Part 37

15.3K 830 7
                                    

Please jangan bosan baca cerita ini readers dan mohon dukungan dan tanggapannya mengenai cerita ini semoga suka yahh.

Salam membaca dari author😉.

Author POV

Hao Zi terus saja melompat berusaha mengambil kertas yang ada di tangan raja, karena upaya Hao Zi terlalu kuat tubuhnya menimpah raja hingga membuat mereka berdua terjatuh dengan Hao Zi yang berada di atas raja.

Kepala Hao Zi terbentur di atas dada raja, sedangkan raja meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.

Hao Zi berniat bangun namun tubuhnya ditahan oleh kedua tangan raja.

"Yang mulia lepaskan!" Hao Zi terus menggerutu minta dilepaskan.

"Tidak! Katakan padaku, sebenarnya kau sengaja membuat kita terjatuhkan, kau memang pintar mencari kesempatan" pemaparan raja membuat Hao Zi mebulatkan mata kemudian memukul kecil dada raja.

Akhirnya raja melepaskan tubuh Hao Zi membuat Hao Zi langsung bangun dan memperbaiki sedikit penampilannya.

Raja membuka kertas yang membuat mereka harus terjatuh, ia terdiam mencoba mencari apa yang ada di kertas itu.

Cukup lama raja berpikir hingga akhirnya tawanya meledak, Hao Zi paham sekali bahwa raja sedang menertawainya.

"Hao Zi apa ini, ini tidak seperti gambar orang"

"Hah...kau menghinaku lagi yang mulia" Hao Zi menatap raja sebal.

"Gambar siapa ini?"

"Itu anda yang mulia!" Ucap Hao Zi datar, Mendengar hal itu membuat raja kembali tertawa terbahak.

"Apa aku sejelek ini? Perasaanku aku sangat tampan" Hao Zi memutar mata muak mendengar perkataan raja yang terlalu percaya diri.

"Itu hanya perasaanmu yang mulia!"

"Kau sangat pintar dan cerdik tapi menggambar saja kau tidak tau"

"Yang mulia manusia itu diciptakan dengan kekurangan dan juga kelebihan, tidak ada yang mendapat hanya kekurangan dan tidak ada juga yang memdapat hanya kelebihan" jelas Hao Zi panjang lebar namun raja hanya memusatkan pandangannya pada Hao Zi dan tidak mengindahkan sama sekali penjelasan Hao Zi.

"Kenapa wanita ini sangat cantik" perkataan raja mampu membuat wajah Hao Zi memerah.

"Berhenti menggodaku yang mulia"

"Hao Zi besok Selir Paw akan menjalankan hukumannya apa kau tidak ingin menemuinya" ucapan raja membuat wajah Hao Zi berubah.

Hao Zi menatap raja lekat "entahlah yang mulia!" Hao Zi tampak berpikir.

###___

Hari ini semua orang telah berkumpul, diantara mereka semua ada yang menyaksikan dan juga ada yang akan mengantar Selir Paw ke tempat pengasingan.

Selir Paw telah datang dengan pakaiannya yang sudah bersih dan berwarna putih menyeluruh, rambutnya juga sudah ditata dengan sederhana.

Sebelum berangkat Selir Paw melakukan penghormatan terakhirnya untuk semua anggota kerajaan.

Rasa sakit dalam hati Selir Paw lebih besar saat melihat raja yang bahkan enggan untuk menatapnya, rasa sakit itu mengalahkan dari rasa sakit pada tubuhnya saat disiksa.

Setelah melakukan penghormatan terakhir para prajurit istana membawa Selir Paw diikuti beberapa pelayan.

Sepanjang perjalanan semua warga tampak menatap miris Selir Paw bahkan ada yang sampai menghujaninya dengan hinaan.

"Dasar tidak tau diri"

"Rasakan itu"

"Mati saja sana, berani sekali mencelakan pangeran kerajaan kami semoga Tuhan menghukummu"

"Benar! Untung saja Raja tidak memenggal kepalamu"

Semua hinaan hujatan itu ditujukan untuk Selir Paw, kejahatan Selir Paw memang sudah menyebar ke seluruh negeri Ming.

Selir Paw tidak mampu melakukan apapun ia hanya mampu berteriak dalam hati, air mata Selir Paw jatuh begitu saja membasahi pipinya menambah kesan menyedihkan dirinya.

###___

Sementara itu di dalam istana semua orang tampak melakukan rutinitas biasa, para pelayan berbolak-balik dan berlalu lalang.

Raja Hwang sedang duduk ditepi kolam Teratai pandangan lurus tajam kedepan, ibu suri agung yang sedari tadi memperhatikannya mulai mendekati raja.

"Yang mulia!" Panggilan ibu suri agung membuat raja berbalik dan mengembangkan senyum untuk ibunya.

"Apa yang sedang kau pikirkan!" Sambung ibu suri agung.

"Tidak ada ibu"

"Jangan berbohong nak, katakan!" Entah mengapa dari dulu sampai sekarang ia tidak bisa menolak ibunya, ia selalu kalah dari wanita yang sudah tidak mudah itu.

"Banyak, Aku sedang memikirkan Hao Zi dan para putraku, aku ingin terus meindungi mereka dan juga aku memikirkan ayahku"

Ibu suri agung tampak bingung dengan perkataan raja "ada pa dengan ayahmu?"

"Dialah yang membuatku menikahi Selir Paw dengan paksa, aku bersekiras menolak tapi ibu tau sendiri ayah ia paling tidak suka penolakan, hingga akhirnya aku membuat kesepakatan aku akan menikahinya sebagai seorang Selir bukan Ratu karena aku ingin Memilih sendiri ratuku"

"Ayah setuju dengan hal itu ia berkata saat aku memilih ratuku aku juga harus tetap memperhatikan Selir Paw, tapi disaat hari pernikahanku ayah meninggal jadi aku merasa Selir Paw adalah keinginan terakhir ayah ibu"

Ibu suri agung menatap lembut wajah tampan raja Hwang ia membelai lembut pipi putranya.

"Jangan menyalahkan dirimu nak itu takdir Tuhan dan ini memang jalan yang dipilih sendiri oleh Selir Paw kita tidak bisa berbuat apa-apa"

"Ibu benar! tapi rasa menyesal itu ada ibu"

"Kau menyesal karena selama ini tidak memberikan cinta untuknya?"

"Kurasa begitu" jawab raja singkat.

"Itu lebih baik yang mulia dari pada memberi rasa cinta tapi hati sendiri tidak mencintainya itu namanya kau membohongi Selir Paw dan juga membohongi dirimu sendiri"

Raja Hwang tersenyum mendengar apa yang baru saja ibu suri agung katakan, ia memeluk ibunya yang menurutnya adalah wanita yang paling bijaksana.

"Mulai sekarang kau punya tanggung jawab lebih nak yaitu terhadap anak-anakmu dan juga istrimu"

Raja menganguk mantap ia semakin menenggelamkan wajahnya dibalik hangatnya pelukan sang ibu.

*********

Sabar yahh readers dalam membaca cerita ini karena disetiap partnya pasti ada aja maksud atau penulisan yang salah mohon dimaafkan.

Terima Kasih.😘

My Perfect Empress Onde histórias criam vida. Descubra agora