Part 10

23K 1.3K 2
                                    

Author come back lagi untuk para reader ku yang tersayang makasih yahh undah menyempatkan diri hanya untuk sekedar mampir di story author🤗 sekarang ini author lagi sibuk buat persiapan UN jadi mohon doanya semua🙏.

Salam membaca dari author😉.

Author POV

Semenjak Hao Zi memegang tanggung jawab untuk menyelesaikan urusan istana ia jadi jarang istirahat semua ia awasi secara langsung bukan karena tidak percaya dengan orang lain namun ia ingin nemastikan sendiri apa semua berjalan lancar.

"Yang mulia anda harus istirahat! sudah beberapa hari ini anda jarang makan" seru Mei yang hanya menyaksikan ratunya itu sedang memeriksa sebuah kertas yang berisikan rincian keuangan.

"Tidak Mei aku harus menyelesaikan ini dulu" ucapnya tampa sedikit pun berpaling.

"Tapi yang mulia saya hanya takut bila anda sa-" ucapan Mei terpotong saat ia mendapati tatapan Hao Zi yang menatapnya tajam.

"Kit" lanjutnya takut-takut.

Hao Zi memang gadis yang lemah lembut namun disaat yang bersamaan dia bisa menjadi menakutkan, sebenarnya sikap Hao Zi dan raja Hwang hampir sama namun raja Hwang lebih memperlihatkan sisi tegas dan dinginnya sedang Hao Zi lebih mendominasikan kecerianya.

Hampir setiap hari Hao Zi selalu mengunjungi segala bagian istana untuk sekedar memeriksa dan raja hanya menghembuskan nafas gusar semenjak Hao Zi sibuk ia tidak pernah sempat bahkan hanya untuk sekedar bertemu dengannya.

###___

Di aula istana ini seluruh pejabat tengah bersiap untuk menyambut raja, pria yang di tunggu itu sudah berjalan melewati para pejabat dengan ekpresi datar dan dinginnya.

Semua orang menunduk hormat saat raja telah duduk di singgah sananya dengan sangat berwibawa dan para mentri pun mulai berbicara mengeluarka unek-uneknya.

"Yang mulia semenjak aturan yang ratu diberlakukan keadaan keuangan semakin membaik bahkan laporan sudah mengatakan bahwa semuanya sudah stabil bahkan pajak pun dibayar dengan baik"

Raja dingin itu menyimak setiap kata yang diucapkan mentri keuangan kerajaannya.

"Ada satu hal lagi yang mulia ini mengenai ratu" seketika Yang mulia memusatkan pandangannya pada orang yang berbicara itu.

"Ada apa dengan ratu?" Tanyanya bernada tegas.

"Ratu sering memberi hamba kantongan berisi kepingan uang dan saat saya bertanya beliau tidak memberitau dia malah melarang saya untuk mencari tau"

"Aku mengerti!"

Dia benar-benar sangat dingin bahkan sebuah air mampu ia bekukan hanya dengan menatapnya.

Rapat dibubarkan! para pejabat meninggalkan aula dan kembali pada kegiatan dan rutinitasnya.

Sedangkan raja dengan langkah besar ia berjalan menuju kediaman ratu ia masih bertanya dari mana ratu mendapatkan uang itu.

Didapatinya Hao Zi dengan Mei tengah berada di sebuah gazebo dengan beberapa dayang yang tengah sibuk membuat sesuatu yang entah apa itu.

Mei yang pertama melihat raja kemudian beranjak memberi hormat dan diikuti oleh Hao Zi dan para pelayan lainnya.

Sang kaisar tidak memperdulikan para pelayan itu langsung saja ia memegang tangan Hao Zi menyeretnya menjauh dari para pelayannya.

Hao Zi yang bingung dengan perlakuan raja menghentikan langkahnya dan menepis tangan raja tentu saja hal itu membuat langkah yang mulia raja ikut terhenti dan memandang Hao Zi lekat-lekat.

"Yang mulia apa yang anda lakukan?" tanya Hao Zi yang telihat bingung.

"Katakan padaku dari mana kau mendapatkan uang itu"

"Uang apa?" Tanya Hao Zi pura-pura tidak tau.

"Kau bukan pembohong yang pintar Hao Zi katakan jika aku mengetahiunya dari orang lain kau akan tau sendiri akibatnya" raja Hwang tampak serius mengatakan hal itu sedangkan Hao Zi menelan salivanya ketakutan.

"Kau lihat apa yang dilakukan para dayang itu?" Ucapnya dengan terpaksa Seraya menunjuk para pelayan yang tengah sibuk membuat sabun mandi, raja tidak menjawab ia hanya mengikuti arah pandangan Hao Zi sampai Hao Zi kembali bersuara.

"Mereka tengah membuat lulur mandi wanita! aku megajiri mereka dan mereka menjualnya ke para gisaeng dan wanita penghibur yang ada diluar istana kemudian hasilnya kuserahkan pada pihak istana aku melakukan hal ini untuk membantu keuangan" papar Hao Zi panjang lebar, raja hanya menatap Hao Zi tampa ekspresi.

"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku, apa ibu suri dan selir agung tau?"

"Tentu saja! selir Lian Juga tau tapi aku tidak ingin mereka memberi tahumu karena pasti kau akan marah" lanjutnya lagi dalam artian Hao Zi.

"Aku ingin kau menghentikan ini semua" seketika mata Hao Zi melotot mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut indah milik raja itu.

"Tapi kenapa hal ini menguntungkan yang mulia"

"Tidak! apa yang dikatakan semua orang jika mereka tau bahwa seorang ratu menjual lulur mandi kepada para wanita penghibur"

"Tap-" belum sempat Hao Zi bersuara ucapannya terpotong oleh raja.

"Tidak ada bantahan Hao Zi dan kau harus menghentikannya!" raja meneriaki Hao Zi dengan berkobar, entah mengapa Hao Zi merasa dadanya sakit saat raja membentaknya..

Tidak terima akan hal itu Hao Zi berniat meninggalkan tempatnya dan raja berdiri namun hal itu segera dicegah oleh tangan raja.

Raja menarik tangan Hao Zi membuatnya membalikkan badan dan satu tangan raja menarik tengkuk Hao dan mulai menciuminya.

Tubuh Hao Zi meremang saat mendapat perilaku seperti itu dari raja, ia berusaha melepas tautan itu tangan Hao Zi mulai memukul kecil dada raja.

Tubuh Hao Zi mulai melemah raja mulai merasakan beban tubuh Hao Zi semakin berat, tangan yang dari tadi memukulinya kini sudah berhenti.

Raja yang mulai bingung mengapa Hao Zi sangat berat pun melepas tautan mereka dan raja mendapati matan Hao Zi tertutup rapat, ia tak sadarkan diri Hao Zi pingsan.

Sekatika panik menguasai perasaan sang raja tampa pikir panjang ia kemudian mengangkat tubuh Hao Zi menggendongnya menuju ke kamar.

Mei yang mendapati raja yang menggendong Hao Zi yang terlihat lemah langsung menghentikan pekerjaannya lari mengejar raja.

"Yang mulia kenapa dengan ratu?" Tanya Hao Zi panik melihat wajah Hao Zi yang sangat pucat bak mayat hidup.

"Kau panggil tabib suruh ia kemari, cepat!!" Perintah raja Hwang dengan nada tinggi.

"Ba..ba..ik yang mulia" mei berlari secepat mungkin ia sangat khawatir dengan ratunya yang sangat ia sayangi itu.

Tubuh Mei terhenti seraya menunduk saat berpapasan dengan Selir Lian namun ia tidak bisa menyembunyikan wajah paniknya.

"Mei kau ingin kemana, dan dimana ratu?" Tanya Selir Lian mulai terlihat khawatir.

"Ratu dia pingsan yang mulia, saya diperintahkan untuk memanggil tabib" ekspresi Selir Lian kini menunjukkan bahwa ia sedang panik sedang Mei meninggalkan Selir Lian setelah menunduk hormat.

Tidak banyak buang waktu Selir Lian mulai mempercepat langkahnya menuju ke kediaman ratu dan ia mendapati sang raja tengan mengusap lembut wajah Hao Zi.

*******
Kali ini author cuman mau bilang makasih lagi buat pembaca setia cerita ini🙏.

Jangan lupa tinggalin voment yah.

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang