Part 26

17.5K 1K 5
                                    

Aku agak lalot yah updatenya tapi sabar yah reader's walau lama tapi akan tetap jalan jadi jangan bosan.

Salam membaca dari author😉.

Panglima Feng yang diperintahkan untuk menyelidiki tentang penyerangan beberapa malam lalu yang membuat Hao Zi harus kehilangan ayahnya.

Hal inilah yang membuat Hao Zi hampir menggila bahkan jarang untuk makan itu membuat raja murka, ia berniat akan menghukum para pembrotak itu.

Ditempat ini tengah duduk kaisar Hwang, Hao Zi dan Panglima Feng yang akan melaporkan hasil penyelidikannya.

"Jadi bagaimana?" Tanya raja dingin.

"Setelah dilakukan penyelidikan penyerangan ini murni sebuah pembrontakan tidak ada unsur konsfirasi dari pihak lain" jelas Panglima Feng.

"Dan juga ada enam orang berhasil kami tangkap mereka masih hidup hukuman apa yang akan yang mulia berikan" sambung panglima Feng.

"Yang mulia izinkan aku mengambil keputusan tentang hukuman mereka" potong Hao Zi dingin dengan tatapan tajamnya.

Kaisar dan Panglima Feng hanya mampu menatap Hao Zi resa, ada sedikit rasa khawatir di benak raja ia menghawatirkan istrinya yang tengah hamil.

Sekarang ini tengah berdiri dengan tatapan tajam nan menusuk Hao Zi dengan amarah yang terkubur dalam dirinya meminta di keluarkan, seandainya saja dia tidak mengingat bahwa dirinya sedang hamil mungkin dia sendiri yang akan turun tangan menghukum mereka.

Raja dengan setia mendampingi Hao Zi proses eksekusi akan di lakukan di saksikan oleh para penghuni istana.

Hao Zi telah memberikan keputusannya pertama tangan dan kaki mereka akan di potong kemudian diberi cambukan 1000 kali lalu mereka akan dikurung dalam waktu yang lama tidak boleh diberi makan sampai mereka mati.

Niat Hao Zi ingin mereka merasakan penderitaan yang setimpal, Hao Zi tidak mau jika mereka mati begitu saja.

Semua orang memandang Hao Zi takut ini adalah wujud dari Hao Zi sebenarnya sangat mengerikan dan tampa ampun sangat mirip dengan Raja Hwang mereka berdua memang pasangan serasi.

###___

Raja Hwang berjalan menelusuri istana berniat menemui Hao Zi dikamarnya namun ia malah bertemu dengan Selir Paw.

"Hormat saya yang mulia" Selir Paw menunduk memberi hormat.

"Bagaimana keadaan Ratu yang mulia?" Tanya Selir Paw berusaha menarik perhatian raja.

"Aku akan menemuinya kenapa kau tidak ikut saja" jawab raja ketus.

Mereka berjalan beriringan namun Selir Paw kali ini tidak melingkarkan tangan seperti biasanya.

Raja memasuki kamar Hao Zi diekori Selir Paw, sedangkan Hao Zi menatap mereka bingung tidak biasanya Raja bersama Selir Paw.

Senyum terpancar di wajah Hao Zi saat raja mengecup keningnya singkat didepan Selir Paw, melihat itu membuat darahnya mendidih.

"Apa kabar yang mulia ratu?" sapa Selir Paw kepada Hao Zi pura-pura ramah seakan melupakan hal yang pernah ia lakukan padanya namun tidak dengan Hao Zi yang masih menyimpan dendam.

"Baik, seperti yang kamu lihat" jawab Hao Zi ketus yang masih sibuk dengan bukunya.

"Karena aku sudah melihat keadaan anda sebaiknya saya kembali" ucap Selir Paw kemudian menunduk meninggalkan Hao Zi dan Kaisar Hwang dengan keadaan kesal.

"Kenapa anda bersama dengannya?" Tanya Hao Zi ketus memandang tajam ke arah raja.

"Kau cemburu?" Jawab raja kembali bertanya.

"Aku cemburu hah, dengar yang mulia aku tidak cemburu hanya karena hal seperti itu hemm" ketus Hao Zi membuang muka.

Raja maraih wajah Hao Zi kemudian mencium bibirnya, ciuman yang cukup memabukkan hingga mampu membuat Hao Zi melupakan amarahnya.

Hao Zi memicingkan mata menatap raja kesal namun raja hanya terkekeh seraya memeluk tubuh Hao Zi sedangkan dalam diam Hao Zi tertawa bahagia.

###___

Selama Hao Zi hamil perasaan dan emosinya turun naik kadang marah beberapa lama akan kembali bermanja pada kaisar Hwang.

Raja sedang berbaring di kamar tentu saja dengan Hao Zi yang tengah terpejam berbantal lengan kekar raja, raja hanya memandang Hao Zi sambil terkekeh melihat Hao Zi yang sekali-kali mendengkur kecil.

Sesekali raja memencet hidung Hao Zi membuat Hao Zi menggeleng kepala tapi tetap tidak terbangun.

"Kenapa dia susah sekali bangun, apa dia harus dicium dulu" ucap raja sengaja karena dia tau kalau Hao Zi tidak tidur terlihat dari matanya, walau tertutup tapi bola matanya tetap bergerak ke samping kanan dan kiri secara bergantian ia juga dapat melihat kelopak mata Hao Zi yang terus bergerak seakan ingin mengintip.

Sebuah seringai jahil terpasang di wajah tampan sang raja direbahkannya posisi tubuhnya menghadap Hao Zi dan tangan nakalnya mulai membelai leher Hao Zi turun ke dada Hao Zi melewati pakaian Hao Zi.

Raja berusaha agar tidak mengeluarkan suara ia dapat melihat tangan Hao Zi yang mengepal menahan sensasi dari tubuhnya.

Akhirnya Hao Zi mengakuh kalah dalam pertarungan ini, ia segera memegang tangan raja yang hampir menggapai dadanya.

"Yang mulia apa yang kau lakukan" pekik Hao Zi sambil melotot ke Raja.

"Hahaha...ternyata benar kau tidak tidur, kau tidak bisa menipuku Hao Zi" Hao Zi cemberut mendengat perkataan raja.

"Kenapa kau membangunkanku?" Ketus Hao Zi dengan wajah cemberut.

"Aku ingin jalan-jalan denganmu"

"Tidak aku tidak berminat"

"Kenapa?" Tanya raja bingung.

"Apa kau tidak melihat keadaan tubuhku yang sudah membesar aku tidak mau keluar seperti ini"

Raja memutar mata melas "siapa bilang kau besar tubuhmu sangat indah"

"Jangan membohongiku yang mulia"

"Sebenarnya kau ini ingin apa di bilang tubuh bagus tidak mau, baiklah kamu gemuk dan besar! Puas!"

"Yang mulia kau jangan menghinaku apa kau lupa siapa yang membuatku seperti ini? karena andalah tubuh saya seperti ini" bukannya marah raja malah tertawa terbahak-bahak.

Sekali lagi raja mencubit gemas pipi Hao Zi yang meringis, akhirnya Hao Zi menurut ia keluar didampingin raja.

Selama berjalan dengan Hao Zi tangan raja tidak pernah terlepas dari tangan Hao Zi seperti seseorang yang ingin menyeberang.

Setiap pelayan yang melihat mereka tersenyum menyaksikan kedekatan raja dan ratu mereka, Langkah mereka terhenti di dekat kolam teratai kolam yang merupakan tempat kesukaan raja.

"Kau suka?" Tanya raja masih memegang tangan Hao Zi erat.

Hao Zi menatap raja dengan mata berbianar "sangat! Anda tau sekarang aku merasa hidupku sangat bahagia, itu semua berkat anda yang mulia"

Raja menarik tengkuk Hao Zi mendekatkan wajah mereka dan menyambut bibir Hao Zi dengan cepat.

Tangan Hao Zi memgalung indah di tengkuk raja membalas ciuman raja dengan lihai.

"Tidak justru aku lah yang merasa bahagia karena adanya dirimu" ucap raja disela ciuman mereka.

Hao Zi kembali melumat bibir raja dengan penuh gairah membuat mereka melupakan sekitarnya serasa hanya mereka yang ada disini hanya ditemani dengan kebahagiaan.

********
Ngak tau kenapa author ngerasa kalau part ini rasa ending tapi ngak tau kalau para readers, somoga suka yahh...

Terima Kasih😘.

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang