01: pemilik dasi

5.4K 615 73
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Tidak peduli pada pak Imran yang masih dikelas, Jola langsung berdiri dan beranjak pergi meninggalkan kelasnya.

"Jola" teriakan laki laki paruh baya itu, membuat langkah Jola berhenti.

Dia berbalik, menatap guru itu dengan penuh tanya.

"Mau kemana kamu? Duduk, baca doa dulu baru pulang" kata pak Imran menunjuk kursi Jola yang memang terletak dibarisan depan.

Jola meringis kecil, lalu berpikir mencari alasan yang logis untuk bisa kabur terlebih dahulu.

"Saya mau ke toilet pak, saya udah gatahan. Duluan ya pak" jawab Jola, langsung berlari setelah mengucapkan salam terlebih dahulu.

Pak Imran hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku murid perempuannya itu.

Jola melangkah riang menuju koridor kelas sebelas. Dilihat dari barisannya saat upacara, anak laki laki itu berdiri dibarisan kelas sebelas. Yang artinya dia kakak kelas Jola.

Jam istirahat tadi sudah Jola habiskan untuk mencari anak laki laki itu, dia baru saja ingin memasuki kelas Ips 3 tetapi bel masuk berbunyi. Yang menyebabkan dia harus segera kembali kekelasnya.

Sosok seseorang keluar dari kelas Ips 3, Jola jadi diam sebentar mengingat nama pemuda yang berjalan melewatinya tadi, kalau tidak salah sosok ini adalah yang pernah dia lihat dengan salah satu murid 2A3. Tapi Jola lupa siapa namanya.

Baru saja ingin memanggil, tapi sosok tubuhnya sudah menghilang dari pandangan. Akhirnya Jola memilih menunggu para muridnya keluar.

Seluruh murid Ips 3 sudah keluar dari kelas, tetapi Jola tidak menemukan sosok yang dia cari. Sedangkan koridor kelas sebelas sudah mulai sepi.

Jola memilih untuk pulang, dan melanjutkan pencariannya nanti.
Diperjalanan menuju loby sekolah, Jola lebih banyak melamun.

Masih bingung, kenapa anak laki laki itu memberikan Jola dasi miliknya. Bahkan rela dihukum menggantikannya.

Terlalu asyik melamun, tanpa sadar kepalanya membentur dada seseorang. Jola menengadah, melihat sosok yang dia cari ternyata baru saja dia tabrak.

"Hati hati, tadinya saya mau marah. Tapi kalau kamu yang nabrak, gajadi deh marahnya" anak laki laki itu tersenyum manis.

Dia berlalu pergi meninggalkan Jola yang masih terdiam ditempat. Hingga akhirnya Jola tersadar dan berlari mengejar sosok laki laki tersebut.

"Woy, tunggu" teriaknya sambil berlari.

Laki laki itu berhenti, lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Ini dasi punya kakak ya?" Tanya Jola memandang dasi yang menggantung dilehernya.

"Iya, buat kamu aja" jawabnya santai.

"Kenapa kakak kasih ke gue? Kan kakak jadi dihukum dikira gabawa dasi" perempuan itu mengernyit.

"Kamu kan gabawa dasi, jadi saya kasih punya saya biar kamu gak dihukum sama guru"

"Tapi kan jadi kakak yang dihukum" katanya jadi gemas sendiri.

"Saya dihukum udah biasa, asal jangan kamu" jawabnya memandang Jola dengan serius.

"Cih, tukang ngalus" Jola berdecih malas.

"Udah, kamu mau tanya itu aja?" Tanya laki laki itu tersenyum.

Jola mengangguk.

"Gak tanya nama saya siapa?" Laki laki itu menatap Jola jahil, seringai terbit dari ujung bibirnya.

"Emang nama situ siapa?"

Anak laki laki itu membungkukan dirinya sekilas, lalu memajukan kepalanya kearah telinga Jola.

"Gaperlu tahu, yang perlu kamu tahu saya suka kamu"

Katanya pelan, tapi mampu membuat Jola bagai tersambar petir disiang bolong. Tubuh Jola melemas. Pipinya memerah, rasanya ingin lenyap saat ini juga.

"Jangan blushing ditempat umum, nanti banyak yang lihat"

"Emang kenapa kalau banyak yang lihat?" Jola bingung.

"Kamu lucu kalau lagi blushing, jadi banyak yang suka. Nanti saingan saya tambah banyak" lagi lagi dia memberi senyum mautnya.

"Terus ini dasinya gimana?" Katanya salah tingkah.

"Yaudah buat kamu aja, simpan ya. Anggap tanda perkenalan dari saya"

"Nggak deh, buat kakak aja. Gue udah punya dasi kok dirumah" katanya ngotot menolak.

"Udah buat kamu aja, simpan baik baik" katanya mengacak rambut Jola pelan. "Dijaga ya, biar kalau suatu saat kamu kangen saya kamu lihat aja dasi itu nanti kangennya terobati"

Lah, ini cowok baru kenal juga udah ngegas. Lagian siapa juga yang mau kangen sama dia.

"Oh yaudah. Makasih kalau gitu. Makasih banget ya, kalau gaada dasi dari kakak gue udah dihukum" Jola tersenyum tipis. "Gue gatau gimana balesnya, makasih banget"

"Hm, gimana kalau temani saya makan di mixme. Mau?" Tawarnya, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jola berpikir sejenak, lalu mengangguk. Dia rasa tidak masalah, Jola hanya perlu menemani anak laki laki itu makan lalu semuanya selesai. Tapi nyatanya dia salah, Jola tidak pernah tahu bahwa semua ini hanya awal dari pertemuan mereka.




A/n: night gengs!

Gimana rasanya malam minggu dibaperin sama Samuel?

Jangan lupa vomentnya ya gengs!

Satu bintang kalian berharga buat gue, tqu😙

-salam, hus.
Saingannya Jola, jodoh samuel:*

Bubble Gum Where stories live. Discover now