Part 21

11.2K 698 16
                                    

Saat aku memasuki rumah Ella, yang pertama kali menyita perhatianku adalah berbagai macam lukisan dan ukiran kuno dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran. Harus aku akui, pahatannya sangat indah seperti dibuat oleh seniman profesional. Aku terlalu asyik melihat seni rupa yang menghipnotis mata hingga tak sadar jika aku tertinggal jarak yang cukup jauh dengan teman-temanku.

Saat aku menyusul mereka, aku melewati pintu lantai 4. Kedua lubang hidungku mencium seperti bau asap sajen dan bau amis. Sedikit curiga, tetapi aku langsung menghiraukan hal itu, mungkin saja ada penghuni di dalam rumah yang sedang melakukan sesajen.

Ada satu hal yang belum kukatakan kepada kalian, aku adalah seseorang yang mengidap penyakit insomnia atau lebih dikenal dengan sebutan susah tidur. Malam kedua di rumah Ella aku terjaga sepanjang malam. Hari itu aku turun menuju dapur, hendak membuat secangkir susu. Aku pikir ... segelas susu bisa mempercepat rasa kantuk.

Tidak ada siapa-siapa di dapur. Tanganku menyalakan lampu sebagai penerangan, lalu mencari panci dan mengisinya dengan air mentah kemudian memasaknya di atas kompor. Aku membuka lemari dapur, ternyata ada banyak sekali varian susu beserta rasanya. Setelah memilih salah satu susuk bubuk dan usai membuatnya aku kembali menuju tingkat 2.

Namun, ketika aku ingin menaiki tangga, ada sebuah bayangan yang bergerak dari atas. Aku akhirnya cekatan mencari tempat persembunyian. Semakin lama bayangan itu turun ke bawah, terlihat semakin jelas rupanya. Aku mengamati dari balik pohon hias.

Itu adalah seseorang. Ia mengenakan jubah hitam panjang yang penuh percikan darah. Tapi ... kenapa tangannya membawa sebuah kapak?

Sayangnya wajah orang itu tertutupi oleh jubah hitam. Aku tak dapat melihatnya.

Aku membeku di tempat kala orang itu tak lagi dapat ditangkap pengelihatanku. Cangkir susu yang aku pegang erat hampir saja terjatuh. Aku langsung berlari kembali menuju dapur dengan napas terengah-engah, berusaha meredakan rasa terkejut sambil meminum seteguk demi seteguk susu dengan tangan yang bergetar tak karuan. Setelah aku pikir-pikir, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di rumah ini.

Ada beberapa hal yang berkecamuk dalam pikiranku saat ini. Tentang identitas sosok anak kecil yang ada di taman, juga sosok yang tadi turun dari tangga. Siapa mereka? Dan ... apakah Ella tahu tentang ini?

"Woi! Jangan ngelamun mulu!" Suara khas Zoey membuyarkan lamunanku.

⭐⭐⭐

Aku semakin curiga dengan gerak-gerik Mesya. Ada apa dengannya? Ini bukan Mesya yang kukenal. Tangannya memang fokus mengaduk adonan kue, tapi matanya kosang. Aku yakin Mesya tengah menyimpan sebuah rahasia.

Zoey berteriak kepadanya Mesya sebab ia kesal ucapannya tidak ditanggapi. Butuh beberapa kali tenaga untuk berteriak hingga Mesya menyadari.

"Woi! Jangan ngelamun mulu!" ulang Zoey sekali lagi.

"Eh? Iya, kenapa? Ada apa, Zoey?!" sahut Mesya gelagapan.

"Terbalik, adanya gue yang nanya kayak gitu. Lo kenapa? Gak berhenti bengong," timpalku, menyahuti.

"Eh? Gue? Gu ... gue gak papa kok." jawab Mesya sambil tersenyum kecut.

"Bohong! Orang dari tadi lo ngaduk adonan sambil bengong, Zoey teriak-teriak juga gak didengerin!" celetuk Lisa sembari memisahkan kuning telur dengan putihnya.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن