Part 38

8.1K 550 25
                                    

Setelah selesai makan malam, aku bergegas menemui Mesya dan Lisa yang berada di ruang keluarga.

Aku tak habis pikir melihat Mesya dan Lisa sibuk berdebat panjang tentang film yang akan mereka tonton. Kedua temanku itu lebih mementingkan kesenangannya dibandingkan membantuku dan Zoey mencuci tumpukan piring dan gelas di dapur.

"Yang horor aja!" ucap Mesya kesal.

"Dih! Gue gak mau! Ngapain sih, lo nonton makhluk gaib gak masuk akal kayak gitu! Mendingan juga nonton yang remaja." Lisa tidak mau kalah argumen.

"Bilang aja lo takut! Dasar payah!" Mesya mengejek.

"Gue gak takut, Mesya!"

Aku lebih memilih untuk mengambil setoples makanan ringan yang ada di atas meja, kemudian duduk di sofa yang luas sambil menonton mereka berdua yang tak kunjung selesai menemukan titik terang film yang akan ditonton.

Selang berapa lama ada seseorang yang memasukkan tangannya ke dalam toples makanan tanpa permisi padaku. Ya, itu Zoey.

"Kenapa lagi mereka berdua?" tanya Zoey sambil melahap beberapa lembar makanan kendalam mulutnya.

"Biasa, berebutan nonton film lagi," jawabku.

"Heh, udah, jangan ribut lagi. Mendingan lo berdua diem, biar gue yang pilih filmnya." Zoey melerai keduanya.

Akhirnya kami berempat menonton film kartun Moana. Ya, kisah seorang gadis cantik yang tinggal di daerah pesisiran pantai dan sangat suka berlayar. Namun, sayangnya ayah Moana tidak mengizinkannya untuk berlayar. Ah, aku tak perku menceritakan kisah lengkapnya. Kalian pasti sudah pernah menonton filmnya dan tahu alur ceritanya, bukan?

Aku menguap lebar seraya menutup mulut dengan kedua telapak tangan. Beberapa kali aku membuka lantas menutup mataku lagi untuk mengembalikan kesadaran. Tapi aku menyerah, mataku tak sanggup menahan kantuk hingga akhirnya aku tertidur sebentar di sofa.

Aku merentangkan kedua tangan lalu mengamati sampingku, Zoey sedang tertidur sambil memegangi toples makanan ringan di tangannya. Sementara itu Lisa dan Mesya tidur di bawah sofa. Mesya nampak pulas, padahal di samping ada Lisa yang tidur mendengkur. Aku heran kenapa pendengarannya tak terusik.

Tanganku menyentuh area sekitar sofa, mencari ponsel. Begitu telah menemukannya, aku lekas menggeser layar ponsel.

Pukul 23.55

Bezzz!

Lampu ruang keluarga mati seketika. Aku terjolak kaget dan langsung mencari penerangan seadanya. Meski hanya ada penerangan senter di ponsel, itu tak menjadi masalah bagiku. Kakiku segera menyeret diri untuk masuk ke dalam kamar mandi.

"Kenapa lampunya mati semua?" ujarku begitu ingin buang air kecil. kukira hanya lampu ruang keluarga saja yang mati.

Ctek!

Ctek!

Ctek!

Sialan! Lampunya tak juga menyala.

Begitu menyelesaikan kegiatan buang air dengan penerangan senter di ponsel, aku menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarku. Ingin memastikan lampu yang ada di sana.

Penghuni Lantai 4 [TAMAT!]Where stories live. Discover now