11. Dewi Galau

2K 272 8
                                    

Jola memasuki kelas dengan keadaan murung. Gadis itu melangkah gontai menuju salah satu kursi kosong di jajaran belakang dekat jendela.

Deya yang pertama kali melihat Jola, langsung berjalan menghampiri gadis dengan rambut panjang itu. Tak banyak yang terlalu memperhatikannya, karena keadaan kelas juga memang sudah ramai.

"Jola lo kenapa?" Tanya Deya ketika gadis itu sudah duduk dikursinya yang memang terhalang satu kursi dari Jola.

Satu kursi itu milik Joodie dan kebetulan Joodie sedang idzin hari ini.

Jola menggeng malas. "Enggak apa-apa"

Deya masih tak bergeming, gadis itu masih saja memperhatikan Jola dari kursinya. Jola yang merasa risih diperhatikan, jadi menoleh menatap Deya kesal.

"Apasih Dey, kenapa ngeliatin gue gitu banget?"

Deya tersenyum tipis. "Kita emang gak terlalu deket, tapi elo temen gue juga. Kita satu kelas, elo kalau ada masalah cerita aja sama gue. Gue temen lo kan?"

Jola mengangguk, lalu membalas senyum tipis Deya. "Makasih karena lo udah peduli, tapi kali ini gak ada yang bisa gue ceritain"

"Jangan biasain ngebohongin diri sendiri La. Mulut lo bisa bilang gakpapa tapi enggak sama mata lo. Mata lo seakan ngasih tau kalau lo butuh bahu seseorang buat bersandar, seakan lo lelah, lo butuh saran dan lo butuh tempat cerita" lanjut Deya, membuat Jola menghentikan kegiatan menulisnya.

Deya bangkit dari kursinya. "Kalau lo gakmau cerita sama gue, gue bisa panggilin Gema atau Dewangga. Mungkin lo lebih percaya mereka daripada gue"

Jola menarik tangan Deya yang hendak beranjak pergi. Gadis itu menggeleng, lalu memberi perintah agar Deya kembali duduk ditempatnya.

Jola mulai menceritakan semuanya, dari awal dia dipinjami dasi oleh Samuel. Dia yang suka di goda oleh Samuel sampai dia yang ditinggal oleh Samuel karena Samuel lebih memilih mengantar Karin pulang.

Tapi...




Ada satu hal...




Yang Jola tidak ceritakan...





Yaitu tentang perasaannya pada Samuel.





Setelah cerita selesai Deya menganggguk tanda mengerti. "Hm, dari yang gue denger ya La. Gue punya pertanyaan"

"Apa, apa?" Kata Jola memotong.

"Logika aja ya, gak mungkin dong ada cowo tiba-tiba mau gantiin lo dihukum kalau kalian gak kenal. Sedangkan lo bilang, lo gak pernah kenal dia sebelumnya" kata Deya menopang dagunya. "Coba lo inget, mungkin kalian sebelumnya pernah kenal?"

Jola merenung menatap papan tulis, pikirannya menerawang mencoba mengingat apakah dia pernah kenal Samuel sebelumnya.








"Duh ini tante-tante rumpi arisan berdua aja"

"Ajak-ajak dong tante"









Hm, buyar.

Lamunan Jola buyar begitu saja ketika Dewangga dan Gema sudah berdiri dihadapannya.

"Rumpi kok berdua aja, ajak ajak dong tante" kata Gema mengambil kursi yang terletak didepan Deya.

"Kita juga kan mau gabung ya Ge" lanjut Dewangga yang sudah duduk disamping Gema.

"Bentar, roman-romannya kalau gosip pasti muka bahagia. Loh ini kok mukanya ditekuk begini?" Kata Gema memandang Jola penuh selidik.

Jola menutup wajahnya frustasi, emang segitu kentaranya ya dia galau?

Kayaknya jelas banget sampai semua orang menyelidikinya begini.

"Elo galau?" Lanjut Gema, yang langsung ditabok kepalanya oleh Dewangga.

"Bego banget si lo Ge, orang galau kok ditanya ya gak akan ngaku lah"

"Loh emang kalau galau gak boleh ditanya?" Tanya Gema bingung.

Deya menggeleng pasrah. "Heran gue, yang telmi gini bisa jadi buayanya X-3"

"Ganteng sih, tapi sayang telmi" lanjut Jola setuju.

"Elo kenapa?" Celetuk Dewangga. "Mau beli eskrim apa cokelat?"

Gema terkekeh. "Mau eskrim dong kak, kak Dewangga peka banget sih pantes kaka gemesnya banyak"

Dewangga menoleh menatap Gema tajam. Memintanya untuk diam. Yang ditatap mengangkat dua jari pertanda damai.

"Temen lo lagi galau, hibur gih" sahut Deya. "Gue mau ketoilet dulu ya La, elo sama mereka aja. Inget pikirin baik-baik dan saran kedua gue coba lo denger penjelasan dia dulu. Dia pasti punya alasan ninggalin lo" katanya lalu pergi.

Dewangga mengernyit. "Penjelasan apa? Siapa yang ninggalin lo?"

Gema mengangguk mengerti. "Lo masih galauin Samuel la?"

Jola melongo. "Hah?"

"Samuel kenapa emang Ge?"

"Kemarin ada rapat futsal, Jola janjian mau pulang bareng sama Samuel tapi Samuelnya ninggalin terus pulang sama Karin" kata Gema bercerita.

Dewangga berdecak kesal. "Ck, terus gimana? Kok gak hubungin gue, lo pulang sama siapa?"

"Aman Dewa, Dewimu aku antar sampai singgasana dengan baik tanpa lecet sedikitpun. Yaa kecuali hatinya" jawab Gema.

"Lo gapapa? Lain kali hubungi gue kalau Samuel gak bisa antar lo pulang" kata Dewa marah.

"Sialan banget, mentang-mentang kakel bisa baperin seenaknya. Harus gue samperin engga Samuelnya? Biar lo puas"

Jola berdiri dan meraih tangan Dewangga. Gadis itu merangkul bahu Dewngga, mengusapnya lembut. "Gue udah gakpapa, ada Gema gue kemarin aman kok sama dia"

"Udah la Jo, gausah galau. Buat apa lo galauin orang yang sama sekali engga pernah galauin lo? Rugi tenaga, rugi pikiran juga" celetuk Gema memberi motivasi.

"Yaudah, biar ga galau kita mau jajan apa?" Dewangga melirik jam tangannya. "Masih ada duapuluh menit, ayo beli coklat sama bubble gum yang banyak di kafetaria"

"Emang coklat bisa ngeredain galau? Setau gue yang bisa bikin mood cewe bagus tuh ya si penghancur mood itu sendiri" kata Gema.

"Ya terus lo mau kemana? Gue antar kekelas Samuel? Atau makan di kafetaria?" Kata Dewangga menawarkan.

"Buat apa kekelas Samuel? Ayo makan coklat sama bubble gum dikafetaria" jawab Jola menarik kedua teman cowoknya itu.

"Ayo senang-senang!" Gema mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu menyeret Jola berlari. Diikuti Dewangga yang menyusul dibelakangnya.





















A/n: iyaa iyaaaa, punya temen cowok tuh enaknya emang gituuuuu:)

Ka Samuelnya aku ilangin dulu gais, sengaja biar rindu.

Bubble Gum Where stories live. Discover now