Part 48

9.3K 590 5
                                    

Bulan purnama malam itu.

Kesrek ... kesrek ... kesrek ....

Suara lantai yang bersentuhan kasarnya sikat menemani hari yang hampir tengah malam. Mery masih berjongkok sembari menyikat lantai keramik rumahnya. Penampilan gadis itu dekil dan kumal karena seharian ini ia sibuk membersihkan rumah.

Kesrek ... kesrek ... kesrek ....

Ini sungguh kejadian di luar dugaannya. Ia pikir setelah mendapatkan ibu baru dirinya akan hidup jauh lebih bahagia. Ia pikir akan ada yang selalu menyemangatinya. Ia pikir dirinya akan memiliki keluarga yang utuh dan harmonis seperti semula. Namun, semua itu hanyalah angan belaka yang tersimpan dalam benaknya.

Tepat saat sebulan yang lalu semua keluarganya berubah, berbalik menjadi 180 derajat. Bahkan papanya sendiri menunjukkan sikap bak orang asing padanya.

Mery mengusap peluh di sekitar dahi menggunakan punggung tangan, sesekali anak rambutnya lepas dari pinggiran telinga ketika dirinya menunduk untuk membersihkan lantai. Ya, begitulah kelakuan ibu tirinya, selalu menyuruh ia mengerjakan hal berat tanpa merasa iba. Padahal di dalam rumah ada alat canggih yang bisa membersihkan lantai dengan cepat, tapi Laura tak mau menggunakan benda itu. Ia malah menyuruh Mery membersihkannya dengan sikat balok dan sabun colek.

Mery tersenyum lega begitu tugas mengepel lantai sudah udai. Ia puas melihat hasil lantainya yang berkilau seperti baru.

"Mau ke mana?!" tanya Laura ketus tanpa menatap anak tirinya. Gadis itu asyik membaca majalah kecantikan di sofa.

"Ka ... kamar. Tugasnya kan, udah selesai," jawab Mery takut. Laura melirik lantai rumahnya sejenak, lalu mengangguk tanpa suara ke arah Mery.

Mery yang mendapat respon baik merasa senang. Ia segera berlari menuju kamar agar bisa istirahat.

Ekor mata Laura masih mengamati gerak-gerik Mery berjalan menuju kamar. Setelah mendengar suara pintu kamar Mery terkunci, Laura meletakkan majalah kecantikan di atas meja.

Teng!

Bunyi jam dinding terdengar, bersamaan dengan seseorang yang membuka pintu rumah. Orang itu adalah Jermy, ia mendengar suara jam peringatan berbunyi tepat waktu. Mulutnya seperti bergerak mengucapkan sesuatu langsung diangguki oleh Laura.

Laura membuka baju lengan panjangnya, jari lentiknya memutar kancing baju hingga busana lengan panjang itu terlepas dari tubuhnya dan berganti menjadi jubah hitam yang dilengkapi penutup kepalanya. Ada tulisan singkat di belakang jubah hitam, 'pengikut sekte setan'. Jermy pun mengenakan jubah yang serupa Laura.

Tok ... tok ... tok ....

Laura berbalik menghadap pintu rumahnya. Ia membuka pintu sambil tersenyum miring, menyambut 6 orang dengan pakaian yang sama sepertinya.

Mereka adalah para pengikut sekte setan!

⭐⭐⭐

Jarum jam terus berdetak, menyisakan suara bising kecil yang menggangu tidur seseorang.

Tek!

Tek!

Tek!

Suara jam dinding tak henti berputar hingga membangunkan Mery dari tidurnya. Mery mengubah posisi menjadi duduk dan mengucek kelopak mata serta menghapus sisaan air liur di pinggiran bibirnya.

Aneh. Kenapa Mery mencium asap sajen?

"Siapa yang melakukan sesajen? Bukankah ini sudah laut malam?" batin Mery heran. Setahunya tak ada satu pun anggota keluarganya yang menggunakan sesajen.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]Where stories live. Discover now