Part 32

15.1K 879 1
                                    

Salam membaca dari author😉.

Para pangeran sekarang sudah dinyatakan sembuh oleh tabib ditambah dengan pernyataan oleh Hao Zi, bahkan para pangeran sudah mulai tertawa dan tersenyum.

Serasa mendapatkan kembali setumpuk emas yang telah hilang, itulah yang tengah dirasakan Hao Zi dan Kaisar Hwang.

Sekarang tinggal menemukan pelaku sebenarnya, mereka hanya tinggal menunggu kabar dari Tyan Ying.

Sudah lebih dari dua minggu Tyan Ying melakukan pengintaian namun masih belum ada laporan, Hao Zi merasa sedikit khawatir bagaimana pun ini tugas yang berbahaya.

"Yang mulia kenapa anda selalu terlihat gusar" suara Mei membuat Hao Zi memalingkan pandangannya.

"Tidak papa aku hanya tengah memikirkan sesuatu"

"Apa yang anda pikirkan bukankah para pangeran sudah sembuh"

"...." tidak ada sahutan dari Hao Zi hanya diam dan tampak berpikir.

Hao Zi meninggalkan kamarnya bergegas ke ruangan raja, Hao Zi ingin menyusul Tyan Ying ke perguruan tapi sebelum itu ia harus meminta izin kepada raja.

Raja tengah berada di singgasananya memeriksa setiap dokumen yang ada di depannya, karena terus memikirkan putranya raja sampai melupakan urusan dan masalah istana sehingga bertumpuk.

Pandangan raja terkunci ke depan saat melihat Hao Zi tengah berdiri di ambang pintu sambil tersenyum, Hao Zi berjalan menuju tempat raja yang tampak sibuk.

"Apa kau merindukanku?" tanya raja menggoda Hao Zi.

Hao Zi hanya berdecik geli mendengar apa yang baru saja raja katakan.

"Anda terlalu percaya diri yang mulia" dengan wajah berbinar dan menggoda Hao Zi mendudukkan diri disamping raja.

"Hao Zi langsung saja ke intinya, aku tau kau ada maksud datang ke sini"

Hao Zi mencibirkan mulut "apa terlihat jelas"

"Katakan!"

"Begini yang mulia kau masih ingat janjimu akan mengabulkan permintaanku jika aku menang" tanya Hao Zi mengedipkan mata berkali-kali.

"Tentu aku ingat! katakan apa?" Hao Zi tampak sedang berpikir.

"atau jangan-jangan kau mau minta anak lagi" potong raja membuat wajah Hao Zi berubah merah.

"Berhenti menggodaku yang mulia itu tidak lucu" ucap Hao Zi datar, melihat itu raja mencubit lembut pipi Hao Zi yang selalu membuatnya gemas.

"Yang mulia saya ingin ke perguruan, saya ingin menyusul Tyan Ying" terlihat wajah raja berubah menjadi datar dengan tatapan tajam membuat nyali Hao Zi menciut.

"Tidak! Hao Zi para pangeran baru saja sembuh apa kau mau meninggalkan mereka!"

"Tapi yang mulia Tyan Ying belum juga memberi kabar, aku khawatir"  Hao Zi berusaha mengeluarkan tampang wajah yang sebisa mungkin membuat raja kasihan.

Raja menghela nafas pasrah, bagaimana pun ia tidak bisa menolak permintaan Hao Zi apa lagi jika sudah berwajah memohon.

"Baik tapi kau tidak boleh sendirian! Kau akan ditemani beberapa prajurit mengerti!"

Mendengar hal itu Hao Zi menghamburkan pelukannya ke raja, karena raja tidak menduga serangan Hao Zi ia sampai tersungkur ke belakang.

"Terima Kasih yang mulia aku mencintaimu" Hao Zi mencium bibir raja singkat kemudian melepas pelukannya.

Tampa melihat raja Hao Zi langsung membalikkan badan keluar ruangan, raja sampai terngangah melihat Hao Zi yang langsung pergi tampa melihatnya.

"Jika ada kemauan cepat sekali datang" gerutu raja kemudian melanjutkan kembali kegiatannya.

###___

Hao Zi sudah siap berangkat setelah menemui putranya serta meminta izin kepada para ibu agung, ada sedikit rasa tidak rela dalam hati raja Hwang harus melepaskan istrinya pergi.

Raja mendekati Hao Zi kemudian memeluk tubuhnya sesekali ia mencium lembut kening Hao Zi, Hao Zi melerai pelukannya menatap raja seolah mengatakan jangan khawatir.

Dengan terpaksa raja Hwang melepas kepergian Hao Zi diikuti dengan Mei dan beberapa prajurit yang akan melindunginya selama di perjalanan.

Tidak perluh satu hari perjalan yang harus Hao Zi tempuh untuk sampai di perguruan karena jarak yang tidak terlalu jauh, sebelum berangkat Hao Zi memang sudah mengirim kabar ke perguruannya bahwa ia akan datang.

Hao Zi beserta rombongan memasuki gerbang yang cukup besar memperlihatkan beberapa pelayan dan para murid perguruan yang beralalu lalang.

Hao Zi berjalan cepat menghampiri sesuatu yang telah menarik perhatiannya, Hao Zi langsung memeluk wanita yang tengah berdiri di hadapannya yang kelihatan bingung.

"Maaf, tapi anda siapa" tanya wanita itu yang tak lain adalah Su Nyang wanita yang amat Hao Zi sayangi.

"Hao Zi! aku Hao Zi apa kau tidak mengingatku"

"Maaf saya tidak mengenal anda nona" Hao Zi merasa kasihan melihat keadaan Su Nyang, ia merasa bersalah terhadap apa yang terjadi padanya.

Tyan Ying sudah menceritakan tentang keadaan Su Nyang dan Hao Zi sebisa mungkin mengerti.

"Hao Zi!"

Panggilan dari seorang pria yang sangat Hao Zi kenal membuatnya berbalik dan mendapati paman Lueng yang sedang menatapnya.

Hao berlari menghampiri pria yang sudah ia anggap sebagai ayah itu, ia memeluk tubuh pria tua itu tapi jangan salah walau tua tapi jiwa muda.

"Paman aku merindukanmu!" Sahut Hao Zi yang masih dalam keadaan memeluk Paman Lueng.

"Aku juga merindukanmu gadis kecil bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik paman, paman sendiri?" Kembali Hao Zi bertanya.

"Seperti yang kau lihat, aku baik"

Paman Lueng membimbing Hao Zi untuk ke ruangannya ia ingin mengatakan suatu hal tentang Tyan Ying.

Rasa penasaran Hao Zi terjawab saat mendengar kabar bahwa sudah berhari-hari Tyan Ying belum kembali entah kemana tidak ada yang tau.

Hao Zi memasuki kamar Tyan ying yang masih rapih dengan beberapa tumpuk buku diatas sebuah meja, Hao Zi membaca sebuah buku tampa sengaja sebuah kertas jatuh dari dalam buku itu.

Dengan rasa penasaran yang tinggi Hao Zi membuka kertas itu, tidak ada tulisan yang ada hanya sebuah gambar yang menyerupai lambang.

Hao Zi meremas kertas itu, ia tau arti dari gambar yang dilihatnya, itu merupakan sebuah lambang dari kelompok pembunuh sekaligus pembrontak yang cukup terkenal akan keganasannya.

Sadar akan apa yang harus ia lakukan, Hao Zi memerintahkan prajurit untuk ikut bersamanya nanti malam ia akan pergi untuk menyusul Tyan Ying.

Keyakinan Hao Zi mengatakan bahwa Tyan Ying dalam bahaya, kelompok itu juga adalah salah satu kelompok penyeludup obat-obatan dan senjata.

********
Terus nantikan dan tunggu lanjutan cerita ini yah para readers🙏🙏 jangan lupa untuk meninggalkan vote and comment kalian🤗🤗.

Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now