Part 16

20.2K 1.2K 4
                                    

Author come back lagi nih reader's.

Salam membaca daei author😉.

Author POV

Malam ini Hao Zi terpaksa harus berbagi kamar dengan raja hal yang hanya pernah terjadi sekali pada mereka saat raja dengan paksa mengambil keperawanan Hao Zi.

Diletakkannya barang dan juga pedang mereka lalu seorang pelayan masuk membawa beberapa makanan, karena lapar raja langsung menyambut makanan itu tampa memikirkan Hao Zi yang menatapnya geli.

"Terima Kasih" ucap Hao Zi sambil tersenyum, pelayan itu hanya mengangguk kemudian segera berlalu meninggalkan Raja dan Hao Zi.

"Yang mulia apa kau tidak ingin menyisakannya untukku aku juga lapar" gerutu Hao Zi membuat raja menghentikan aksi makannya.

"Hao Zi aku juga baru memakan beberapa suap dan kau suda-" tiba-tiba raja menggeleng-gelengkan kepalanya yang terasa pusing.

"Anda kenapa yang mulia?" Tanya Hao Zi khawatir "tidak aku hanya merasa pusing" tangan raja memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut.

Hao Zi merasakan keanehan di sini diambilnya sup yang di makan raja kemudian menciumi aromanya cukup lama seperti meneliti.

"Sial!" Umpat Hao Zi kemudian berbalik mengjadap raja.

"ini obat bius yang mulia! Apa anda makan banyak?" Tanya Hao Zi raja yang masih tersadar menggeleng tanda tidak.

Tingkat kewaspadaan Hao Zi meningkat saat mendegar pergerakan dari luar kamar segera diambilnya pedang yang diletakkan di di meja kamar itu.

Raja yang mengerti suasana juga tidak tinggal diam meski kesadarannya tidak stabil.

Brakk

Pintu itu rusak dan menampakkan beberapa pria yang memegang senjata dengan wajah sangar, mereka langsung masuk menyerak Hao Zi dan Raja.

Mereka tidak cukup banyak jadi memudahkan Hao Zi untuk keluar kamar membawa raja.

Diluar dugaan ada lebih banyak lagi yang memgepung mereka diluar penginapan tidak jalan lain Hao Zi harus menghadapi mereka.

Dentingan suara pedang beradu memecah keheningan malam ini dengan lihai Hao Zi memainkan pedangnya menebas mereka satu persatu.

Srreekk

Ahh

Suara tebasan dan teriakan memenuhi gendang telingah Hao Zi dia hapal betul suara siapa itu.

Kepanikan Hao Zi memuncak melihat darah bercucuran dari dada yang mulia raja.

Ahh

Saking fokusnya dengan keadaan raja ia tidak menyadari sebuah pedang telah menggores pinggang sebelah kirinya menyisakan rasa perih dan darah yang mulai keluar.

Hao Zi bukan orang bodoh yang akan membiatkan dirinya mati konyol tampa pikir panjang ia segera menghampiri raja membawanya lari dari kerumunan pencuri itu.

Dengan sisa tenaganya ia membopong raja berlari menjauh,
Tampak dari belakang mereka berusaha mengejak Hao Zi dan Raja Hwang.

Sebuah gubuk reok yang berada di tengah hutan menjadi tempat persinggahan sekaligus persembunyian mereka.

Hao Zi masih dapat mendengar langkah kaki para pencuri itu tidak ada cara lain ia mendudukan raja yang lemah kemudian menutupi tubuh mereka dengan sebuah kain berwarna hitam dengan harapan dapat mengelabui mereka.

"Cari mereka jangan sampai lepas"

"Ke sana!"

Suasana sudah terasa sunyi dengan gerakan perlahan Hao Zi membuka sedikit kain yang menutupi mereka memperhatikan keadaan sekitar.

Merasa sudah aman Hao Zi membuka sepenuhnya kain itu perhatiannya sepenuhnya tertuju pada raja yang masih menahan sakit.

Dengan gerakan cepat Hao Zi mulai melecuti pakaian raja memperlihatkan perut dan dada kekar milik Raja.

Dirobeknya beberapa kain menutup luka raja menekannya lembut untuk menghentikan pendarahannya, Hao Zi menarik ikat rambutnya membuat rambut indah Hao Zi tergerai menambah kecantikannya lalu mengikat lukanya.

"Yang mulia bisa kau pegang kain ini aku harus keluar mencari obat untukmu setinyak kita harus menghentikan pendarahanmu" ucap Hao Zi lirih, raja yang masih tersadar hanya mengangguk memegangi kain itu.

Tampa membuang waktu Hao Zi meraih pedangnya melangkah cepat untuk mencari tanaman yang bisa dibuat obat.

Bukan hal yang sulit bagi Hao Zi untuk mengubah sebuah tanaman menjadi sebuah obat karena memang inilah yang selalu ia lakukan.

Cukup banyak jenis tanaman yang Hao Zi kumpulkan cukup untuk tiga orang.

Dengan nafas yang mengebu Hao Zi menghaluskan semua tanaman itu mengoleskannya ke luka raja tidak lupa ia juga mengoleskan pada lukanya sendiri yang dari tadi terus ia tahan.

Hao Zi tidak menyalakan api takut ada yang menemukan mereka dan itu akan membahayakan.

Malam itu adalah malam yang panjang dan penuh perjuangan bagi Hao Zi.

###___

Perlahan Hao Zi membuka matanya pelan membiarkan sinar matahari menyinari sela-sela gubuk yang menjadi tempatnya beristirahat setelah apa yang terjadi semalam.

Pandangannya terus menyusuri wajah raja yang terlelap, sampai pikirannya teringat dan menjelah bagaimana caranya ia bisa keluar dari keadaan ini.

Tampa membangunkan raja Hao Zi pergi ke hutan mencari sesuatu yang bisa di makan, cukup lama ia berjalan dan hanya mendapati beberapa buah ia juga tidak tegah pergi terlalu jauh dari raja.

Buah yang ia bawah setidaknya cukup untuk mengembalikan tenaga raja dan dirinya.

"Anda sudah bangun?" Tanya Hao Zi langsung menghampiri raja yang terlihat berusaha bangun.

"Emm...dari mana saja kau?"

"Aku dari mencari ini, makanlah yang mulia hanya ini yang kudapatkan!" ucap Hao Zi kemudian menyodorkan Beberapa jenis buah kepada raja.

Tentu saja raja langsung menyambut itu dengan senang hati "kau tidak makan?" Raja menatap Hao Zi dengan penuh khawatir.

"Sudah sebaiknya anda makan semua?"

"......."

Tidak ada lagi suara diantara mereka hanya saling mencuri pandang.

"Yang mulia apa anda sudah merasa baikan?"

"Sepertinya tapi aku masih merasakan sakit dan nyeri" jelas raja sambil terus menikmati buahnya seperti orang yang kelaparan.

"Setelah ini kita akan ke desa itu aku akan mengambil kuda dan kita akan kembali ke istana" jelasnya kepada raja, pertama raja bingung namun lama kemudian ia mengangguk paham.

Masih dengan keadaan seperti tadi Hao Zi dan Raja berjalan namun kali ini wajah mereka tertutupi kain untuk jaga-jaga dari para penjahat itu.

Sebebarnya bukan hanya kuda yang menjadi tujuan Hao Zi kembali ke desa itu, ia juga berniat melapor kepada kepala desa tentang markas para pencuri yang diubah menjadi sebuah penginapan untuk mengelabui masyarakat.

Hao Zi dan raja sudah berada di tempat penitipan dimana Hao Zi menitipkan kudanya, penjaga yang melihat menghampiri mereka dengan ramah.

"Aku ingin mengambil kembali kudaku" ucap Hao Zi dan pelayan tadi pun pergi mengambil kuda Hao Zi menyerahkannya kepada sang pemilik.

"Terima kasih, ini" Hao Zi memberika uang upah menjaga kepada pria tadi kemudian pergi menuju ke rumah kepala desa.

Cukup lama berjalan Hao Zi sudah berada di depan rumah yang paling besar di desa ini, kecurigaan Hao Zi muncul saat merasakan keanehan.

"Desa ini kecil dan terkenal miskin tapi bagaimana bisa kepala desanya memiliki rumah sebesar ini" batin Hao Zi yang masih kebingungan.

*******
Next part tunggi yah reader's semoga kalian meresa ngak jenih dengan cerita ini.

Terima Kasih😘.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now