Part 29

14.8K 929 6
                                    

Salam membaca dari author😉.

Hao Zi tengah terduduk dibawah pohon rindang sedangkan raja dengan mata terpejam tengah terbaring dipangkuan Hao Zi.

Ditemani dengan hembusan angin membuat mereka melupakan sejenak urusan mereka, inilah yang mereka butuhkan waktu dan kesempatan untuk bersantai dan bersama hanya berdua.

"Yang mulai" panggil Hao Zi dengan tangannya yang membelai lembut wajah raja yang amat sempurna dengan rahang yang kokoh.

"Emm"

"Apa kau pernah jatuh cinta" pertanyaan Hao Zi membuat mata raja yang awalnya terpejam kini  terbuka.

Raja menatapa wajah cantik Hao Zi, walau sudah menjadi ibu dia tetap terlihat masih muda dan masih sangat cantik.

"Pernah" jawab raja singkat tampa memalingkan pandangannya dari Hao Zi.

"Benarkah, kapan dan siapa?"

"Sekarang dengan dirimu" Hao Zi berdecak sebal dengan jawaban raja yang tidak sesuai dengan pikirannya.

"Yang mulia begitu maksudku selain diriku"

Raja tampak berpikir dan kembali menatap Hao Zi "tidak pernah! Kau tau dari dulu aku hanya selalu belajar dan berlatih untuk menjadi seorang raja jadi aku tidak punya waktu untuk jatuh cinta kalaupun aku jatuh cinta itu hanya sebuah pedang dan buku"

"Jadi aku adalah cinta pertamamu"

"Bisa dibilang begitu kau sendiri?" Tanya raja dan matanya kembali terpejam menikamati kenyaman yang tengah ia rasakan.

"Aku pernah jatuh cinta, dulu saat aku kabur dari perguruan aku tinggal di desa Xing disana aku bertemu dengan seorang pria dia tampan, perhatian dan baik tapi dibalik semua itu dia tidak lebih dari iblis berwajah dewa" raja terkekeh mendengar penjelasan Hao Zi sedang Hao Zi kembali melanjutka ceritanya.

"Karena tau aku pandai dalam mengobati ia sering membawa warga desa untuk berobat dan ia mengatakan bahwa dia tidak meminta bayaran pada mereka dan hal itu semakin membuatku menyukainya, sampai saat itu tiba dimana aku bertemu dengan orang yang pernah aku obati dia mengatakan bahwa dia sudah sembuh tidak sia-sia membayar mahal, hal itu membuatku murka dan mendatanginya namun yang kulihat dia sedang sibuk bercumbu dengan para gadis penggoda dan wanita penghibur" jelas Hao Zi panjang lebar, raja tampak menikmati dan menyimak setiap perkataan Hao Zi.

"Lalu apa yang kau lakukan padanya" tanya dengan nada penasaran.

"Aku sangat marah saat mengetahui jika ia hanya memanfaatkanku karena amarah yang menguasaiku Aku membunuhnya dan itu menjadi pembunuhan pertamaku" raja membuka mata membangunkan diri dan menatap Hao Zi penuh arti.

"Apa kau mencintainya?" Pertanyaan itu cukup membuat Hao Zi tampak berpikir.

"Aku juga tidak tau perasaanku saat itu yang mulia menurutmu?"

"Menurutku kau tidak mencintainya kau hanya mengaguminya, jika kau mencintainya tidak mungkin kau sampai tega membunuhnya semarah apapun dirimu"

"Dan dia bukan cinta pertamamu tapi aku" potong raja jadi mereka berdua adalah si pasangan cinta pertama.

Hao Zi terkesima dengan penjelasan raja barusan dengan senyum diwajahnya Hao Zi memajukan wajahnya mencium bibir raja sekilas.

Saat hendak menjauh raja malah lebih dulu menarik tengkuknya mendekatkan kembali wajah mereka dan melumat habis bibir Hao Zi.

###___

Raja bersama dengan Hao Zi keluar dari kamar yang berarti mereka baru kembali dari tempat itu namun langkah mereka terhenti saat melihat Mei berlarian menghampiri mereka.

"Yang mulia dari mana saja kalian para pangeran mereka keracunan" mata Hao Zi membulat mendengar apa yang baru saja Mei katakan bahkan raja pun tidak kalah terkejutnya.

Seketika Hao Zi merasakan perih dihatinya wajah yang tadi penuh kebahagiaan berubah panik, tampa aba-aba Hao Zi terlebih dahulu berlari menuju kamar para putranya disusul oleh Raja dan Mei.

Hao Zi berlari sangat kencang ia terus memikirkan putranya sampai-sampai ia menitihkan air mata yang ada dipikirannya hanyalah anak-anaknya mereka harus selamat.

"Ini semua salahku seharus aku tidak pergi" batin Hao Zi menyalahkan dirinya.

Dikediaman para pangeran tampak banyak pelayan dan prajurit bahkan para ibu agung juga berada disini dengan tampang yang tak kalah Khawatirnya.

Hao Zi masuk dengan tergesah-gesah mendapati dua bayinya tengah diperiksa oleh para tabib, Dengan langkah yang tertati Hao Zi mendekati putranya yang tampak sangat pucat seperti tidak memiliki darah.

Tidak berselang lama raja pun mencul dengan wajah panik bercampur dengan marah.

"Tangkap semua pelayan yang ada ditempat ini jangan sampai ada yang lolos!" Perintah raja dengan suara keras dan terkesan kejam menggemah diseluruh sudut ruangan.

Tidak butuh waktu lama para prajurit melaksanakan perintahnya mereka segera menangkap para pelayan yang sedang meronta memohon ampun.

Subuah mangkuk kosong diambil oleh Hao Zi ia menuju kesebuah ruangan yang ada dikamar itu, tidak lama kemudian ia muncul dan mangkuk yang tadinya kosong sudah terisi dengan cairan yang berwarna putih yang merupakan air susunya.

"Tabib bawa semua jenis tanaman herbal yang ada kesini semuanya tampa terkecuali" perintah Hao Zi gemetar ia berusaha menahan amarahnya agar tidak keluar ia tidak ingin bertindak gegabah dalam hal ini.

Sambil menunggu para pelayan datang Hao Zi mengambil minuman yang diberikan pada para pangeran, minuman yang telah membuat anaknya harus merasakan racun.

Dihirupnya minuman itu dalam-dalam mencoba mencari tau apa ini, mata Hao Zi terbuka ia tampak berpikir, tangannya mengepal kuat sampai kukunya berubah putih.

Sedangkan raja ia hanya menatap Hao Zi dan putranya yang sedang beradu dengan maut ingin sekali ia membunuh semua orang untuk menghilangkan rasa marahnya.

"Aku akan menghukum mereka yang telah berani denganku mereka akan merasakan sakit yang lebih dari ini" batin raja dengan perasaan marah yang berkobar.

Para pelayan datang membawa semua jenis obat dan disambut dengan cepat oleh Hao Zi, obat-obat itu dipilih sedemikian rupa oleh Hao Zi kemidian dicampurkan kedalam air yang sudah disiapkan.

"Yang mulia apa yang akan anda lakukan ini tanaman beracun ini sangat berbahaya" ucap tabib menghentikan sejenak kegiatan Hao Zi.

Hao Zi menatap raja dan ibu suri agung bersamaan mereka tampak sangan gelisah dan panik, raja yang mengerti tatapan Hao Zi mengangguk kecil dan dibalas senyuman oleh Hao Zi.

"Anda tenang saja tabib percayalah padaku" ucap Hao Zi berusaha menenangkan dan meyakinkan tabib.

Dengan lihai Hao Zi meramu obat itu kemudian mencampurkannya dengan susu yang sudah ia sediakan tadi, dengan hati-hati Hao Zi meminumkan obat itu ke para pangeran berharap akan kesembuahan mereka.

"Tabib aku ingin kau terus berjaga disini kemungkinan mereka akan mengalami demam dan panas pada sekujur tubuhnya itu berarti obatnya sedang bekerja!" pintah Hao Zi kepada tabib yang menunduk hormat.

********
Bagaimana pendapat para readers tentang part ini apa tidak sedikit ga'je tapi terserahlah yang penting ini yang ada dipikiran author.

Sekali lagi author minta vote & comment yah readers.

Terima Kasih😗.

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang