Part 2

29K 1.8K 26
                                    

Salam membaca dari author😉

Kaisar's POV

Semenjak pertemuanku dengan wanita itu, aku terus memikirkannya belum pernah ada seorang wanita yang berani menentangku dan sekarang seorang wanita cantik dengan mata yang sangat indah membuatku tidak berpikir dengan jernih.

"Ada apa gerangan yang mulia memanggil hamba" seorang prajurit kini tengah bersujud di hadapanku.

"Apa kau ingat wanita yang ada di pasar itu? Aku ingin kau mencari tau siapa dia, dimana dia tinggal, apa yang dia lakukan aku ingin sekecil apapun itu kau harus laporkan padaku!!" Ucapku dengan nada dingin yang lamgsung di anggukkan si prajurit.

Setelah menerima perintah dariku ia melangkahkan kakinya meninggalkan ruanganku.

Setelah lama memikirkan wanita yang telah membuatku tertarik itu, aku memutuskan untuk keluar jalan-jalan untuk menenangkan pikiranku.

Belum lama sejak aku meninggalkan kamarku aku sudah harus bertemu dengan sosok nenek sihir yang tengah menuju ke arahku.

"Yang mulia hendak kemana mari saya temani" tangannya kini memegang lenganku manja, jujur saja ingin rasanya aku memghempas kuat tangan wanita ini.

Dia adalah salah satu selirku anak dari sahabat mendiang ayahku seandainya saja aku tidak memandang ayahku aku tidak akan sudih menikah dengan selir Paw.

"Selir Paw sebaiknya kau lepaskan tanganku aku sedang tidak ingin diganggu" tegasku seraya berusaha melepaskan tangannya.

Belum kelar aku melepas tangannya kini tubuhnya sudah ia dempetkan padaku hingga memperlihatkan belahan dadanya karena pakaiannya yang seperti kekurangan bahan itu.

Dasar wanita penggoda! Aku yakin ia tidak hanya melakukan ini padaku tapi pada semua lelaki yang pernah ia temui dan aku tidak perduli karena aku memang tidak pernah menyukainya.

"Yang mulia bagaimana kalau anda menenangkan pikiran sambil berjalan menikmati pemandangan bersama denganku"

"Kalau bersamamu bukannya pikiranku tenang malah akan membuat kepalaku sakit" batinku

Tanpa memperdulikannya aku memutuskan untuk meninggalkannya yang ku yakini pasti sedang kesal karena perlakuanku.

Kuputuskan untuk melanjutkan jalan-jalanku menikmati angin dekat kolam teratai yang merupakan tempat yang paling ku sukai.

"Aku!! Hao Zi dan dengar aku tidak tau siapa kau mau kau seorang raja atau apapun itu kau tidak adil apa kau tau bagaimana perasaan mereka saat mereka tengah berusaha mati-matian untuk kehidupan mereka lalu dengan mudahnya kau ingin merampas milik mereka sedangkan raja sendiri tengah enak-enak duduk di istana dengan makanan yang melimpah tampa pernah memikirkan rakyatnya" perkataan wanita itu terus saja terngiang di pikiranku seorang wanita dengan wajah yang sangat lembut dan mata yang menenangkan mempuanyai keberanian yang sangat besar membuatku tak henti memikirkannya dan semakin memikirkannya tanpa tersadar membuatku senyum-senyum sendiri.

Terlepas dari lilitan ular licik itu kini aku harus dihadapkan dengan dua wanita cantik tapi kali ini bukan ular melainkan bunga yang sangat rapuh dan lembut.

Mereka adalah ibu suri agung dan selir agung, para wanita itu sudah tua namun masih sangat cantik. Ibu suri agung adalah permaisuri juga ratu ayahku sekaligus ibu kandungku, sedangkan ibu selir agung ia juga istri ayahku meskipun bukan ibu kandungku tapi aku menyayanginya seperti ibuku dan menghormatinya.

Masih jauh jarak antara aku dan mereka tapi melihat wajahnya aku yakin mereka akan menanyaiku hal yang tidak jelas, ku putuskan untuk membalikkan badan hendak meninggalkan mereka.

"Mau kemana anda kaisar" terlambat mereka mendapatkan ku.

Kini kami bertiga tengah duduk bersantai di salah satu gazebo dekat kolam teratai..

"Ada hal apa yang ingin kalian bicarakan" ucapku memecah keheningan.

"Kapan kau akan memilih permaisuri sekaligus ratumu nak? posisi itu tidak boleh terlalu lama tidak terisi" kali ini ibu selir agung sudah bicara tampa embel-embel yang mulia yang artinya mereka sekarang bicara sebagai seorang ibu.

"Aku akan segera memilihnya kalian tenang saja" ucapku mantap.

"Apa kau sedang jatuh cinta? Jangan mencoba untuk berbohong nak kami ibumu kami akan tau itu!!" Kini ibu suri agung yang berbicara.

Aku sedikit kaget dengan apa yang baru saja ibuku katakan "Bagaimana kalian bisa mengetahinya?" Tanyaku heran.

Mereka hanya saling memandang tampa menjawabku "dengar Hwang kami ini ibumu, kami bisa membaca gerak-gerik mu dan kami juga tau kalau kau sedang jatuh cinta" ibu suri agung kini memandangku mengejek.

Hal itu membuatku kesal dan mencibirkan bibirku seperti anak kecil yang sedang marah, seketika mereka tertawa melihat tingkahku.

"Hahaha kakak aku penasaran wanita seperti apa yang membuat putra kita yang sedingin es ini menjadi seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri" ibu selir agung kini kembali bersuara.

"Kau benar!! Yang pasti dia sangat cantik" kemudian tawa mereka kembali pecah.

"Tidak lama lagi dia akan jadi milikku" batinku.

###___

Author's POV

Maju, berjalan, berhenti, berbalik, jalan lagi, maju lagi, berhenti lagi, dan kemudian kembali berputar lagi. Intinya yang dilakukan sang kaisar dari tadi hanya mondar-mandir menunggu sang prajurit kembali.

Penantiannya pun kini berakhir dan yang dinanti pun telah datang, prajurit itu datang membawa berita-berita dari wanita yang sejak kemarin membuatnya tidak bisa berpikir.

"Hamba mohon menghadap yang mulia" ku perintahkan segera prajurit itu untuk duduk karena ku tau pasti dia akan bercerita sangat panjang.

"Cepat ceritakan apa dan bagaimana yang kau dapatkan!" Perintahku kepada prajurit yang kini tengah duduk di hadapanku.

"Yang mulia hamba telah mendapatkan bahwa gadia itu bernama Hao Zi, ia tinggal di perguruan Ying sebagai seorang guru dengan sepupu dan pamannya yang telah merawatnya." Belum sempat ia berucap kembali, Ucapannya terpotong oleh ku.

"Tunggu kau bilang perguruan Ying bukankah itu perguruan besar milik saudara perdana mentri Chao? Dan apa maksud mu guru" hal ini membuat sang kaisar semakin tertarik dan penasaran.

"Benar sekali yang mulai dan terlebih lagi nona Hao Zi adalah putri dari perdana mentri Chao"

Ake sedikit terlonjak mendegar hal itu "bukankah putri perdana mantri telah meninggal karena terjatuh dari jurang bagaimana mungkin?" ucapnya yang semakin bingung.

"Mengenai hal itu hamba juga tidak tau yang mulia, tapi yang hamba ketahui dia tidak pernah di anggap oleh tuan Chao dia tidak pernah diperhatikan oleh beliau maka dari itu dia di beriakan pada tuang Lueng, dan selama ini tuan Lueng lah yang mendidiknya."

Sang kaisar menyimak semua yang dikatakan oleh si prajurit itu, sudah ia duga wanita yang kini ia ketahui bernama Hao Zi itu memang sangat menarik.

"Terlepas dari siapa dirimu, asalmu dan bahkan siapa kau, aku tidak perduli aku harus memilikimu Hao Zi" batinku.




My Perfect Empress Where stories live. Discover now