa Ivanna bisa berkata seperti itu.

Carla menyusul Ivanna sebelum ia masuk kedalam lift dan menarik pergelangan tangannya.

"Lepaskan!" Ivanna menghempaskan tangan Carla dari pergelangan tangannya.

Carla mendekatkan wajahnya dengan wajah Ivanna,

"Berbuat baiklah selagi aku masih bisa bersikap baik padamu." Carla mengeluarkan amplop putih dari kantong jaketnya.

Ivanna tersenyum sinis, "Sudah ku tebak?"

Carla menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya, "Kau tahu ini apa?"

Ivanna acuh dan memalingkan wajahnya.

"Come on, Ivanna.. aku yakin kau akan menyesal jika tahu kertas apa yang ada di dalam amplop ini." Carla menggenggam pucuk amplop itu.

Tapi Ivanna tetap tidak peduli dengan amplop yang dibawa oleh Carla. Ivanna melipat kedua tangannya di dada lalu menatap jengah wanita sialan yang ada dihadapannya saat ini.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now