Part 4

24.3K 1.6K 7
                                    

Author come back lagi reader membawa lanjutan cerita ini🤗

Salam membaca dari author😉

Hao Zi's POV

Ku buka secara perlahan mataku yang masih terasa berat di tambah lagi kepalaku yang terasa sangat sakit membuat malas untuk bangun sampai aku menemukan sepenuhnya kesadaranku.

Mata langsung terbelalak saat sepenuhnya kesadaranku kembali, dan kesan pertama yang aku dapatkan adalah cantik ruangan yang aku tempati ini benar-benar cantik dan besar dengan nuansa berwarna merah dan kuning keemasan warna kesukaanku.

Sedang aku mendapati beberapa pelayan tengah sibuk menyiapkan makanan dan juga pakaianku seakan mereka sudah tau bahwa aku akan segera sadar.

"Ahh aku dimana?" Tanyaku kepada para pelayan itu sambil memegang lenganku yang sakit akibat luka tebas lukanya belum sepenuhnya sembuh bahkan masih jauh dari kata sembuh.

"Anda berada di kamar raja nona" jawab salah satu pelayan itu.

"Tunggu raja maksud kalian aku ada di Istana" tanyaku memastikan.

"Benar nona!! kami diperintahkan untuk melayani anda dan memenuhi semua kebutuhan anda" kembali salah satu pelayan itu memberitahuku.

Sekarang ini belum memperdulikan dimana aku yang ku perdulikan hanya perutku yang sedang kelaparan, semua makan tersaji dengan baik di hadapanku tampa pikir panjang aku langsung melahapnya.

Beginikah kehidupan istana sungguh enak semua kebutuhan disediakan para dayang, aku saja yang orang baru dilayani dengan baik apalagi para penghuni lama.

Kesadaran ku kembali membuatku teringat tentang apa yang terjadi malam itu, aku teringat akan Su Nyang dimana dia sekarang terlebih dari itu bagaimana dengan paman dan juga Tyan Ying mereka pasti khawatir.

Dua hari aku berada di sini dan belum ada tanda-tanda akan kemunculan raja yang aku tidak tau bagaimana rupanya itu.

Yang ku lakukan hanyalah makan, mandi, tidur dan sesekali keluar untuk jalan-jalan. Karena aku benar-benar bosan aku memutuskan untuk keluar kamar menikmati udara segar.

Disini sangat padat semua orang sibuk dwngan urusannya masing-masing, aku bagaikan seorang tahanan disini setidaknya aku mendapat pelayan yang baik.

"Apa kau tau aku dengar ada pria tampan yang memberontak di istana dan kudengar lagi dia akan dihukum! Padahal ia sangat tampan"

"Wah sayang sekali dia harus mati tampa bertemu denganku!! Tapi kenapa ia memberontak?"

"Ku dengar ia ingin mengambil kembali wanita yang dibawa raja yang katanya sangat cantik itu, aku penasaran dengan rupanya" percakapan itu tidak sengaja di dengarku.

Untuk memastikan hal itu aku menghampiri pelayan itu dengan tergesah-gesah.

"Apa katamu!! Raja akan menghukumnya dimana mereka?" Tanya ku tegas dan kini aku mulai berlari kearah pelayan tadi tunjukkan bahkan aku tidak memperdulikan darah yang bercucuran dari lenganku karena aku terlalu banyak bergerak.

Tidak terlalu jauh jarak aku berlari aku dapat merasakan seluruh tanganku basah karena darah yang keluar dari lukaku.

Didepan jalan masuk terdapat dua prajurit yang menjaga sedang aku sudah tidak dapat berpikir kemudian melangkah berniat masuk namun mereka mengcegahku.

Tubuhku terus memberontak untuk masuk hingga gerakan mereka terhenti saat aku menarik keluar pedang yang terselip di pinggal salah satu prajurit itu lalu menyodorkan ke arahnya.

"Biarkan aku masuk atau nyawamu melayang " tegas dingin dengan nafas menggebu.

Mereka tampak berpikir dan kugunakan kesempatan itu untuk menerobos masuk dan yang kudapati adalah benar dia Tyan Ying, yang kini sudah dalam keadaan yang memperihatinkan.

"Hentikan!! ku mohon hentikan" teriakku sinis membuat semua orang memandangku.

Tampaklah kini sang raja berdiri tegak dengan tubuh tinggi, mata elang yang sangat tajam, dia sangat tanpan untuk beberapa saat aku mengagumi sosoknya, namun pikiran itu segera hilang tak kalah para prajurit itu kembali memukuli Tyan Ying tampa ampun.

"Hentikan!!! ku mohon hentikan jangan pukuli dia!! Aku akan menuruti apapun keinginanmu tapi ku mohon tolong lepaskan dia!!" Aku terus memohon dengan tangisku bahkan aku kini telah berlutut memohon agar mereka melepaskan Tyan Ying.

Dalam keadaan yang masih berlutut aku terus memohon hatiku miris mendengarkan teriakan Tyan Ying yang kesakitan bahkan sudah tidak perduli dengan harga diriku yang dari dulu kujunjung tinggi yang ada dipikiranku sekarang hanyalah menyelamatkan Tyan Ying.

Sedikit anggukan dari raja menghentikan aksi para prajurit itu memukuli Tyan Ying dan sekarang ia tengah berjalan ke arahku.

Pria bertubuh tegak nan tampan itu kini berada tepat di hadapanku dengan tatapan dinginnya.

"Baiklah aku akan melepaskan saudaramu itu dengan syarat kau harus bersedia menjadi permaisuri sekaligus ratuku" ucapnya di selah-selah kegiatannya yang memegangi tanganku yang dipenuhi dengan darah.

"Tidak aku tidak akan mau kenapa aku menjadi istri raja bengis sepertimu" ucapku dengan gigi yang menggertak serta tangan yang kukepal kuat hingga kuku-kuku jariku menjadi putih.

"Bukankah kau ingin menyelamat Tyan Ying Hao Zi, aku memberimu kemudahan!! kau hanya perlu menjawab "ya" yang berarti hidup dan "tidak" berarti mati" ucapan raja itu kini membuatku benar-benar ingin membunuhnya, tapi disisi lain aku memikirkan Tyan Ying ia bisa mati jika seperti ini terus.

Sekarang aku terjebak tidak ada jalan lain, yang berarti aku harus menuruti keinginan kaisar itu untuk menjadi istrinya.

"Baik kita akan menikah!! Tapi..." ucapku menggantungkan perkataanku.

"Aku ingin merawatnya sampai sembuh dan dia akan tinggal disini sampai hari pernikahan itu!" Sambungku dengan tegas.

"Tentu lakukan apapun keinginanmu yang penting bagiku adalah kau Hao Zi" kemudian dia berlalu meninggalkanku, gila dia bahkan tau namaku aku saja tidak tau namanya.

###___

Author's POV

Dikamar yang megah ini bahkan sangat besar ini terbaringlah sosok Tyan Ying yang tengah di obati oleh Hao Zi sendiri setelah menyetujui permintaan kaisar ia membawa sepupunya itu ke kamarnya.

Butuh waktu yang lama untuk menunggu Tyan Ying sadar mengingat luka di sekujur tubuhnya sangat banyak.

Perlahan tapi pasti mata Tyan Ying terbuka menampakkan mata indah khas miliknya, Hao Zi kemudian mendekat dan kembali meminumkan obat.

"Aagghh dimana ini?" Ucapnya ditengah sadarnya.

"Kau dasar bodoh bagaimana kau bisa membuat keputusan sebodoh itu hah apa kau ingin membunuhku??" Hao Zi yang kini langsung menyambar Tyan Ying dengan celotehannya.

"Justru kau yang akan membunuhku! aku baru sadar Hao Zi tidak bisakah kau memperlakukanku dengan lembut kau sangat berbeda dengan Su Nyang" ucapan Tyan Ying membuat Hao Zi sedih yang kemudian memeluk tubuhnya itu.

"Tyan Ying ku mohon maafkan aku, aku tidak menepati janjiku melindungi peeguruan dan melindungi Su Nyang aku mohon maafkan aku!!" kini tangis Hao Zi pecah di pelukan sepupunya itu.

*******
Hallo lagi reader kali ini author mohon yahh🙏 buat yang baca tolong tekan tanda bintang yang ada di bawah👇👇.

Makasih😗




My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang