Part 41

13.8K 764 13
                                    

Author balik lagi tapi maaf yah readers ngak bisa 5 part sekali gus hahhahaha......

Salam membaca dari author😉.

Di dalam sebuah tandu tengah duduk berdua Hao Zi dan Raja Hwang, mereka sudah hampir sampai di Istana tapi belum pernah ada yang bersuara di antara mereka.

Sebenarnya lidah Hao Zi sudah gatal ingin mengajak raja berbicara namun hal itu harus mati-matian dia tahan, ia tidak mau merendahkan dirinya.

Gerbang Istana telah terbuka, rombongan raja beserta ratu memasuki Istana, dan lagi, raja mengacuhkan Hao Zi.

Tampa melihat atau mengucapkan sepatah katapun, raja meninggalkan Hao Zi yang tengah menatapnya dengan api yang membara dalam matanya.

Tangan Hao Zi mengepal kuat namun segera melemah tak kalah merasakan jubahnya di tarik, Hao Zi membalikkan badan ke belakang dan mendapati para pangerannya.

"Ibu tadi saat perjalan kami bersama dengan seorang wanita, dia sangat baik dan juga cantik"

"Benarkah siapa?"

"Nona Shao" seketika Hao Zi merasakan darahnya memanas mendengar nama itu.

Hao Zi berdiri cepat tatapannya berubah menusuk ia tidak perduli dengan tampang para pangeran yang sedikit ketakutan.

"Mei bawa pangeran ke kamar mereka!" Perintah Hao Zi dingin.

Hao Zi berjalan dengan cepat mencari apapun yang bisa di jadikan sebuah petunjuk siapa wanita pengganggu itu.

Sebuah kebetulan ia nerpapadan dengan wanita yang bernama Shao itu, tampa ragu Hao Zi menghampiri wanita itu.

"Tunggu! sebenarnya siapa kau"

"Saya! Maaf tapi anda siapa" Hao Zi tersenyum kecut mendengar suara wanita itu untuk pertama kali, suara  yang menurutnya sengaja di buat indah itu.

"Aku...aku Hao Zi ratu negeri ini" jelas Hao Zi singkat, setelah mendengar perkataan Hao Zi, nona Shao menunduk hormat sambil tersenyum.

"Hormat hamba yang mulia maaf tidak..." ucapan nona Shao terpotong oleh Hao Zi.

"Sudahlah...aku tidak perduli katakan siapa kau dan kenapa raja ingin membawamu ke istana"

Wanita itu tersenyum penuh arti mendapat pertanyaan dari Hao Zi "saya juga tidak tau yang mulia, saya hanya melakukan perintah sekaligus keinginannya" belum sempat Hao Zi membalas perkataan Nonola Shao, ia sudah mendapat panggilan dari arah lain.

Hao Zi menunduk hormat saat mendapati para ibu agung tengah berdiri tidak jauh darinya, ibu agung berjalan menghampiri mereka.

"Anda Siapa?" Tanya ibu suri agung dengan lembut.

"Saya Shao yang mulia! Saya disini atas perintah raja" wajah ibu suri dan ibu selir agung seketika berubah, mereka kemudian berpaling menatap Hao Zi.

"Ahh...Ratu kami ingin berbicara dengan anda sekarang" ucap ibu suri agung, membuat Hao Zi tersadar dari tatapan menusuknya.

"Ahh...baik yang mulia!"

Hao Zi dan para ibu agung sedang terduduk di sebuah pondok kecil yang memang selalu di gunakan untuk berbincang-bincang kecil.

"Yang mulia siapa wanita itu?" Ibu selir langsung menyambut Hao Zi dengan pertanyaan.

"Dia wanita yang membuat raja seketika menjauh dan tidak pernah menatapku yang mulia" ucap Hao zi lirih.

"Mungkinkah raja akan mengangkat Selir" ucap ibu selir agung menatap ibu suri agung.

Namun ibu suri memberi kode kepada ibu selir agung agar tidak membahas tentang itu, perhatian para ibu itu kembali pada Hao Zi yang tampak melamun.

###___

Hao Zi sudah menegang teguh pendiriannya, ia tidak akan mengajak raja berbicara sebelum ia yang memulai duluan dia juga tidak akan pernah menemuinya.

Para pangeran sedang membaca di temani dengan Hao Zi yang terus memikirkan raja dan nona Shao itu, apakah benar raja akan mengangkatnya menjadi selir.

"Ibu apa yang anda pikirkan?" Tanya pangeran Ryu yang membuat Hao Zi tersadar dari lamunannya.

"Tidak ada pangeran, oh yah apa ini?"  Hao Zi bertanya saat melihat sebuah gelang kecil yang melingkar pada tangan pangeran Ryu.

"...ini Huo Hu yang memberikannya"

"Seperti Huo Hu menyukaimu" Ucap Hao Zi yang berusaha menggoda pangeran Ryu.

"Mungkin ibu, tapi aku tidak menyukainya!" Alis Hao Zi terangkat saat mendengar perkataan Pangeran Ryu yang terkesan sangat dewasa.

"Kenapa?" Tanya Hao Zi singkat.

"Dia manja, cengeng, penakut dan pemalu, aku tidak suka sikap itu"

"Aku menyukainya! Dia cantik sangat imut" Tambah pangeran Yun dengan cepat.

Pangeran Ryu hanya menatap ngeri Pangeran Yun, sedangkan Hao Zi terus tersenyum saat melihat putranya yang sudah membahas wanita.

Hao Zi meninggalkan para pangeran yang masih sibuk membaca dan bermain bersama para dayang mereka, sedangkan Hao Zi berjalan tampa tau arah akan ke mana.

Sampai pandangannya mendapati raja yang sedang tersenyum bahagia bersama nona Shao, sekuat mungkin Hao Zi berusaha menahan dirinya agar tidak berbuat yang akan membuatnya rendah.

Sedikit demi sedikit Hao Zi belajar menahan emosinya, pasti suatu hari nanti dia akan memperlihatkan siapa dirinya, dia pasti akan mengeluarkan monster dalam dirinya.

********
Sekian dulu dari author yahh readers semoga like.....

Jangan lupa memberi vote and comment!!!

Terima Kasih😘.

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang