Part 17

20.3K 1.2K 1
                                    

Author minta maaf yahh para readers kalau misalnya di cerita ini masih banyak typo namanya juga amtiran jadi maklumin yahh😁.

Salam membaca dari author😉.

Hao Zi melangkahkan kakinya perlahan memasuki area pekarangan rumah kepala desa, ia dapat mendengar suara seseorang tengah berbicara bukan hanya dua tapi lebih.

Tidak mau ketahuan Hao Zi mengendap-ngendap seperti seorang pencuri mencari dimana sumber suara itu, ia menemukan mereka tengah berada di teras samping rumah itu istilah sekarangnya balkon.

Hao Zi memperhatikan dan mendengarkan setiap pembicaraan kepala desa itu dengan para anak buahnya.

"Jadi bagaimana?"

"Seperti yang anda inginkan kami telah memasuki rumah-rumah para pedagang dan mengambil beberapa barang"

"Bagus! Lalu bagaimana dengan penginapan"

"Itu dia masalahnya tuan, kemarin seorang pemuda dan wanita yang berpakaian pria datang menginap namun mereka berhasil kabur, mereka memiliki kemampuan yang luar biasa kami kehilangan jejak. Maafkan kesalahan kami tuan"

"Celaka bagaimana kalau mereka sampai membeberkan hal ini bisa mati kita?"

"Kami rasa mereka tidak tau kalau dalang dari semua ini anda tuan"

"Siapa disana!" Suara dari arah lain mengagetkan Hao Zi saat pria yang bersuara tadi berusaha menghampiri Hao Zi saat itu juga Hao Zi mulai berlari dengan secepat-cepatnya.

"Hai tunggu penyusup, kejar!" Perintah kepala desa kepada para anak buahnya.

Tampak dari kejahuan Raja telah menunggu Hao Zi karena memang pada awalnya Hao Zi tidak memperbolehkannya masuk karena itu akan membuat raja kecapen.

"Yang mulia cepat naik!" Seru Hao Zi masih dalam keadaan setengah berlari.

Raja melihat kebelakang Hao Zi terlihat beberapa orang mengejar Hao Zi, tampa membuang waktu raja langsung menaiki kuda menggapai tangan Hao Zi membantunya naik.

Dengan sedikit menghentakkan kaki kuda itu melaju dengan cepat semakin cepat, Hao Zi yang memegang kendali kuda itu sedangkan raja duduk dibelakang dengan tangannya yang memeluk penuh perut ramping Hao Zi.

"Hao Zi seperti mereka mengejar kita" tegas raja, Hao Zi sedikit membalikkan muka dan melihat hanya satu orang yang mengejar mereka.

"Yang mulia tolong pegang ini sebentar" tidak banyak tanya Raja memegang tali kuda itu ia bingung apa yang akan Hao Zi lakukan.

Tidak raja duga Hao Zi malah membalikkan badan mengalungkan tangan kirinya di tengkuk raja bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

Tidak ada rasa canggung antara mereka yang ada hanya detak jantung yang berdebar-debar namun saling tertutupi oleh kepanikan.

Diambilnya sebuah belati kecil yang terselip di sepatu Hao Zi jangan likir itu belati biasa belati sudah dilumiri dengan racun.

Dengan tangan kiri yang masih memeluk leher raja lalu tangan kanan Hao Zi melempar belati itu tapat mengenai dada pria yang mengejarnya hingga akhirnya tumbang dan terjatuh dari kuda.

Sudah tidak ada yang mengejar mereka, kini Hao Zi sudah kembali mengambil alih kuda itu menungganginya dengan cepat.

Cukup lama Hao Zi dan raja mereka memutuskan untuk berhenti karena memang hari sudah mulai sore, mereka akan menginap malam ini.

Hao Zi menghentikan dan mengikat kuda desebuah pohon dekat pinggir pantai, tampa memperdulikan raja ia berlari dengan senangnya menuju pantai.

Raja hanya berdecak geli melihat tingkah Hao Zi yang seperti anak kecil menurt raja Hao Zi memiliki kepribadian ganda kadang dia kekanak-kanakan tapi bisa berubah seperti seekor singa betina yang kelaparan.

