Part 27

16.9K 1.1K 23
                                    

Author back lagi nih reader demi kalian aku rela harus dimarah ama mama😭😭 katanya aku ngurusin hp mulu habis aku seneng banget nulis cerita ini pengen update mulu makan aja telat, ini semua demi reader's makasih yah semua buat dukungannya sebenarnya aku ngak pernah nyangka kalau cerita ini bakal ada yang respon aku kira paling cuman 10 atau 100 orang karena pertamanya aku nulis karena aku pengen ngeluapin apa yang ada dipikiran aku kalau ngak ada yang suka ngak papa yang penting aku seneng,,, ngak nyangka banget, kalian yang terbaik dehh pokoknya👏👏❤love you all..

Salam membaca dari author😉.

Semua orang sedang menunggu di luar kamar hari ini akan menjadi hari yang paling bersejarah dimana penerus dari kerajaan Ming ini akan segera dilahirkan.

Semua orang tampak gusar, panik, tidak sabaran menanti lahirnya keturunan pertama raja.

Teriakan bayi telah memenuhi gendang telingah semua orang yang berada di ruangan ini, semua orang tampak sangat senang bahkan raja yang hampir menitihkan air mata.

Namun sangat aneh mengapa belum ada yang keluar untuk memberi kabar, bahkan suara erangan Hao Zi masih terdengar.

Ibu suri dan selir agung yang mengerti keadaan Hao Zi sekarang ini saling menatap tersenyum mereka merasa apa yang dipikirkannya adalah benar.

Ibu suri memghampiri raja memengang tangan putranya kemudian memeluknya diikuti ibu selir agung.

"Ada apa dengan kalian ini bukan saatnya untuk berpelukan dan kenapa mereka belum juga selesai ini sudah terlalu lama" tegas raja merasa gusar dan tidak sabaran menanti kelahiran anak pertamanya.

"Apa kau pikir melahirkan itu mudah rasanya sangat sakit dan sepertinya ratumu merasakan sakit itu bukan hanya sekali" ucap ibu selir agung yang membuat raja sedikit bingung dengan maksud ucapan ibunya itu.

"Sebenarnya apa maksud anda berdua saya tidak mengerti"

"Anda ini, dengar yang mulia istrimu akan melahirkan bayi kem-" ucapan ibu suri terpotong saat tangisan bayi untuk kedua kalinya terdengar.

Cukup lama semua orang menanti hingga munculah seorang wanita yang tidak terlalu muda juga tidak terlalu muda berpakaian ala pelayan balai kesehatan.

Wanita itu menatap raja tersenyum "selamat yang mulia kedua putra anda telah lahir mereka sangat tampan dan tidak kekurangan apapun"

Untuk sesaat raja terdiam masih berusaha mencerna apa yang pelayan itu katakan andai saja dia seorang pria mungkin raja sudah memeluknya seperti tabib yang dulu memeriksa Hao Zi.

Raja tidak mampu mengatakan apa-apa seakan ada yang menghambat suaranya untuk keluar, dengan tergagap raja mulai bersuara.

"Bo.boleh aku menemui Hao maksudku ratu" ucap raja gelagapan berusaha agar tetap bersikap layaknya seorang raja.

"Tentu yang mulia silahkan!" Pelayan itu mempersilahkan raja.

Tampa memperdulikan yang lainnya raja mengambil langkah besar memasuki kamar Hao Zi, ini benar nyata dua bayi tengah menangis terbaring disamping Hao Zi yang tampak sangat lemah.

Hao Zi tersenyum lemah saat melihat raja Hwang menghampirinya dengan tergesah-gesah, raja langsung terduduk di tepi tempat tidur kemudian menggendong salah satu putranya yang masih berwarna merah.

Sepertinya bayi yang satunya juga ingin digendong, bayi itu menangis semakin keras saat raja Hwang menggendong saudaranya.

Hao Zi bangkit dengan gerakan lembut ia mengangkat putranya yang terus saja menangis ke pangkuannya hingga bayi itu menghentikan tangisannya.

Para pelayan hanya tersenyum melihat tingkah para bayi itu yang seakan berlomba untuk mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.

"Apa kalian sudah memikirkan nama untuk mereka" suara ibu suri membuat Hao Zi dan raja berbalik ia tersenyum melihat para ibunya yang tampak sangat bahagia.

"Bolehkah" ucap ibu selir agung meminta izin kepada Hao Zi untuk menggendong cucunya.

Tidak mau kalah dengan ibu selir agung hal yang sama juga dilakukan oleh ibu suri agung ia meminta untuk menggendong bayi yang raja Hwang gendong.

"Untuk putra tertua namanya Pangeran Ryu dan untuk yang Pangeran satunya akan diberi nama Pangeran Yun! Bagaimana kau suka?" Tanya raja kepada Hao Zi yang hanya bisa mengangguk sambil tersenyum senang.

"Pangeran Ryu, Pangeran Yun nama yang bagus" ucap ibu suri agung.

Raja membiarkan para ibu menggendong putranya perhatiannya kembali tertuju kepada Hao Zi wanita yang telah memberinya kebahagiaan yang sangat besar.

Raja memeluk tubuh Hao Zi sekali-kali mengecup singkat keningnya, ia sangat bersyukur bisa memiliki seorang istri yang amat sempurna baginya hanya untuknya karena bagaimana pun tidak ada manusia yang sempurna.

"Aku tidak menyangka akan melahirkan dua bayi sekaligus rasanya sangat huuhh aku tidak bisa menjelaskannya perasaan ini rasanya" Hao Zi tampak masih memikirkan apakah yang terjadi padanya itu memang nyata.

"Hao Zi karena kita sudah memiliki seorang putra bagaimana kalau kita membuat lagi seorang purti!" Sontak semua mata memandang raja kaget termasuk Hao Zi, tidak perduli dengan para ibu dan pelayan Hao Zi memukul keras punggung raja membuatnya meringis kesakitan.

"Bagaimana bisa anda bisa bicara seperti itu yang mulia belum cukup satu jam sejak saya melahirkan dan anda meminta seorang putri lagi apa anda ingin membunuhku" tegas Hao Zi tidak terima dia bukan sebuah alat penghasil anak dia hanyalah seorang manusia dan raja hanya terkekeh geli melihat raut wajah Hao Zi.

Semua orang terkekeh melihat tingkah mereka berdua yang tak lain raja dan ratu, Hao Zi dialah sumber dari semua kebahagian raja ia jugalah yang telah mengubah sosok sang raja menjadi seperti sekarang ini penuh canda dan tawa.

###___

Saat semua orang tengah bergembira dengan kelahiran para Pangeran ditempat lain Selir Paw tengah berusaha menahan amarahnya ia tidak terima dengan ini semua.

Harapan Selir Paw yaitu Hao Zi akan melahirkan seorang purti namun dia salah malah dua orang putra yang amat sempurna, dirinya akan semakin dibuang dan tidak diperhatikan setelah kelahiran anak Hao Zi.

"Aku tidak terima ini, aku akan membuat Hao Zi merasakan kehilangan lagi tidak cukup jika hanya ayahnya tapi tidak sekarang melainkan nanti, tunggu saja!" Gumam Selir Paw sendiri mengepal kuat tangannya sampai kukunya menjadi putih.

*******

Kalian percaya ngak sih reader's author nulis part ini beberapa jam setelah update part sebelumnya kebayang ngak sih aku sampai begadang cuman buat nyelesain part ini saking ngak pengennya bikin kalian terlalu lama penasaran.

Terus dukung author yah reader's dengan memberi vote & comment biar aku lebih semangat nulisnya.

Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now