Part 7

17.3K 1K 25
                                    

Aku sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Kak Calvin sudah menungguku sedari tadi di depan teras rumah. Meskipun Kak Calvin tinggal di rumah bersama mama dan papa, tapi setiap pagi sebelum berangkat dan pulang sekolah Kak Calvin selalu menyempatkan dirinya untuk menjemputku dan Kak Jessie.

"Gerak cepet! Lemot baget sih, jadi orang!" sindir Kak Jessie yang masih sibuk mengunyah roti tawar.

"Sabar! Lo juga masih makan!" balasku acuh tak acuh dengan kedua tangan gesit mengikat tali sepatu.

Setelah kami memastikan tidak ada yang tertinggal, aku segera berjalan ke luar rumah karena klakson mobil Kak Calvin yang tak berhenti berbunyi. Ia pasti sudah tidak sabar.

"Pagi, Kak!" sapaku sedikit nyolot setelah membuka pintu mobil lalu kembali menutupnya dengan gerakan sedikit kasar agar pintu itu tertutup rapat.

"Ck! Kenapa lama banget? Pada ngapain aja di dalam, hah?!" tanyanya tanpa membalas ucapan selamat pagi dariku.

"Ella yang lama!" sambar Kak Jessie yang sudah duduk di samping Kak Cavin dengan mulut tidak berdosanya.

"Lo juga lama makannya bego! Ngaca dong!" kataku tidak terkontrol.

"Et, udah! Lo berdua bisa gak sih, gak usah debat kayak gitu, hah!? Kalo lo berdua masih berisik gue aduin ke papa nih, biar lo berdua tinggal di kampung Bik Ririn!" ancam Kak Calvin, raut wajahnya terlihat serius.

Aku dan kak Jessie langung tak bersuara, tapi kami masih bertatapan dengan sinis. Kak Calvin yang melihatnya berdecak jengkel.

"Aduh ... dasar adik gue, dua-duanya sama aja. Mendingan gue gak usah punya adik kalo kayak gini," dengus Kak Calvin. 

⭐⭐⭐

15 menit kemudian mobil Kak Calvin sampai di sekolahku. Aku cekatan melangkahkan kaki ke depan gerbang sekolah. Tak ada ucapan selamat tinggal dari kami berdua. Ya, aku tahu Kak Calvin pasti masih marah dengan sikapku dan Kak Jessie tadi.

Aku berjalan menuju kelas sambil bersiul tenang. Langkahku berhenti saat menyadari banyak siswa yang  berdiri di depan papan mading sekolah. Segera saja aku melangkahkan kakiku ke sana untuk memperoleh informasi.

"Ella!" Zoey melambaikan tangannya padaku disertai senyum. Aku segera melambaikan tangan kembali dan berlari kecil menyusulnya.

"Ini kenapa pada ramai di mading sih, Ey?" tanyaku.

"Itu ... ada pengumuman kalau minggu besok kelas 7 sama 8 libur 3 minggu. Soalnya pada mau fokus sama anak kelas 9. Kan, sebentar lagi kelas 9 ujian nasional." Zoey memberi penjelasan dengan mata binarnya.

Aku membaca sebuah lembaran yang terpampang di papan mading itu. benar, libur 3 minggu. Asik! Ini sangat menyenangkan.

"Asik, libur!" pekikku semangat tanpa peduli keadaan sekitar.

"Eh, lo senang juga kalo libur? Kirain lo bakalan kesal kalo libur," celetuk Lisa yang entah kapan sudah berdiri di belakangku dan Zoey.

"Ettt ... semua orang juga senang lah, kalo libur. Siapa sih, yang enggak suka libur? Cuma orang gak normal yang gak suka libur," jawabku asal.

Lisa hanya menyengir kecil hingga melihatkan deretan gigi putihnya.

"O iya, lo abis dari mana?" tanyaku kepada Lisa.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]Where stories live. Discover now