Part 22

20.3K 1.1K 1
                                    

Hai lagi readers maaf yahh🙏 lama baru update tapi banyakkan jadi jangan marah yahh Readers🙅 tetap setia baca cerita ini yah.

Salam membaca dari author😉.

Kaisar POV

Kehadiran dirinya dalam kehidupanku telah mengubah banyak diriku aku yang dulu dan aku yang sekarang.

Tidak pernah tersirat di pikiranku bahwa wanita itu ingin hidup denganku mengingat kebenciannya padaku.

Sejak malam itu aku tidak pernah lagi tidur sendirian setiap malam dia menemaniku bahkan aku harus memaksanya saat dia enggan.

Ku langkahkan kaki ini menuju ke kediaman Hao Zi wanita sangat kucintai sekaligus ratuku itu.

Dia sedang duduk membaca saking seriusnya dia tidak menyadari kehadiranku, beberapa pelayan yang melihatku menunduk hormat segera ku beri mereka isyarat untuk diam dan pergi, mereka hanya tersenyum lantas pergi meninggalkan aku dan Hao Zi yang masih serius membaca.

Aku mulai menghampiri Hao Zi dengan langkah yang sangat pelan bahkan tampa suara, niatku ingin mengejutkannya.

Dia masih terduduk tidak ada tanda-tanda akan bergerak tanganku mulai melayang ke pundaknya, aku sedikit tersentak saat tanganku sudah dipegangnya.

Hai Zi berbalikkan badan menatapku tapi dalam keadaan duduk, ia menatapku seakan akan membunuhku.

Tapi jangan panggil aku kaisar Hwang kalau aku tidak bisa mengatasinya, kuputar tanganku hingga memegang tangannya lalu menariknya hingga membuat tubuh Hao Zi langsung berdiri dan menabrak tubuhku.

Sontak raut wajahnya berubah matanya membulat penuh karena kaget.

"Yang mulia apa yang kau lakukan lepas bagaimana jika ada yang lihat" gerutunya sambil terus merontak minta dilepaskan.

"Tidak akan ada yang melihat" kulepas tanganku membuat Hao Zi mundur dan kembali terduduk.

Tidak tinggal diam aku juga mendudukkan tubuhku disampingnya.

"Buku guru Ming lagi kenapa kau sangat menyukai buku ini?" Tanyaku pura-pura tidak tau.

"Karena buku ini bagus, emm...yang mulia apa kau tau siapa itu guru Ming?"

"Kau sendiri apa kau tau?"

"Kenapa anda malah bertanya kembali" serunya sambil mencibirkan mulutnya membuatku hampir tidak bisa bernafas.

"Mungkin iya mungkin juga tidak" jawabku membuatnya menatapku jengkel dan aku hanya terkekeh sambil mencubit kecil pipinya.

"Yang mulia sebenarnya aku ini adalah-"

"Guru Ming" sambungku memotong ucapan Hao Zi, raut wajah yang semula memelas kini berubah menjadi raut wajah kaget sampai-sampai mulutnya terbuka.

"Itu bagaimana kau tau yang mulia?"

"Saat kau berbicara dengan Tyan Ying dan aku tidak sengaja lewat jadi secara tidak langsung aku mendengar semuanya"

"Jadi selama ini anda sudah tau, lalu kenapa kau tidak memberitahuku, bagaimana kalau ada orang lain yang tau"

"Tidak ada aku jamin" ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Tapi kenapa anda berkunjung tidak biasanya anda datang saat siang?"

"Aku merindukanmu sayang" ucapku manja seraya memeluk tubuh Hao Zi seperti anak kecil yang merengek kepada ibunya.

"Cik...dasar aku tidak percaya katakan ada apa yang mulia"

"Sebenarnya malam ini aku tidak datang menemani mu tidur ada sesuatu yang harus aku kerjakan" jelasku merubah posisi menatap Hao Zi.

"Baguslah setidaknya aku sedikit terbebas"

"Apa...jadi selama ini kau meresa terkurung?" Tanyaku tidak terima, aku bahkan hanya datang pagi dan malam tidak pernah menuntut lebih selain dari menemaniku tidur.

"Bukan begitu yang mulia dengar setiap malam kau selalu datang ingin ditemani tidur tapi tidak pernah memikirkan ku yang...ah sudahlah intinya aku sedang malas melihatmu yang mulia aku tidak tau kenapa" serunya mengibaskan tangan di depan wajahnya sendiri.

"Baiklah kuharap nanti malam kau tidur nyenyak" kucium kening Hao Zi dalam karena aku sudah hendak pulang untuk menyiapkan acara besok

"Pastinya dan kurasa ucapan itu sebenarnya cocok untukmu yang mulia" tawa Hao Zi sudah terdengar dia entah mengapa semakin hari dia tambah imut dan cantik.

*******
Hao Zi POV

Ternyata benar malam ini raja tidak datang entah mengapa rasanya kosong tidur tampa melihat wajah pria itu padahal kemarin-kemarin aku selalu menggerutu agar raja tidak terlalu sering datang.

Mataku mulai terasa berat yang lama kelamaan terpejam.

###___

Sinar matahari pagi menembus jendela kamarku membuat seluruh ruangan ini menjadi terang, kubuka secara perlahan mataku yang masih terasa berat dan menetralkan pikiranku.

Kepalaku langsung memutar menatap bagian kiri tempat tidurku ternyata kosong raja benar-benar tidak datang sedikit rasa kecewa sebenarnya urusan apa yang dia kerjakan.

Kuarahkan tubuhku menuju bagian ruangan lain yaitu ruangan yang berisi bak mandi yang cukup besar dengan berbagai jenis wangi-wangian.

Kulepas pakaianku bersiap untuk memasuki bak mandi yang ukurannya mampu menampung lima orang sekaligus.

Setelah selesai dengan kegiatan mandi aku langsung memasang pakaian yang memang sudah disiapkan oleh para pelayan.

"Apa anda sudah selesai" suara itu membuatku berbalik, disana ada Mei yang tengah menyiapkan makanan dengan lihainya.

"Sudah Mei apa kau sudah makan?" Tanyaku dan disambut dengan gelengan kecil dari Mei.

"Duduklah kita makan bersama!" Pintahku namun sepertinya Mei enggan.

"Tidak yang mulia bagaimana mungkin saya satu meja dengan anda, saya hanya pelayan rendah tidak pantas yang mulia"

"Huff...Mei aku tidak pernah menganggapmu pelayan duduk atau aku akan memaksamu" tegasku sedikit memaksa dan alhasil Mei menurut dan terduduk disampingku.

*******
Jangan lupa tinggalkan bekas alias tanda alias bukti bahwa kalian udah mampir berupa vote and coments.

Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang