Part 6

17.9K 1.5K 24
                                    

Perlahan aku mulai membuka mata. Aku sudah melihat kematian tragis seorang Mery. Meskipun Mery hanya memberi tahu kematian tragisnya, bukan penyebab kematiannya, bukan pula asal-usulnya atau latar belakang keluarganya. Aku masih bingung, untuk apa Mery meminta bantuanku? Dan ... jenapa harus aku?

"Namanya Mery Louis Vat Houtten." Dapat aku lihat sekilas kesedihan di wajah nenek Ana saat menyebutkan nama itu.

"Papanya bernama Jermy Analoka Vat Houtten, dan ibunya bernama Gaabrial Mearly Vat Houtten. Kedua pasangan itu selalu hidup damai, Nak. Sayangnya mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun, setelah 2 tahun lamanya akhirnya mereka mempunyai keturunan, Mery Louis Vat Houtten."

Nenek Ana bercerita. Aku hanya diam mematung dan memasang pendengaran sebaik mungkin.

"Dia lahir dalam keadaan wajah setengah cacat. Tapi, mama dan papa Mery tetap menyayanginya dan menerima keadaan Mery apa adanya."

Ceritanya membuatku semakin penasan. Aku mulai mengepalkan kedua tanganku lalu meletakkannya di bawah dagu untuk dijadikan bahan tumpuan.

"Hingga suatu hari mama Mery sakit keras, dia harus pulang ke tangan Tuhan. Semejak itu, papanya menikah lagi dengan perempuan berhati iblis bernama Laura Vinily. Laura hanya menginginkan harta dan warisan Jermy, bahkan Laura juga mencuci otak suaminya agar membenci anaknya sendiri. Laura tidak pernah memperlakukan Mery dengan baik, Nak. Laura sangat jijik dengan muka anak tirinya. Ia selalu mencaci maki, memperbudak, memperlakukan Mery sebagai pembantu di rumah. Bahkan, jika anak itu salah sedikit saja Laura tidak tanggung-tanggung menghukum Mery dengan berbagai hukuman kejam." Nenek jeda sebentar, kemudian menghela napas dalam untuk melanjutkan ceritanya.

"Laura juga menghasut Jermy untuk meminta kekayaan kepada setan, karena Laura tidak pernah merasa puas dengan kekayaan suaminya. Jermy menuruti keinginan istrinya, dan semejak saat tu mereka menjadi pengikut sekte setan. Setan memberinya sebuah syarat, di mana pada setiap malam bulan purnama mereka harus membunuh seorang manusia untuk dijadikan tumbal. Jika malam itu mereka tidak bisa memberikannya, para setan tidak akan segan-segan membunuh para pemujanya. Laura dan Jermy menyetujui syarat itu. Mereka menyembah, memberikan sesajen, membunuh manusia hanya demi kekayaan. Lama-kelamaan mereka semakin gila dengan kekayaannya. Laura tidak peduli lagi dengan Jermy, apalagi Mery. Perempuan itu semakin tergila-gila dengan hartanya hingga ia tidak sadar jika target sumbal semakin lama semakin susah dicari. Malam itu ... Laura melakukan hal gila. Dia membunuh Jermy, suaminya sendiri untuk dijadikan tumbal selanjutnya."

Sempurna! Mataku membulat. Aku sangat terkejut saat mendengarnya. Benar-benar perempuan gila! Sepertinya Laura bukan orang yang waras, mungkin ia harus mendapat penanganan di rumah sakit jiwa.

"Mery melihat semua kejadian itu, Nak. tetapi, apa boleh buat? Meski Laura sudah mencaci maki dirinya, Mery tetap menganggap Laura sebagai ibunya. Saat Mery bertanya di mana papanya? Laura hanya menatap galak anak tiri itu tanpa menyahut." Nenek Ana tersenyum getir.

"Sampai akhirnya Mery ikut mati menyusul papanya. Ia meninggal dalam keadaan tragis, bahkan nenek sendiri masih bertanya-tanya dalam hati ... apa dosa gadis itu kepada ibu tirinya, Nak? sampai-sampai Laura melakukan hal gila seperti itu. Benar-benar perempuan tidak punya hati." Terdengar helaan napas nenek Ana yang cukup panjang.

"Nak, kamu tahu kenapa di perumahan ini samgat sepi? Berbeda dari rumah yang lain? Dulunya rumah ini ramai, sama seperti rumah-rumah lainnya. Tapi, sejak sering terjadi pembunuhan di rumah ini, para penghuni merasa takut, mereka memutuskan untuk memilih pindah dari rumah ini."

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant