Part 14

22.4K 1.3K 9
                                    

Part sebelumnya authot ngak jelasin secara rinci yah adegan plus-plus soalnya malas nulis udah kepanjangan teksnya😅😅

Salam membaca dari author😉.

Hao Zi POV

Suara merdu burung berkicau menambah suasana segar pagi hari ini terlepas dari kejadian semalam aku merasa sangat senang senyum tidak pernah pudar dari wajahku.

Aku masih penasaran mengenai hadiah apa yang raja maksudkan tapi rasa itu terkalahkan oleh keinginanku untuk bertemu dengan Nona Lian dan suaminya, hari ini ia akan segera pergi dari istana sebenarnya aku tidak rela namun karena itu keinginan mereka aku bisa apa.

Dari kejauhan tampak beberapa orang tengah bersiap untuk berangkat, disana tampak kasim Han yang memegangi kuda dan Nona Lian di samping sebuah tandu.

Aku mulai mempercepat langkah kakiku segera menyusul mereka, Lian yang melihatku tampak senang dan menyambutku dengan pelukan hangat yang segera ku balas.

"Apa kalian harus pergi" keluhku sambil mencibir malas Lian hanya terkekeh dengan tingkahku yang seperti anak kecil.

"Iya yang mulia kami akan berusaha hidup mandiri menjalani kehidupan layaknya suami dan istri" jelas Kasim Han padaku di sambung dengan anggukan dari Lian.

Aku hanya membuang nafas pasra "Baiklah sepertinya ini memang yang terbaik jangan lupa bahagia yahh, terima ini!" Aku menyodorkan sebuah kertas kepada Lian.

"Apa ini yang mulia ratu" tanya Lian bingung kemudian mulai membuka dan membaca isinya.

"Itu surat keterangan kepemilikan rumah, aku mempunyai sebuah rumah yang terletak di desa Xing cukup besar untuk kalian tinggali rumah itu aku beli dengan uang tabunganku selama 7 tahun saat aku kabur dari perguruan dan saat itu juga aku terjatuh ke jurang dan dikatakan meninggal, tapi sekarang itu milik kalian tolong jaga dan rawatlah rumah itu kalian hanya perlu memperlihatka surat itu dan menyebut namaku maka mereka akan mengerti dan mempersilahkan kalian" jelasku dengan tanganku yang memegangi tangan Lian dan ia hanya menatapku sejenak namun terasa dalam.

"Boleh aku memelukmu yang mulia!" Tidak memberikan jawaban aku langsung mendekap tubuh Lian memeluknya erat sampai ia menangis karena terharu.

"Hati-hati yah aku pasti akan sering berkunjung"

"Sekali lagi terima kasih yang mulia kebaikan anda akan selalu kami kenang" ucap kasim Han bersamaan dengan Lian sambil menunduk memberi hormat padaku.

###___

Setelah melepas Nona Lian dan Kasim Han pergi aku berniat kembali sampai aku terkaget saat raja sudah berada di depanku sontak aku langsung berbalik hendak kabur darinya namun tangan kekar miliknya berhasil menahan tangan mungil milikku.

Aku hanya mampu menepuk kecil kening dan mengigit bibir bawahku meratapi nasibku, karena aku tak kunjung membalikkan badan raja menarik tanganku dan berakhir didada bidangnya karena dia tinggi aku harus mendongak untuk bisa menatapnya.

"Kenapa kau kabur?" Tanyanya dengan nada mengejek dengan mata yang masih terus menatapku ini benar-benar membuatku deg-degan
Jantungku melompat-lompat.

"Ck Siapa yang kabur aku hanya lupa kalau aku akan menemui ibu suri hari ini" balasku tentu saja dengan bumbu kebohongan.

"Sudah ku bilang kau bukan pembohong yang pintar kau mau ke ibu suri kenapa kau ada di sini bukankah jalan ini menuju ke kamarku"

Aku baru sadar aku bukan berjalan ke kamarku tapi kamar raja, sepertinya aku mengambil haluan yang salah mampus aku ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Sudah malu harus berjalan berputar lagi, sedangkan raja hanya tertawa geli melihatku salah tingkah, seketika bayangan kejadian semalam tiba-tiba muncul lagi.

"Aku akan kembali!" Ucapku ketus hendak berlalu meninggalkannya tapi di tahan lagi.

"Kenapa apa kau tidak merindukanku? Aku mau kamu lagi" bisiknya di telingaku membuat kulitku meremang merasakan hembusan nafasnya.

"Bukankah kita bertemu semalam bahkan kita-" kalimatku terpotong dan langsung menutup rapat mulutku hampir saja aku mebuka aib sendiri.

"Kenapa dengan kita hhmmm apa kau mau mengakui kalau kita melakukan itu semalam..." aku langsung membungkam mulut raja dengan telapak tanganku takut ada yang mendengar sedangkan kakiku berjinjit karena tidak sampai dia terlalu tinggi.

"Sebaiknya anda pergi yang mulia tidak bisakah kau tidak menggangguku aku malas bertemu denganmu" ucapku dengan nada tinggi dan dia hanya menatapku terus ini membuatku malu rasanya ingin langsung menghilang.

"Justru kau yang harus pergi ini kan daerahku" ucapnya mengejekku dan lagi masih terus menatapku.

"Ahh iya baiklah kalau begitu aku akan pergi" kakiku sudah melangkah hendak pergi namun terhenti karena sebuah ingatan.

"Kenapa lagi? sudah kubilangkan kau memang merindukan ku buktinya kau tidak ingin pergi"

"Percaya diri anda terlalu tinggi, aku hanya ingin bartanya hadiah apa yang akan menyusul itu?" Tanyaku penasaran dia menganggukkan kepala tanda paham.

"Kau akan mendapatkannya nanti mungkin sebentar lagi yang pasti kau akan menyukainya" jawabnya kemudian maju mencium bibirku sekilas dan pergi berlalu begitu saja namun itu sukses membuatku terdiam dengan muka memerah.

Berjalan dengan menghentakkan kaki itulah yang kulakukan sekarang karena rasa kesal yang belum  sepenuhnya hilang dia sangat menyebalkan.

Sampai sebuah pemandangan yang tidak asing membuatku terhenti didepan paman Lueng dan Tyan Ying sedang berjalan ke arahku.

"Aahhh" pekikku lalu berlari menghamburkan pelukanku kepada pamanku itu yang sudah seperti seorang ayah bagiku.

"Bagaimana keadaanmu Hao Zi aku sangat merindukanmu" seru paman seraya ikut memeluk tubuhku.

"Aku baik paman aku juga sangat merindukanmu dan juga perguruan tapi tunggu..!" Aku melepas pelukanku dan menatap wajah ledua pria berbeda usia ini bergantian.

"Kenapa kalian ada disini lalu siapa yang menjaga perguruan?"

"Disana sudah ada yang jaga kami kesini aras perintah raja kami juga  tidak tau untuk apa kami hanya dipanggil jadi kami datang" papar paman Lueng menatapku lekat seolah meminta izin untuk pergi dan aku hanya menganguk karena aku paham.

Tinggallah Tyan Ying dan aku berdua, dia menatapku dan memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah seperti menyelidiki sesuatu.

"Hao Zi ku tersayang sebaiknya kau gerai rambutmu  hari ini..."

"Kenapa?" Tanyaku penasaran kemudian Tyan Ying maju dan membisikkan sesuatu di telingaku.

"Supaya tidak ada yang melihat lehermu sepertinya kau berjuang yah semalam hahaha" mendengar hal itu mataku langsung melotot kaget apa sangat jelas sial dasar menyebalkan

Langsung saja aku memberi pukulan bertubi-tubi kepada Tyan Ying namun ia segera kabur, lari meninggalkanku yang sudah dibuat kesal oleh ulahnya.

"Ohh astaga aku lupa memalukan" batinku bergegas kekamarku dengan perasaan kesal sambil menggerai rambutku agar menutupi bekas semalam yang ada di leherku.

*******
Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Where stories live. Discover now