Part 11

22.6K 1.3K 8
                                    

Ngak banyak yang bisa author ucapin selain terima kasih buat para reader yang udah bersedia baca cerita ini🙏.

Salam membaca dari author😉.

Dikediaman Hao Zi nampak beberapa tidak bukan beberapa melainkan banyak orang, istana menjadi geger saat berita bahwa ratu pingsang hingga menjadikan kediaman Hao Zi ramai dikunjungi.

Sedangkan di dalam kamar tampak seorang yang sedang memeriksa Hao Zi dia adalah tabib istana bukan hanya tabib, raja, selir Lian, ibu suri agung, selir agung bahkan sampai selir Paw berkumpul di sini untuk melihat keadaan Hao Zi.

"Bagaimana keadaan ratu tabib" tanya ibu suri agung yang tengah duduk di samping Hao Zi sambil memegangi tangannya dan raja berdiri tepat di sampingnya.

"Tubuhnya sangat lemah dia butuh istirahat! mungkin ini karena terlalu memaksakan diri di tambah lagi ia jarang makan yang mulia" mendengar hal itu raja Hwang memarahi para pelayan Hao Zi.

"Apa yang selama ini kalian lakukan hah!" Raja membentak para pelayan dan mereka hanya menunduk takut.

"Maaf yang mulia kami selalu memberitahu ratu tapi beliau bersikeras untuk terus bekerja dia hanya selalu berkata nanti dan nanti kami tidak bisa berbuat apa-apa semakin kami memberiatahunya malah dia semakin marah ampun yang mulia ratu sedikit keras kepala." Jelas Mei panjang semua yang mendengar hal itu hanya diam termasuk raja yang sempat memarahi mereka.

Hari sudah hampir malam tapi raja tetap setia menunggu Hao Zi sadar, ia tengah duduk dikursi yang merupakan tempat Hao Zi bekerja sambil terus memandangi ratunya itu yang sedang terbaring.

Tidak lama kemudian tubuh Hao Zi terus bergerak bahkan ia juga mulai mengeluarkan keringat, mata Hao Zi langsung terbuka dan ia tampak memegangi kepalanya, raja segera menghampiri Hao Zi berniat untuk membantunya bangun.

Namun Hao Zi langsung menepis tangan raja ia tampak sangat ketakutan pada raja air mata Hao Zi mulai berjatuhan ia terus menolak sentuhan dari raja.

Raja yang terlihat sangat bersalah kemudian mendekat dan memeluk Hao Zi sedang Hao Zi bisa di tebak ia terus merontak tangan memukul dada raja sambil terus terisak.

"Lepaskan aku Aku membencimu yang mulia, sangat! Lepaskan aku!" Teriak Hao Zi disela-sela tangisannya, namun raja tidak memperdulikannya ia terus saja memeluk tubuh Hao Zi berusaha menenangkannya.

"Aku tau itu! Maafkan aku Hao Zi"

"Hiks...hikss aku mohon yang mulia lepaskan aku kembalilah kekamar anda saya ingin istirahat" pintah Hao Zi dan tangisnya kini mulai reda nafasnya juga sudah teratur.

Raja yang mengerti dengan keadaan Hao Zi pun mulai melepaskan pekukannya namun Hao Zi masih enggan untuk menatapnya, sebelum raja meninggalkannya ia menciumi keningnya terlebih dahulu kemudian berlalu meninggalkan kamar.

Hao Zi POV

Banyak istirahat dan makan dengan teratur membuat keadaan ku semakin membaik aku merasa tubuhku sudah mulai sehat kembali.

Rencananya aku akan menemui mentri keuangan untuk menanyakan menegenai keadaan keuangan istana dan aku memutuskan untuk pergi sendiri tampa ditemani Mei dan para pelayan yang akhir-akhir ini terus saja mengaturku.

"Hormat hamba kepada yang mulia ratu!" Sapanya padaku sambil menunduk hormat.

"Bagaimana kadaanmu mentri?"

"Hamba baik-baik saja yang mulia bagaimana dengan anda? Saya minta maaf karena tidak sempat menjenguk anda sewaktu sakit"

"Ahh tidak papa...lalu bagaimana dengan masalah keuangan apa semua sudah beres" tanyaku padanya dan dia berdiri mengambil sebuah gulugan kertas lalu memberikannya padaku.

Gulungan itu berisikan tentang rincian pemasukan dan pengeluaran istana, melihat hal itu rasanya seperti sebuah beban yang sangat berat berubah menjadi seringan kapas.

"Walaupun semua sudah stabil tapi ada peraturan yang tidak ingin diubah oleh raja!"

"Tidak masalah aku tidak mempermasahkannya yang jelas ini sudah terselesaikan" ucapku dengan senyum ramah.

Tidak terlalu lama aku bertemu dengan mentri karena aku takut ada yang mencurigaiku bila terlalu lama pergi.

Disebuah lorong yang tidak terlalu terang ini aku berjalan sendiri hanya ditemani cahaya remang-remang dari api yang berjejeran di pinggiran lorong.

Langkah ku terhenti saat melihat hal yang sedikit tidak bisa ku artikan, aku mendapati sepasang manusia tengah sibuk bercumbu mesra di ujung lorong sana tidak terlalu jelas wajah mereka tapi sepertinya aku mengenal salah satu dari mereka.

Karena penasaran aku semakin mendekat niatku bukanlah ingin mengganggu tapi aku ingin tau siapa itu, mataku terbelalak saat kulihat bahwa dia adalah Selir Lian dan parahnya lagi pria itu bukan raja tapi kasim Han pelayan pribadi raja.

"Apa yang kalian lakukan?" suaraku sontak membuat mereka menghentikan kegiatan bercumbu mereka aku tidak perduli yang kubutuhkan adalah penjelasan mereka.

###___

Dihadapanku kini duduk Selir Lian dan kasim Han yang menunduk seperti seorang yang kedapati sedang mencuri namun kali ini lain,mereka didapati sedang bermesraan sedangkan wanitanya adalah seorang yang bersuami dan suaminya tak lain adalah raja.

"Sekarang jelaskan apa ini semua" aku akhirnya mengeluarkan suara setelah beberapa detik diam menormalkan pikiranku.

"Yang mulia tolong maafkan kami, tapi kami saling mencintai" kata-kata yang keluar dari mulut Selir Lian itu membuatku kaget setengah mati.

"Apa kau gila kau adalah istri raja dan kau kasim Han kau tau sendiri raja itu sangat kejam apa kalian tidak sayang nyawa hah?" Aku sudah tidak mampu menahan amarah yang sejak tadi kutahan aku terus saja bersuara dengan nada tinggi.

"Lalu saya harus apa yang mulia menunggu seorang pria yang bahkan tidak pernah menyentuh saya sekali pun hahaa jangankan menyentuh ia tidak pernah bahkan hanya untuk memandangku, aku menikah dengannya karena paksaan dari ibu selir agung ia mengira aku menyukai raja karena sering berkunjung ke kediamannya padahala aku datang bukan untuknya tapi aku tidak bisa melakukan apapun selir agung dia adalah orang yang telah menyelamatkan keluarga ku dari hutang dan kemiskinan hamba tidak punya jalan lain" jelas Selir Lian dan mendengar itu membuatku merasa sedikit bersalah telah menyalahkan mereka pada hal ini bukan salah mereka juga bukan salah cinta mereka tapi salah para ego.

"Hamba mohon yang mulia tolong bantulah kami, saya sangat menyayangi Selir Lian hamba tidak akan pernah melupakan kebaikan anda" kasim Han mulai bersujud memohon kepada ku hal ini benar-benar membuatku dilema apa yang harus aku lakukan disisi lain mereka saling mencintai dan aku tidak mungkin memisahkannya tapi disisi lain Selir Lian adalah istri raja mereka akan berurusan dengan orang paling berkuasa di negeri ini.

*******

Maaf yah reader's lama soalnya idenya lagi mampet jadi kalau misalnya kalian punya masukan tentang lanjutan cerita ini boleh kokk kalian tinggal komen aja nanti author bakalan munculin cerita kalian

Terima kasih😘.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now