Chapter 41

17.4K 809 24
                                    

Jangan lupa tinggalin vote untuk chapter sebelumnya dulu ya ☝️

Happy reading!

----------

Ivanna merapikan tempat tidurnya. Hari ini ia bangun kesiangan karena asik membaca novel kesayangannya, hingga membuatnya tidur subuh pagi.

Kemudian Ivanna menyingkapkan tirai jendela dan membuat cahaya matahari masuk kedalam kamarnya. Rasanya Ivanna tidur sangat puas walaupun ia bangun kesiangan.

Tumben sekali Arnold tidak mengusik tidurnya. Biasanya Arnold sudah masuk ke dalam kamar Ivanna seperti alarm pagi hari dan membangunkannya.

Ivanna berdiri menghadap jendela kamarnya lalu merentangkan kedua tangannya ke atas. Lalu memajukan badannya ke depan dan ke belakang , ia meregangkan badannya yang terasa kaku.

Ivanna kemudian masuk ke dalam kamar mandi, ia membuka semua pakaiannya lalu menghidupkan shower. Ivanna membersihkan rambut dengan shampo kesukaannya lalu membersihkan seluruh tubuhnya dengan body wash yang sudah menjadi busa di bath spons nya.

------

30 menit kemudian Ivanna keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang membalut tubuhnya dan handuk yang melilit di kepalanya.

Ia menuju walk in closet dan mencari pakaian yang akan ia kenakan hari ini. Ivanna memilih fine-knit sweater lengan panjang berwarna broken white, V-neck with dropped shoulders serta celana pendek corduroy berwarna cokelat.

Lalu Ivanna duduk di meja rias dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Setelah selesai, ia memoles wajahnya dengan make-up hingga menimbulkan kesan flawless, tapi tidak menghilangkan sedikitpun kecantikan alaminya.

Ivanna menggantungkan bathrobe dan handuk yang ia kenakan tadi. Ia keluar dari kamarnya dan masuk kedalam lift untuk turun kelantai satu.

Dalam hati sebenarnya Ivanna merasa ada yang aneh, aneh karena sejak tadi ia tidak melihat Arnold yang biasanya selalu mengganggu harinya.

Tingg..

Ivanna keluar dari lift dan langsung menuju dapur. Ia terlonjak kaget melihat seorang pelayan datang menyapanya, padahal tadi Ivanna tidak melihatnya.

"Selamat siang nona," sapa pelayan itu dengan ramah dan sedikit menundukkan badannya.

Ivanna mengangguk, "S-siang.." jawabnya kaku. Ivanna tidak bisa menyembunyikan keheranannya akan kehadiran pelayan yang ada dihadapannya saat ini.

"Arnold dimana? Dan...bukannya semua pelayan ditempat ini diliburkan olehnya?" Ucap Ivanna bingung melihat para pelayan yang lalu lalang dihadapannya dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Pelayan itu tersenyum, "Benar nona.. Tapi tuan Arnold sudah memberi perintah agar semua pelayan di mansion ini aktif lagi bekerja."

Ivanna masih tersenyum kikuk, "Dan Arnold?" Tanya Ivanna.

"Ah ya.. tuan Arnold sudah pergi sejak tadi pagi. Ia hanya berpesan agar melayanimu dengan baik nona."

Ivanna mengernyitkan dahinya, "Tidak memberitahu kemana ia pergi?" Tanya Ivanna penasaran.

Pelayan itu tersenyum lembut, "Nona.. tuan Arnold tidak pernah memberitahu kemana ia akan pergi dan itu juga tidak boleh kami tanyakan walau kami ingin tahu."

"Baiklah.."

"Ada yang bisa ku bantu nona Ivanna?" Tawar pelayan itu ramah.

Ivanna menggeleng, "Tidak perlu.." jeda Ivanna mengingat nama pelayan itu.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now