Raja menyusul Hao Zi yang tengah menikmati segarnya air dengan girangnya sambil terus membasuh wajahnya Hao Zi terlihat sangat senang.

"Wahh indahnya" raja berdecak kagum memandangi suasana sore hari ini dengan matahari yang setengah tenggelam menyisakan sinar merah kekuningan.

"Anda benar sangat indah" sambung dengan mengikuti arah pandangan raja.

"Sebaiknya anda membasuh wajah yang mulia, kau tampak seperti..he..he.." Hao Zi tertawa geli melihat penampilan raja yang berantakan.

"Kau mau kuhukum kerena menghina raja cihh dasar"

Raja maju mengambil air ditangannya membasuh wajahnya yang kusam, sebuah seringai jahil terpasang jelas diwajahnya.

Diambilnya air ditangan lalu mencipratkan tepat di wajah Hao Zi,

Ah

Hao Zi memekik kaget dengan ulah jahil raja tidak mau kalah ia kemudian melakukan hal sama hingga terjadilah perang air antara mereka.

"Ampun! Hao Zi kau menang cukup..cukup" raja mengangkat tangan tanda menyerah membuat Hao Zi menghentikan aksinya.

Raja memandangi Hao Zi dengan lekat memperhatikan setiap inci wajah cantiknya.

"Kau berhasil Hao Zi aku kagum kau hebat mungkin inilah yang membuatku menyukaimu" Hao Zi mematung mendengar apa yang raja katakan debaran itu terjadi lagi pada jantungnya dan ia yakin wajahnya pasti ssdang merona.

"Tidak bukan aku yang mulia tapi kita!" Hao Zi mengatakan hal itu dengan senyum tulus di wajahnya.

Raja yang dari tadi memandangi Hao Zi tersenyum berjalan lalu menggapai wajah Hao Zi kemudian mencium bibir Hao Zi.

Tubuh Hao Zi mematung ini lebih dari sebuah serangan tak terduga mata Hao Zi berkali-kali berkedip, ia tidak membalas ciuman raja perasaan dan otaknya beradu dia ingin menolak namun disisi lain tubuh dan hatinya menginginkan ini.

Raja melepas tautannya memandangi Hao Zi dari sudut dekat mungkin hanya satu senti jarak antara wajah mereka.

Kembali raja melumat bibir Hao Zi tampa ampun Hao Zi masih tidak berbuat apa ia tidak menolak tidak juga menerima sampai akhirnya perasaannya menang.

Kini Hao Zi membuka mulut membalas setiap perlakuan raja bahkan keduan tangannya sudah mengalungkan diri dengan indah di tengkuk raja.

Langsung raja melepas ciuman mereka saat merasakan sakit pada dadanya, sepertinya luka raja terbuka sehingga kembali mengeluarkan darah mungkin karena terlalu banyak bergerak.

"Anda tidak apa-apa yang mulia" Hao Zi panik dan khawatir segera ia membawa raja ke sebuah pohon besar membuka pakaian bagian atas raja menampakkan kulit putih yang terluka berpadu dengan warna merah dari darah.

Dengan pelan Hao Zi mulai mengolesi obat pada luka raja membersihkan darah yang bercucuran dengan kain, raja hanya memandangi wajah Hao Zi yang tampak serius dengan kegiatannya entah mengapa sekarang raja mempunyai hobi baru yaitu memandangi wajah Hao Zi.

Mendapati Raja yang memandangnya Hao Zi segera membuang muka pura-pura menjauh untuk menetralkan kinerja jantungnya.

"Kita akan bermalam yang mulia sebaiknya anda istirahat saya akan pergi mencari kayu bakar dulu" ucap Hao Zi gelagapan sambil mengambil pedangnya.

"Apa aku harus berbaring disini sepanjang malam tampa alas tidur" gerutu raja melihat sekelilingnya.

"Dasar manja anda tenang saja, saya akan membuatkan anda sebuah tenda kecil yang nyaman"

"Bagaimana caranya?" Tanya raja makin penasaran sedang Hao Zi hanya tersenyum penuh arti.

*******
Gimana part ini reader's kalau kurang srekk bilang yahh kalau bagus kasih vote dongg! ngak maksa sih.

Terima Kasih😘.

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang