Extra Epilog

13.5K 677 53
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Kicauan burung yang sangat menjengkelkan membuatku sedikit mengintip, membuka mata. Sinar matahari perlahan mengusik dari celah-celah bulu mata, ugh! Hal itu sangat menganggu, membuatku mau tak mau membuka kedua kelopak mata.

Aku merentangkan kedua tangan lebar-lebar, sambil menguap, memang jorok, tapi aku yakin kebanyakan orang pasti melakukan hal seperti itu.

TOK...TOK...TOK...

Pintu kamarku terketuk.

"Masuk aja, pintunya gak dikunci." kataku sambil menguap.

Pintu kamarku terbuka lebar, memperlihatkan Kak Jessie dengan baju tidur bergambar kucing biru. Kebanyakan orang menyebutnya Doraemon.

"Mandi sono, dasar kebo! Lo udah di tungguin yang lain di meja makan." ketusnya.

"Emangnya, lo udah mandi?" tanyaku usil.

"Belom, gue mah nanti sore aja mandinya. Hemat air." jawabnya dengan mimik wajah santai, sambil menarik turunkan alisnya.

Aku membalasnya dengan membentuk kan bibir hingga terlihat menggelombang.

"Dasar, jorok!"

Ya, bisa dibilang itu adalah kebiasaan baru kami, saling membangunkan di pagi hari, berdebat persoalan kecil, kami melakukannya semata-mata hanya untuk bercandaan. Tidak lebih. Tidak seperti dulu.

Terkadang aku rindu dengan sifat Kak Jessie yang dulu, entah mengapa, tapi sungguh aku tidak ingin, hanya sekedar rindu saja.

Ah! Ya! Kadang-kadang aku juga rindu dengan Black Pearl Residence. Tempat tinggal lamaku, aku rindu pada mereka. Nenek Ana, Kakek Letra, Abay dan juga... Mery.

Pernah aku bertanya, bergumam dengan diriku sendiri. Sedang apa Mery di sana? Bahagiakah dia dengan ibu dan papahnya? Ah, sudahlah, aku yakin Mery pasti sudah bahagia. Dirinya tidak akan mendapat kesengsaraan lagi.

Kalian ingin tahu kabar mereka di Black Pearl Residence? Kabar mereka semua baik. Sangat baik. Seminggu yang lalu aku sempat berkunjung ke sana. Aku juga sempat mendatangi lantai 4.

Kini, lantai 4 itu tidak lagi buruk keadaannya. Rumahnya sudah diperbaiki, temboknya yang sudah retak dan catnya yang mengelupas sudah di cat ulang kembali. Lantai 4 itu sekarang sudah menjadi rumah yang normal, seperti rumah lainnya. Tapi sayangnya lantai 4 itu belum diperbolehkan untuk ditempati kembali, aku pun tidak tahu apa alasannya.

Abay juga memberitahuku bahwa dirinya mendapatkan beasiswa di CAREDEALIETSTASE. Astaga! Tentu saja aku sedikit syok saat mengetahuinya. Siapa yang tidak tahu menahu tentang sekolah ini? Sekolah elit yang ada di kota London. Anak tengil itu ternyata mempunyai otak pintar. Kalau aku tidak salah mendengar, Abay mengatakan dirinya akan berangkat hari ini. Lebih tepatnya pukul 01:00 siang nanti.

Kalian tidak rindu dengan Lisa? Tahu tidak, tipikal anak itu tetap sama, tidak pernah berubah, bahkan semejak kejadian itu, dia tetap sama dengan tipikal setianya, yang bawel, cerewet, suka sekali berteriak-teriak, ah! Kalian pasti sudah tahu banyak tentang sifat Lisa.

Mesya dan Zoey? Sama saja, mereka sebelas, dua belas, dengan Lisa, sifatnya tidak pernah berubah.

Kak Calvin? Ya begitulah dia, bisa dibilang sekarang sifatnya berganti menjadi sedikit lebih buruk. Kak Calvin sering uring-uringan di kamar. Aku dengar karena pacarnya ingin melanjutkan sekolah di London. Tidak kuat kalau harus rindu lama-lama katanya. Dasar anak jaman sekarang.

⭐⭐⭐

Aku menuruni setiap anak tangga sambil bersenandung kecil. Hingga tidak terasa bahwa kakiku sudah menginjak lantai dapur.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]Where stories live. Discover now