Part 35

15K 874 4
                                    

Maaf banget yahh readers aku updatenya lamaaaaaaa banget, soalnya pikiran aku bener-bener lagi terbagi kemana-mana jadi mohon dukungannya yah semua!!

Salam membaca dari author😉.

Sinar matahari yang menyilaukan mata membuat Hao Zi terbangun mendapati wajah raja Hwang yang sedang tertidur pulas dan begitu nyaman.

Jari-jari lentik Hao Zi bergerak menelusuri setiap bagian wajah raja  mulai dari mata hingga bagian yang paling Hao Zi suka yaitu rahang raja.

Rasa sakir di kepala Hao Zi begitu terasa hingga ia memilih untuk bangun, Hao Zi mengamati sekelilingnya tidak ada yang berubah.

Hao Zi bergerak cepat berjalan keluar dari kamarnya untuk ke kamar para pangeran kecil yang amat dirindukannya.

Melihat para pangeran yang masih tertidur pulas seperti ayahnya, membuat senyum terpancar di wajah cantik ibu dua anak satu kali melahirkan itu.

"Yang mulia" panggilan dari Mei membuat Hao Zi berbalik.

"Oh...Mei kemarilah aku merindukanmu!" Mei hanya tersenyum melihat tingkah Hao Zi.

"Yah Tuhan! kenapa wajah anda jadi seperti ini?" Ucap Mei sambil memerhatikan wajah cantik Hao Zi yang penuh luka goresan kecil.

"Apa sangat parah, apa raja akan tetap menyukaiku dengan wajah seperti ini, atau bagaimana penampilanku sekarang??"

"Lagi...kebiasaan anda bertanya tidak pernah berubah yang mulia" penegasan dari Mei ini sontak membuat mereka tertawa sampai membangunkan salah satu pangeran.

Tangan Hao Zi bergerak menggedong Pangeran Ryu, pangeran tertua namun paling sering menangis, lain dengan Pangeran Yun yang adik namun jarang menangis.

"Anda tau yang mulia, Pangeran Ryu sangat cengeng dia terus saja menangis saat anda pergi" Hao Zi tertawa geli saat mendengarkan penjelasan Mei.

"Benarkah, lalu siapa yang selalu menenangkannya?"

"Hanya Raja! Hanya beliau yang sanggup membuat Pangeran Ryu terdiam" jawab Mei dengan cepat, membuat Hao Zi kembali tersenyum.

"Aku harap dia akan jadi pangeran yang bijak, pintar, berani, tidak serpeti ayahnya yang bodoh dan menyebalkan!"

"Jadi aku bodoh dan menyebalkan!" Suara berat tapi merdu itu membuat Mei dan Hao Zi berbalik.

Mereka kaget saat melihat Kaisar Hwang tengah berdiri dengan raut wajah yang terlihat kesal, tidak mau terkena batunya Mei memilih kabur bahkan tidak menghiraukan Hao Zi yang memanggilnya.

Hao Zi berdiri, berpura-pura hendak menyusul Mei namun langkahnya dihalangi si raja tampan dari negeri Ming.

"Mau lari kemana kau?" Tanya Raja dengan seringai jahilnya.

"Ti..tidak ada!"

"Bohong! Duduk aku mau bicara" perintah raja dingin dengan wajah yang serius membuat Hao Zi sedikit ketakutan.

Pangeran Ryu masih dalam dekapan Hao Zi yang tengah terduduk diatas tempat tidur, disampingnya juga tengah terduduk raja Hwang.

Raja mengambil pangeran Ryu meletakkannya di sebelah pangeran Yun yang masih tertidur, entah mengapa pangeran Ryu sangat menurut dengan raja.

"Hao Zi...bagaimana dengan Selir Paw? hukuman apa yang kau inginkan" pertanyaan raja mampu membuat wajah Hao Zi berubah menjadi datar, ia kembali mengingat apa dan bagaimana Selir Paw menyiksa dirinya.

Tampa sadar beberapa tetes air mata lolos dari mata Hao Zi yang tampak sedang menahan kesedihannya, bahkan sangat terlihat bahwa ia tengah menaham iblis dalam dirinya agar tidak keluar.

"Aku tidak tau yang mulia hukuman apa yang pantas untuk wanita jahat itu, dia yang telah merenggut nyawa ayahku!" Akhirnya tangis Hao Zi pecah dan disambut oleh pelukan hangat dari raja Hwang.

"Kalau begitu biarkan aku yang bertindak, kuharap kau tidak keberatan" Hao Zi hanya mengangguk paham dengan penjelasan raja.

********

Didalam sebuah penjara sedang duduk dengan wajah panik seorang wanita yang tak lain adalah Selir Paw, tangan dan kakinya masih terikat dengan sempurna.

Penampilannya tidak kalah buruk  dari penampilan Hao Zi saat ia disiksa, Selir Paw mendongak saat merasakan kedatangan seseorang yang datang.

Selir Paw menatap datar Hao Zi yang sedang berdiri penuh kemenangan, Hao Zi merendahkan tubuhnya untuk mensejajarkan pandangannya dengan Selir Paw.

Selir Paw membuang muka tidak ingin menatap wajah Hao Zi, Hao Zi hanya tersenyum miring melihat Selir Paw.

"Sekarang aku akan membuktikan perkataanku!"

Mendengar perkataannya membuat Selir Paw menatap Hao Zi dengan marah, tangannya mengepal, giginya gemetar menahan amarahnya.

"Bagaimana rasanya berada disini kuharap kau menyukainya! Sekarang kita impas" Hao Zi berdiri hendak pergi namun terhenti.

"Tapi hutangmu dengan ayah dan para pangeran belum terbayarkan, untuk yang satu itu raja yang akan menagihmu" Hao Zi manatap Selir Paw puas sebelum betanjak, Selir Paw hanya menatap Hao Zi dengan amarah yang tertahankan.

Hao Zi berjalan menuju ke area latihan dimana disana terdapat raja  dan panglima Feng yang sedang latihan, Mei tersenyum saat melihat Hao Zi berjalan menuju ke arahnya.

Ditengah-tengah lapangan itu sedang beradu pedang raja dengan panglima Feng, seulas senyum terlihat dari wajah cantik Hao Zi, dengan langkah sedang ia mengambil sebuah pedang kemudian melompat dan dalam hitungan detik ia sudah berdiri ditengah lapangan.

"Izinkan saya bergabung!"

Raja Hwang dan Panglima Feng kemudian menghentikan pertarungan mereka dan menatap Hao Zi bingung.

"Baik! tapi apa taruhannya" ucap raja dengan nada menantang.

"Aku akan mengabulkan semua permintaan anda!" Mendengar hal itu membuat raja Hwang menyeringai penuh kemenangan.

Mereka berdua bersiap dalam posisi, dalam sekejap dentingan suara khas orang bertarung sudah terdengar.

Cukup lama pertarungan itu terjadi dan belum ada tanda siapa yang akan kalah, dalam pertarungan ini Hao Zi sedikit kewalahan karena sekarang raja sedang memakai pakaian tempur  jadi memudahkannya bergerak, tidak seperti di padang dulu yang menggunakan jubah sehingga sulit untuk bergerak jadi memudahkan Hao Zi untuk menang.

Gerakan dan serangan Hao Zi terhenti saat mata pedang raja sudah tertuju tepat dilehernya yang berarti ia kalah.

Raja tersenyum puas sedangkan Hao Zi hanya membuang nafas berat.

********
Sedikit gaje yahh readers?? Maaf soalnya ide lagi benar-benar mampet, jadi author bikin yang seadanya dulu mohon dimaklumin yahh.

Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Donde viven las historias. Descúbrelo ahora