Part 34

9.2K 533 7
                                    

Pagi buta aku menuju ke wastafel, menguncir rambutku dengan ikat rambut kecil dan mencuci wajahku yang berminya serta menggosok gigi. Kemudian aku meninggalkan wastafel dan kembali ke kamar.

Tanganku berkacak pinggang melihat Mesya masih tertidur pulas sambil mendengkur. Setengah jengkel, aku menguncangkan pelan tubuhnya agar ia cepat sadar dari alam mimpi.

"Mes! Mesya!"

"Hah?" Anak itu menyahut tidak jelas, bahkan sekarang ia tidur membelakangiku sembari memeluk guling yang ada di sampingnya.

"MESYA! BANGUN!" ulangku keras, kali ini kupukul wajahnya dengan guling. Namun benda berisi busa itu tak mempan untuknya.

"Astaga! Lo masih hidup apa enggak, sih? Tidur kok kayak orang mati," cibirku.

Satu ide cermerlang terlintas di otakku. Kupikir, mungkin cara jahat seperti ini Mesya bisa mudah terbangun dari tempat tidur. Aku tertawa cekikan membayangkannya.

Byur!

"AAAA! Ella!" Mesya meloncat turun dari tempat tidur.

Aku terbahak-bahak seraya memegangi perut yang sakit karena melihatnya basah kuyup seperti itu. Sebenarnya aku sedikit merasa bersalah, tapi siapa suruh ia tidak bangun-bangun?

"Lo kenapa sih, pagi-pagi udah usil aja! Pake segala nyiram gue pake air dingin seembar lagi! Gue kan, masih ngantuk!"

"Lagian siapa suruh lo jam segini masih tidur! Hari ini kita ada jadwal joging, jangan bilang kalo lo lupa." Aku tak kalah sewot membalas ucapannya.

"O iya, gue lupa, hehehe ... maap," kekehnya malu.

"Ck! Udah sono cepetan, cuci muka sama gosok gigi. Zoey sama Lisa udah nungguin di bawah."

Ya, memang kemarin sebelum tidur Zoey mengajak kami untuk joging di taman seberang rumahku. Kami pun menyetujuinya, lagian aku belum pernah joging di taman itu.

Mesya keluar dari kamar dengan pakaian joging yang lengkap. Aku menepuk dahi saat melihat tangan Mesya menggenggam karet. Astaga! Jangan bilang kalau ia ingin bermain loncat karet di taman? Terserah saja, aku tak mau ambil pusing.

"Ih, lo lama banget!" Zoey memaki, ia memasang tampang jutek.

"Ck! Telat dikit doang! Udah, ayo jalan!" jawab Mesya tanpa berminat memperdebatkan keterlambatannya.

Aku membuka knop pintu dan meraih sepatu olahragaku yang berada di rak. Saat aku ingin duduk untuk memakainya, aku melihat Kak Calvin turun dari tangga. Ia mengenakan jaket berwarna merah yang tidak diresleting hingga menampakkan baju putih polosnya. Ia juga memakai celana panjang bewarna hitam dan juga headset di kedua telinganya. Tangan kanannya sibuk memegang bola basket, sedangan tangan yang satunya memegang ponsel.

Ternyata aku baru sadar jika Kak Calvin terlihat cool dengan penampilan seperti itu.

"Ya ampun! Kakak lo ganteng banget, El. Gue pacarin boleh, yak?" tanya Lisa, memasang mata genit sambil berbisik pelan kepadaku.

"Gila!" umpatku setengah berteriak, membuat yang lain refleks menoleh ke arahku.

"Kalian berdua kenapa?" tanya Zoey curiga.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt