Part 3

27.2K 1.8K 16
                                    

Buat para reader kalau misalnya masih belum pengen buat kasi vote karena menurut kalian cerita ini masih kurang bagus🤔 tetap di baca yahh!!🙏🙏

Salam membaca dari author😉

Hao Zi's POV

Sekarang ini aku tengah duduk di pondok kecil tempat bersantai yang istilah sekarangnya gazebo, disini aku ditemani buku-buku yang aku tulis sendiri.

Namun dari tadi ada yang menggangguku, Su Nyang sejak tadi lalu lalang di hadapanku sepertinya dia sangat sibuk karena rasa penasaran yang mengalahkanku, ku putuskan untuk bertanya.

"Su mau kemana kau? Dari tadi kau berjalan datang kemudian pergi lagi" tanyaku yang membuat langkahnya berhenti.

"Apa kau tidak tau hari ini Guru akan pergi ke desa tetangga untuk menemui saudara seperguruannya dan Tyan Ying akan ikut bersamanya" jelasnya kepadaku.

"Pergi kenapa aku tidak tau?" Su Nyang hanya menggelengkan kepalanya yang artinya dia juga tidak tau.

Ku langkahkan kaki untuk menemui paman Lueng aku ingin menanyakan kenapa aku tidak di beritahu tentang kepergiannya.

"Paman kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau mau pergi" teriakku yang sontak membuatnya kaget.

"Kau mengagetkanku Hao Zi!!" Tegas paman karena ulahku.

"Kau tau kalau kami memberitahumu kamu pasti akan meminta untuk ikut, dan kalau kau ikut siapa yang akan menjaga perguruan? dasar bodoh begitu saja tidak tau!!" Kali bukan paman yang mengucapkannya melaikan Tyan Ying.

"Tyan Ying benar lagian kami hanya sebentar mungkin 2 atau 3 hari, jadi aku harap gadis kecil ini mau menurut" tangan paman kini membelai pipiku.

"Paman berhenti memanggilku gadis kecil aku sudah besar!! Lagian aku tidak akan ikut" aku berbohong sebenarnya aku sangat ingin ikut tapi aku menjaga harga diriku di depan Tyan Ying karena kalau aku mengatakan akan ikut dia pasti akan mencemohku.

"Bagus lah gadis kecil"

"Hei!! kau berhenti memanggilku gadis kecil aku sudah besar!" seketika tawa mereka pecah melihat ekspresiku.

"Dengar Hao Zi seperti katamu kau sudah besar jadi aku ingin kau menjaga semuanya mengerti!!" Perintah paman kepadaku.

"Aku mengerti paman, kau tidak perlu khawatir semua akan aman aku janji" sambil menaikkan jari kelingkingku.

Rasanya berat merelakan mereka pergi, sekarang hanya ada aku dan Su Nyang di malam ini, kuputuskan untuk menemaninya tidur.

"Su apa kau sangat mencintai Tyan Ying?" Mungkin pertanyaanku ini sudah sering terdengar olehnya.

"Emm sangat aku berharap di kehidupan selanjutnya Tuhan tetap mempertemukanku dengannya" jawab Su dengan tubuh yang dimiringkan menghadap padaku.

"Aku harap kalian akan berbahagia!!"

"Tentu saja dan sebaiknya kau tidur aku sudah mengantuk dan aku rasa aku akan bermimpi bersama Tyan Ying" ucapnya dengan wajah yang berseri membayankan hal itu terjadi.

"Apa semua orang yang jatuh cinta seperti itu, kalau begitu aku rasa akan bermimpi bertemu pria tampan" mataku mulai terpejam sebagai pertanda aku sudah akan tidur.

###___

Pagi hari yang sangat indah dengan para murid yang lalu lalang mempersiapkan diri mereka untuk latihan, tapi tidak banyak karena aku yakin sebagian dari mereka sedang bermalas-malasan mengingat Tyan Ying dan Paman Lueng tidak ada.

Dari pagi sampai sore aku hanya melihat para murid yang berlatih pedang tidak ada kegiatan yang berarti, hingga aku memutuskan untuk kembali ke kamarku.

Hari mulai hampir malam dan tiba-tiba Su Nyang menerobos kamarku dengan nafas yang tidak beraturan.

"Kau kenapa Su?" Tanyaku khawatir.

"Hao Zi kita di serang selompok orang yang bertopeng tiba-tiba muncul menyerang kita, mereka sangat banyak"

Seketika tubuhku melemah mendengar apa yang barusan Su Nyang katakan.

"Bagaimana ini Tyan Ying, Guru tidak ada kita tidak mungkin menghadapi mereka?" Tanya Su Nyang yang semakin khwatir.

"Tidak ada jalan lain kita harus menghadapi mereka!" Setelah mengatakan hal itu aku kemudian bergegas mengambil pedangku, belati kecil yang ku sematkan di kaki tusuk rambut beracun sebagai persiapan.

Di luar terdengar suara dentingan pedang saling beradu yang berarti pertarungan sedang terjadi.

Jumlah mereka benar-benar banyak kami kalah dalam jumlah beberapa mayat pun tergeletak dipenuhi darah tak terkecuali mayat dari murid-murid perguruan ini sendiri.

Satu persatu dari mereka aku taklukka, sakarang padang ku benar penuh dengan darah.

Aku dan Su Nyang kini terpisah aku benar-benar tidak tau dia dimana, yang takutkan adalah bagaimana jika ia terluka.

Mereka benar-benar tidak ada habisnya mereka sangat banyak entah apa yang menjadi tujuan mereka menyerang yang penting sekarang aku harus mencari Su Nyang.

Lama mencari dan tidak menemukan apa-apa Su Nyang benar-benar hilang, aku kehilangan dia! aku menyadari ada seseorang yang mendekat ku balikkan badanku dan ku ayunkan pedang ku tepat mengenai dadanya dan darah pun bercucuran kemana.

"Awas!!" Teriakku kemudian melempar tusuk rambut beracunku yang langsung mengenai punggu pria itu.

"Terima kasih nona?"

Sekarang keadaan perguruan benar-benar kacau di tambah lagi aku sudah sangat lelah, tenagaku hampir habis pertarungan ini sangatlah melelahkan.

Hinggah sebuah pedang mengenai pergelangan tanganku darah keluar bercucuran dan tunggu ini bukan hanya sekedar sayatan pedang ini obat bius.

Aku merasakan tubuhku semakin melemah dan kemudian selanjutnya semua menjadi gelap.

###___

Author's POV

Paman Lueng dan Tyan Ying telah kembali dari perjalan dan betapa terkejutnya mereka mendapati perguruan telah hancur dengan mayat dimana-mana.

"Ayah apa yang terjadi di sini semuanya hancur Su Nyang dimana dia" ucap Tyan Ying yang berlari untuk mencari Su Nyang namun hasilnya nihil.

Di dapatinya seorang palayan yang masih bernyawa di dapur dengan luka tebas di tangannya lukanya tidak terlalu parah namun keadaannya sangat lemah.

Dibawahnya pelayan itu untuk di obati bersama sang ayah sambil menunggu pelayan itu sadar dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi disini.

Tidak lama mata pelayan itu mulai terbuka secara perlahan, Tyan Ying kemudian mendekat diikuti Paman Lueng.

"Apa yang terjadi disini mana Hao Zi dan Su Nyang" tanya tampa sabaran.

"Nceekk kau ini dia baru sadar Tyan Ying!! bagaimana keadaanmu?" Tanyan paman Lueng pada pelayan itu.

"Saya sudah mendingan tuan, kemarin malam kami diserang oleh sekelompok orang yang bertopeng, hamba tidak tau siapa mereka yang jelas mereka membawa nona Hao Zi dan Su Nyang dia menghilang tuan" mendengar apa yang dikatakan si pelayan membuat darah Tyan Ying mendidih namun segera di tenangkan oleh paman Lueng

Mereka keluar meninggalkan si pelayan untuk beristirahat Tyan Ying kemudian memungut beberapa anah panah sisa pertarungan dengan sebuah pedang.

"Ini milik prajurut istana" papar Paman Lueng membuat Tyan Ying terkaget

"Prajurit mengapa mereka..." ingatan Tyan Ying memutar kembali percakapannya dengan Hao Zi.

"Menurutku dia pasti berpengaruh kau lihat kemarin bahkan sepertinya mereka sangat menghormatinya apa mungkin dia raja"

"Tidak mungkin kenapa raja ada di pasar? Dan seandainya dia memang raja pasti aku tidak akan berdiri di sini sampai hari ini"

******

Hai para reader😀 author pengen ngucapin teriama kasih buat yang sudah setia membaca MY PERFECT EMPRESS😀

My Perfect Empress Where stories live. Discover now