Part 3

22.4K 1.6K 52
                                    

Badanku rasanya remuk semua. Nyaris seharian ini aku, mama, dan Kak Jessie mengitari seluruh lantai mall. Kami pun tiba di rumah pada sore hari, sekitar pukul 5.

Aku yang sangat mengantuk akhirnya segera beranjak ke kamar, membersihkan wajahku sekilas lalu tertidur dengan sembarang posisi. Ah, tak apa! Yang penting aku bisa terpejam tanpa gangguan, merasakan kasur yang sangat empuk.

Saat aku mulai memejamkan kelopak mata, beberapa detik kemudian aku mendengar suara seorang gadis. Merasa terganggu, aku terbangun karena panggilannya yang tak kunjung reda.

"Hei ...."

"Suara siapa itu?" bulu kudukku langsung merinding mendengar suaranya. Suaranya parau dan sedikit tersendat, seperti suara isak tangis.

"Di sini."

"Di sini? Di mana?" tanyaku, sibuk mencari asal suara itu di dalam kamar.

"Lantai 4."

"Lantai 4?"

"Aku bosan, aku ingin bebas."

"Be-bebas?" gumamku setengah terbata.

Karena aku semakin penasaran, maka dari itu aku beranjak dari tempat tidur menuju ke lantai 4. Aku sudah berdiri di depan pintu itu. Pintunya normal, sama seperti pintu penghuni lainnya, lalu ... siapa yang memanggilku dengan suara parau menyerupai bisikan?

Aku mengetuk pintunya berulang kali, berteriak, mencoba memanggil penghuni yang berada di dalamnya.

"Halo?" sapaku hati-hati.

"Halo?" Aku tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Ada orang di dalam?" Sial! Aku tak juga medapatkan sahutan. Dahiku mengernyit heran.

Senyap!

Apa di sini gak ada penghuninya? Tapi, jelas-jelas ada yang memanggilku. Apa penghuni di lantai ini sedang pergi? Atau jangan-jangan tadi hanya firasatku?

Tak kunjung mendapatkan balasan, akhirnya aku mengintip di celah bolongan gagang pintu.

Deg!

"It ... itu ...." Aku mengucek kembali mataku, sepertinya aku salah lihat karena faktor bangun tidur tadi. Setelah aku cek kembali, sosok itu sudah hilang. Aku merinding. Dengan secepat tenaga aku langsung berlari kembali ke kamarku.

Kalian tahu apa yang tadi kulihat?

Sosok itu mirip dengan manusia. Ia berdiri tinggi dengan baju putih panjang yang berlumuran banyak darah di kerahnya,

Aku tidak bisa melihat wajahnya karena rambut hitam panjangnya menjuntai ke bawah. Sosok itu hanya diam mematung di tempat, tidak bergerak sama sekali. Tapi ... jika boleh menebaknya, sosok itu adalah seorang gadis, mungkin usianya sepantaran dengan Kak Jessie.

⭐⭐⭐

Tubuhku menggeliat, terbangun dari tidurku karena merasa sedikit terganggu dengan sentuhan pelan yang menepuk-nepuk pipiku.

"Ella, bangun."

"Hah? Ternyata cuma mimpi gue aja," ucapku setengah sadar.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें