Part 39

14.7K 812 8
                                    

Salam membaca dari author😉.

Seluruh persiapan keberangkatan raja Hwang dan Hao Zi telah dilaksanakan, seperti yang sudah direncanakan mereka akan segera berangkat ke perguruan Ying untuk menghadiri acara pernikahan Tyan Ying.

"Semuanya sudah siap yang mulia!" Lapor Panglima Feng.

"Baiklah, mari kita berangkat!"

Hao Zi menaiki sebuah tandu yang cukup besar, raja dan Hao Zi berada dalam satu tenda sedangkan para pangeran di tandu terpisah dan yang lainnya menunggangi kuda.

Mereka berangkat setelah mendapat perintah dari panglima Feng, jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh jadi sekitar satu hari mereka akan sampai.

"Kau senang?" Tanya raja yang terus memperhatikan  Hao Zi yang tersenyum.

"Apa terlihat jelas"

"Aiih...Dasar!" Ucap raja kemudian mencubit gemas pipi Hao Zi yang mulai sedikit berisi.

###___

Suara musik dan seramaian sudah mulai terdengar itu berarti rombongan raja telah sampai didesa  dimana tempat Perguruan Ying berada.

"Berhenti!" Tegas raja yang tiba-tiba menghentikan perjalan.

"Kenapa kita berhenti yang mulia?" Tanya Hao Zi yang kebingungan.

"....." raja tidak menjawab ia hanya menatap Hao Zi dan beberapa saat kemudian tangannya sudah menarik tangan Hao Zi.

Perlakuan raja benar-benar membuat Hao Zi bingung, apa yang akan dilakukannya, raja membawa Hao Zi turun dari tandu dengan hati-hati.

Panglima Feng mendekati raja untuk bersiap menerima perintah darinya "ada apa yang mulia".

"Kalian berangkatlah dahulu, aku ingin melakukan sesuatu dengan Hao Zi.

Mendengar hal itu membuat Hao Zi menatap raja dengan pandangan yang sangat kebingungan, tapi hatinya mengatakan sebaiknya ia mengikuti keinginan raja jika tidak ingin dapat masalah.

"Kalian tidak perlu khawatir!" Ucap raja dengan nada berat dan berwibawa.

Panglima Feng menunduk tanda mengiyakan perintah raja, tapi sebelum Panglima Feng menuntun rombongan untuk kembali melanjutkan perjalanan, ia terlebih dahulu memberikan seekor kuda untuk ditunggangi oleh pasangan suami istri itu.

Setelah memberi hormat, panglima Feng kemudian menaiki kudanya dan memberi isyarat untuk berangkat.

Terlepas dari rombongannya, raja menuntun Hao Zi untuk berjalan menuju ke sebuah pasar yang cukup ramai orang.

"Hao Zi apa kau ingat ini adalah tempat pertemuan pertama kita!" Ucapan raja itu membuat Hao Zi mengangguk paham sekaligus menatap raja mengejek.

"Tentu saja saya ingat yang mulia, disinilah awal dari semua perubahan dalam hidupku"

"Dan disini juga awal ketertarikanku padamu" raja meraih pinggang Hao Zi tampa pamrih, tampa menghiraukan pasang mata yang menyaksikan mereka.

"Lepaskan yang mulia!..." tegas  Hao Zi datar, tapi hanya menggelengkan kepala dan semakin mengeratkan tanggannya.

"Yang mulia anda tau, anda terlalu kekanak-kanakan kita sudah berumur untuk melakukan hal seperti ini didepan banyak orang, jadi sebelum aku membuat anda melepaskanku, sebaiknya anda yang melepaskan sendiri"

Raja langsung mengangkat tangan pura-pura mengalah dan saat Hao Zi mengalihkan perhatian darinya dengan secepat kilat raja mencium pipi Hao Zi singkat.

Mata Hao Zi terbelalak tidak menduga raja akan melakukan itu, di tambah lagi dengan rasa malunya saat mendengar beberapa teriakan dari para warga.

Karena malu Hao Zi menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya dengan kecepatan tinggi ia berlari meninggalkan raja yang masih terlihat tersenyum mengejek.

"Terbukti siapa yang kekanak-kanakan sekarang" seru raja yang semakin mengembangkan senyumannya.

###___

Perguruan Ying sudah terlihat ramai  para tamu sudah mulai berdatangan, para pelayan pun masih terlihat sibuk dengan persiapan pernikahan yang akan dilaksanakan nanti malam.

Para rombongan raja yang tiba duluan telah dipersilahkan dan telah disambut dengan baik, Panglima Feng juga sudah menjelaskan tentang raja dan ratu.

"Kakek....!" Paman Lueng berbalik saat mendengar teriakan anak kecil yang berasal dari belakang.

"Pangeran, kemana ayah dan ibu kalian"

"Tidak tau!" Jawab para pangeran dengan polosnya.

Paman Lueng memeluk para pangeran dengan lembut menyalurkan setiap kerinduannya, walau tidak sesering Tyan Ying tapi Paman Lueng juga selalu mendatangi Istana, bedanya ia datang apa bila hanya di panggil oleh kaisar Hwang.

"Kakek, Paman dimana?" Tanya Pangeran Ryu datar.

"Oh dia sedang berada di kamarnya apa kau ingin menemuinya pangeran?"

"Ya" jawab Pangeran Yun dengan cepat dan bersemangat.

Senyum terpancar di wajah sang pria yang kini sudah berambut putih itu, tapi jangan salah walaupun sudah terlihat tua namun tenaganya masih kuat.

Paman Lueng memerintahkan salah satu pelayan disana untuk mengantar para pengeran ke kamar Tyan Ying, tidak berselang lama dari kepergian pangeran, Hao Zi dan raja tiba di perguruan Ying.

Saat Hao Zi melangkahkan kaki disekitar perguruan Ying perhatiannya tertuju pada sosok wanita yang berdiri dengan seorang anak perempuan, kemungkinan umur anak itu dan umur para pangeran sebaya.

Karena penasaran Hao Zi mendekati wanita itu yang masih dalam posisi membelakang, dengan langkah perlahan Hao Zi mendekat.

Hao Zi menepuk pundak wanita itu dengan perlahan membuatnya meblaikkan badan dan menampakkan wajahnya.

Kedua wanita itu sama-sama terbelalak saat melihat dengan siapa mereka berhadapan.

"Hao Zi"

"Sel...maksudku nona Lian iyakan waahhh" Hao Zi tidak dapat menyembunyikan rasa kagetnya, Lian memeluk Hao Zi wanita yang teramat ia rindukan.

Ternyata wanita itu adalah selir Lian yang memang sengaja diundang oleh Tyan Ying untuk Hao Zi, setelah cukup lama berpelukan mereka akhirnya melerai pelukannya.

"Kau juga diundang?" Tanya Hao Zi yang masih berbinar.

"Iya yang mulia Tyan Ying sendiri yang mengundang saya, ia mengatakan akan memberimu kejutan dan bisakah anda memanggil saya tampa kata nona itu membuatku canggung!"

"Tentu...jadi ternyata kamu adalah orang yang dia maksud...aku paham sekarang...dan siapa gadia cantik ini" Hao Zi beralih ke gadis kecil dengan satu giginya yang sudah terlepas, gadis kecil itu tampak malu dan takut terlihat dari tingkahnya yang menyembunyikan wajahnya di balik pakaian ibunya.

"Hentikan... apa kau tidak lihat dia ketakutan, berhenti menakutinya!" Hao Zi tidak memperdulikan suara yang baru saja menghinanya, karena dia tau suara siapa itu, suara yang sudah sangat ia hapal siapa lagi kalau bukan raja.

"Aku tidak menakutinya yang mulia, mana mungkin wanita secantik ini menakutkan!" Raja tertawa geli mendengar perkataan Hao Zi yang terlalu percaya diri.

"Cukup cantik untuk membuat anak itu ketakutan" jawab raja datar sambil melirik Huo hu, gadis yang merupakan anak dari mantan kasim dan Selir raja bernama Huo hu dan dia seumuran dengan para pangeran.

*******
Cukup dulu yahh readers mohon pendapatnya mengenai part ini dan untuk update selanjutnya kemungkinan akan sedikit lama....

Terima Kasih😗.

"

My Perfect Empress Where stories live. Discover now