Part 30

15.2K 892 3
                                    

Jangan bosan baca cerita ini🙏🙏🙏.

Salam membaca dari author😉.

Hao Zi POV

Keluarga! bagiku suatu harta yang  sangat luar biasa, harta ini paling murah namun paling berharga.

Untuk beberapa saat aku merasa memiliki sebuah keluarga namun selalu saja satu-persatu dari mereka hilang, seperti halnya harta benda harta ini juga diincar oleh orang lain tapi untuk hal yang berbeda.

Rasanya aku ingin mati saja saat mengetahui bahwa salah satu hartaku hilang untuk selamanya rasaku ini beda aku baru mendapatkannya dan sudah harus kehilangannya.

Seandainya saat itu aku tidak hamil mungkin aku juga akan membunuh diriku sendiri, ternyata benar kata orang, mati satu tumbuh seribu.

Kini aku mendapatkan harta yang sama berharganya yaitu keluarga kecilku, tapi sekarang aku hampir kehilangan lagi.

Kenapa harus mereka? Kenapa harus anak-anakku jika ingin membalasku langsung saja padaku jangan pada orang-orangku.

"Hao Zi" suara panggilan ibu selir agung menyadarkanku dari lamunanku.

"Yang mulia hormat saya silahkan" aku mempersilahkan ibu selir agung untuk duduk.

"Bagaimana keadaan para pangeran?"  Tanya ibu selir agung memperhatikan  para pangeran yang masih terbaring lemah namun sudah sedikit membaik.

"Seperti yang anda lihat mereka sudah sedikit membaik setelah meminum obat" jelasku ikut menatap putraku

Tidak berselang lama ibu suri agung muncul dari balik pintu dengan senyum terpancar dari wajahnya, kami berdiri menyambut hormat ibu raja itu.

"Hao Zi raja sedang berada si area eksekusi, kau tau sendiri bagaimana sikap raja" wajah ibu suri kini berubah gelisah.

Sedikit berpikir sebenarnya aku tidak rela jika harus meninggalkan para pangeran "yang mulia saya titip para pangeran" mereka tampak tersenyum.

###___

Dengan langkah cepat aku menuju ke area eksekusi menghampiri raja namun yang berada didepanku membuatku terhenti Selir Paw berjalan dengan para pelayannya dengan angkuh.

Dia tersenyum menyambutku "hormat saya, bagaimana keadaan para pangeran" tanya berusaha terlihat seramah mungkin.

"Mereka sudah membaik berkat pengobatanku"

"Untunglah kuharap mereka akan selalu sehat" sebuah rasa tidak suka muncul saat mendengat setiap penekanan dalam pengucapan Selir Paw.

"Terima kasih atas perhatianmu Selir Paw tapi aku harus segera pergi menemui raja, ia sedang mencari tau siapa yang telah merencanakan pangeran" ucapku sengaja memancingnya, entah mengapa pikiranku mengatakan bahwa Selir Paw ada hubungannya dengan ini semua.

Dapat kulihat wajahnya berusaha menutupi sesuatu tidak mau telalu lama meladeninya aku meninggalkannya dengan perasaan kesal.

Aku memasuki area terdengar teriakan kesakitan seorang pelayan, terlihat raja sedang berdiri dengan tangan mengepal kuat seolah menahan sesuatu dalam dirinya.

Kugenggam tangan raja yang mengepal membuatnya berbalik dan menatapku datar hingga tangannya melemah dan membalas genggamanku.

"Yang mulia sebaiknya anda istirahat, tidakkah kau merindukan putra anda sebaiknya anda mengunjungi mereka" ucapku lirih namun raja tetap diam.

"Tidak aku harus menyelesaikan ini Hao Zi"

"Yang mulia serahkan ini padaku aku akan membantumu dan sekarang giliranku, percayalah padaku yang mulia" raja menarik tanganku membawaku ke dalam dekapannya.

Raja mengelus lembut pipiku kemudian beranjak meninggalkanku, saat tubuhnya sudah tidak terlihat lagi pandanganku tertuju pada pelayan yang sudah tampak tidak berdaya.

"Lepaskan dia!" Perintahku dingin, prajurit itu melepas tali yang mengikatan tangan pelayan itu.

"Yang mulia, apa salah saya, saya tidak tau apa-apa yang mulia ampuni saya" pelayan itu terus memohon ampun.

"Dengar! aku percaya padamu kalau kau tidak bersalah seandainya kau niat melakukannya sudah dari dulu, begini kamu tidak akan dihukum sebagai gantinya maukah kau membantuku"

"Tentu yang mulia saya bersedia" mendengar hal itu seulas senyum muncul diwajahku.

Panglima Feng, raja dan aku sudah berada di tempat yang biasanya digunakan panglima Feng untuk bekerja, rencananya kami akan mendiskusikan tentang cara untuk mengungkap siapa pelakunya.

Seorang prajurit masuk membawa pelayan yang tadi, namun keadaannya sudah lebih baik sedikit.

Pelayan itu terduduk ia kuperintahkan untuk menceritakan semua kejadian saat menyajikan makanan pangeran.

###___

Author POV

Dengan langkah cepat Hao Zi menuju ke subuah kamar dengan diikuti oleh beberapa prajurit dan pelayan, pintu dibuka dengan paksa menampakkan seorang pelayan yang ketakutan saat melihat mereka.

"Bawah dia!" Perintah Hao Zi dingin dan tajam.

Pelayan itu tampak amat ketakutan dan terus beronta dan hendak kabur, Hao Zi semakin yakin pasti pelayan ini adalah pelakunya.

"Yang mulia saya tidak bersalah saya tidak melakukan apapun, Lepaskan" pelayan itu merontah minta di lepaskan.

"Apa aku mengatakan kau punya salah, memangnya apa yang kau lakukan" tampak wajah pelayan itu kaget dan menyesal ia telah tertangkap basah.

"Kena kau!" Batin Hao Zi penuh kemenangan.

Pelayan itu dibawa oleh para prajurit ke area eksekusi untuk diselidiki, tampa ampun dan kasihan Hao Zi memenjarakan pelayan itu besok dia akan diadili.

Setelah Hao Zi terlepas dari urusan pelayan itu ia kembali ke kamarnya untuk memeriksa keadaan kedua putranya yang sudah hampir sembuh.

***
Raja dan Hao Zi berdiri tegak tidak jauh dari pelayan yang sedang disiksa dan paksa mengaku siapa yang telah memerintahkannya.

Terikan mohon ampun tak pernah lepas dari mulut pelayan itu yang sudah dipenuhi dengan luka.

"Katakan siapa yang telah memerintahkanmu" bentak prajurit yang memegang sebuah cambuk yang sudah berwarna merah karena terkena darah dari pelayan itu.

"Ampun yang mulia saya akan mengatakannya, tapi tolong lepaskan saya"

"Katakan!" Suara dingin dan menusuk itu keluar dari mulut raja yang dari tadi diam.

"Dia adalah ibu selir agung"

Semua orang tampak kaget mendengar nama siapa yang baru saja disebut pelayan itu.

"Apa kau sadar nama siapa yang baru saja kau sebut" teriak Panglima Feng.

"Tentu saja aku sadar, dia yang memerintahkanku untuk melakukan ini ia ingin membalas ratu karena telah menggulingkan posisi Selir Lian" ucap pelayan itu dengan sesekali tersenyum kecut namun raib tak kalah hantaman canbuk mengenai tubuhnya.

Hao Zi masih terdiam ia masih memikirkan apa yang baru saja pelayan itu katakan dan raja tampak ia sangat kesal matanya menatap tajam pelayan itu tangannya mengepal kuat jika dia tidak memakai jubah pasti dapat terlihat urat-urat di tanganya.

********
Ngak tau kenapa author merasa ini ngak jelas deh viewnya lari ke mana, pusing!!!😖 tapi tetap dukung si author amatiran ini yahh

Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now