Part 13

22K 1.3K 6
                                    

Warning ini ada adegan 20++ jadi yang masih labil harap jangan dulu author udah ingatin yahh⚠⛔.

Salam membaca dari author😉.

Author POV

Yang mulia, ratu disertai kasim Han dan Selir Lian telah melakukan perencanaan pernikahan dan itu akan dilaksanakan malam ini di istana walau tidak besar-besaran karena permintaan dari selir Lian.

Ini adalah malam berharga bagi mereka karena menjadi malam persatuan mereka.

###___

Hao Zi tengah berada di kamarnya ia baru kembali dari alun-alun istana tempat dimana pernikahan Kasim Han dan Selir Lian dilaksanaka, bukan Selir Lian melainkan Nona Lian.

Semua orang tengah berpesta minum-minum sambil menikmati tarian dan kembang api.

Tau sendiri seorang Hao Zi ia tidak terlalu memperdulika hal seperti itu disaat pernikahannya saja ia lari dari pesta baginya buang-buang waktu.

Sampai ia mendengar suara gebrakan dari luar disana tampak raja dengan wajah memerah berjalan tergopo-gopo tidak mampu menyeimbangkan tubuhnya.

Hao Zi menghampiri raja yang tampak sangat frustasi berusaha memegangi raja agar tidak terjatuh.

"Hao Zi apa aku raja yang sangat buruk hah sampai kau begitu membenciku bahkan istriku lari dariku hahahaha" ucap raja dengan nada khas orang mabuk.

"Yang mulia apa yang anda bicarakan anda raja yang baik saya sudah tidak mem-" ucapan Hao Zi terhenti saat bibir yang mulia raja sudah melumat dengan agresif bibir Hao Zi.

Tubuh Hao Zi tersentak mendapat perlakukuan seperti ini dari raja, ini memang bukan pertama kali raja mencium Hao Zi namun ciuman ini yang paling kasar bahkan Hao Zi sampai meringis mendapat gigitan dibibinya.

Tidak hanya bibir bahkan tangan raja mulai memeluk pinggang Hao Zi mendekatkan tubuh mereka tubuh raja mulai mendorong tubuh Hao Zi mundur dan menjatuhkannya di tempat tidur kemudian menindihnya.

Raja menindih tubuh Hao Zi namun tidak melepas lumatannya, Hao Zi terus saja berontak dan ia mulai kehabisan nafas sedang raja tangannya sudah mulai melepas dan merobek apapun yang ada di badan Hao Zi.

Ciuman raja kini mulai turun ke leher dan dada Hao Zi meninggal bekas kecil berwarna pink kemerahan, Hao Zi berusaha melepaskan diri tapi tangannya dikunci oleh raja dan kakinya mulai menendang namun tidak memberi kesan apapun pada raja.

Ternyata benar sekuat apapun seorang wanita pasti tidak akan mampu menandingi kekuatan seorang pria itu sudah jadi hukum alam bahkan untuk pria yang mabuk sekalipun.

Tubuh Hao Zi benar-benar sudah bersih dari apapun yang menutupinya sedang raja kini sudah bertelanjang dada menunjukkan tubuhnya yang berbentuk sempurna.

Erangan dan desahan mulai terdengar dari mulut Hao Zi saat raja mulai mencium bibirnya kembali dan air matanya mulai berjatuhan ia tidak mampu melawan.

Bagi raja wajah penolakan dari Hao Zi membuatnya semakin terbakar nafsunya ia semakin menjadi.

Setelah cukup lama bermain raja akhirnya memasuki Hao Zi bersamaan dengan desahan kenikmatan yang keluar dari mulut indah Hao Zi.

Sebuah teriakan kesakitan terdengar saat raja merusak bukti keperawanan Hao Zi dan darah pun mulai keluar.

Cukup lama pergulatan itu terjadi raja akhirnya tumbang diatas tubuh Hao Zi yang lemah kemudian merebahkan dirinya di samping Hao Zi.

###___

Mata Hao Zi mulai terbuka saat cahaya menembus sela-sela kamarnya, ia membalikkan badan dan mendapati raja masih tertidur pulas dengan dada yang tidak tertutupi membuat Hao Zi terbuai sesaat.

Tampa perduli dengan tubuh raja ia menarik selimut lalu menutupi tubuhnya hendak turun namun belum satu langkah yang ia ambil tubuhnya ambruk terjatuh ke lantai.

Rasa sakit ia rasakan disekujur tubuhnya terlebih bagian bawahnya itu benar-benar sakit tampak dari raut wajahnya yang menggigit bibir bawahnya.

Sampai sebuah tangan ingin membantunya namun tangan itu segera ditepis oleh Hao Zi, itu adalah tangan raja yang hendak membantu Hao Zi namun ia tolak.

Tidak perduli dengan penolakan Hao Zi raja kemudian mengangkat Hao Zi menggendongnya menuju bak mandinya tampa memperdulikan tubuhnya yang telanjang.

Tidak ada suara diantara mereka bahkan setelah membantu Hao Zi raja pergi dari ruang mandi itu entah kemana, Hao Zi sengaja berlama-lama ia tidak mau melihat raja untuk saat ini.

Cukup lama waktu yang Hao Zi habiskan untuk mandi tidak seperti biasanya, saat ia kembali ke kamar sosok raja sudah tidak ada bahkan juba yang ia pakai dan buang semalam sudah raib.

"Yang mulia anda butuh sesuatu?" Tanya Mei membuat Hao Zi kaget tampa sadar memegangi dadanya.

"Kau mengagetkanku! Tidak aku akan melakukanya sendiri kembali lah!" perintah Hao Zi kepada Mei dan mulai meninggalkan Hao Zi namun langkahnya terhenti dan kembali menghadap Hao Zi.

"Ada apa?" Tanya Hao Zi bingung kenapa Mei kembali.

"Hamba lupa ini untuk anda yang mulia raja yang memberikannya katanya ini untuk anda" Mei menyerahkan sebuah kantongan dan Hao Zi mengambilnya tampa berniat membukanya.

"Baiklah terima kasih"

"Ohh iya, yang mulia beliau juga berkata bahwa bukan hanya itu saja yang akan anda terima tapi akan ada lagi dan sedang menyusul" sambung Mei dan meninggalkan Hao Zi sendiri yang sedang bergulat dengan pikirannya.

"Apa ini? astaga ini sangat indah" kalimat kekaguman itu keluar saat melihat apa yang ada di dalam kantongan itu sebuah tusuk rambut berwarna emas dengan corak merah.

Sangat indah itulah yang dapat Hao Zi katakan dan hal ini membuatnya penasaran tentang apa hadiah yang akan datang itu.

"Bukankan aku marah padanya kenapa aku ini? Ini pasti sebuah sogokan karena dia telah melecehkanku dasar pria gila!!" batin Hao Zi yang bingung dengan sikapnya sendiri terhadap raja.

*******
Jangan lupa tinggalin voment yah para reader's yang baik hati dan tidak sombong.

Terima Kasih😘.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now