20. One's place

1.7K 209 27
                                    

Np: wanna one - One's Place.

Dewangga menatap temannya ini, mengernyit tapi kemudian fokus menatap guru lagi didepan. Yang kemudian melirik pemuda didepannya yang mengerjakan tugas sedari tadi.

Joodie menoleh ke belakang ketika kursinya ditendang kecil oleh Dewa. Joodie mengangkat alisnya, yang dibalas Dewa dengan gerakan mata kearah Jola yang duduk dibelakangnya.

Joodie baru saja ingin memanggil Dewa, ketika pak Imran guru mereka menyelesaikan catatan dipapan tulis.

Pak Imran menggerakan mata, menangkap siswi paling pintar dikelasnya, yang biasanya paling sering bertanya kini justru melamun menatap buku dengan tatapan kosong. Jemari tangan kanannya menggenggam pulpen yang dibiarkan menggantung begitu saja menopang dagunya.

Pria paruh baya itu menghela nafas pelan, lalu berjalan kearah pojok jendela. Tempat gadis itu duduk melamun.

Dewangga melirik Joodie panik, meminta bantuan. Joodie sendiri jadi terdiam, bingung harus apa.

"Jola?"

Baru juga Joodie ingin menendang pelan kursi Jola, panggilan dari pak Imran membuatnya jadi terdiam lagi. Seketika saling pandang, jadi panik berdua dengan Dewangga.

Dewangga menghela nafas pelan, mencoba lebih tenang. Pemuda itu menggigit bibir bawahnya, dia mengangkat tangannya.

"Pak" panggilnya, pak Imran menoleh bertanya.

"Iya Dewangga?"

"Eum.. anu.. saya mau tanya pak, yang itu rumusnya maksudnya gimana sih pak? Saya kurang ngerti" katanya memainkan ujung seragamnya, mencoba lebih tenang.

Gema memutar tubuhnya kebelakang, menatap Dewa dengan bingung, sementara Joodie menarik nafas lega.

"Yang mana?" Tanya nya, jadi berbalik lagi berjalan menuju papan tulis.

Joodie dengan cepat menendang pelan kursi Jola, membuat gadis itu terlonjak kecil, hampir saja mengumpat jika tidak ingat ada guru didepannya.

"Lo kenapa ngelamun? Imran ngelihatin lo tuh, daritadi." Bisiknya pelan.

Jola mengernyit tak percaya, "masa sih? Kok gue gak sadar diperhatiin"

Joodie tersenyum sekilas, "gimana mau sadar kalau lo daritadi ngelamun, lo kenapa sih?"

"Enggak, enggak gue gak apa-apa" jawab Jola balas tersenyum.

"Jangan bohong sama gue la, lo gak lupa kan kalau kita udah janji gak boleh ada yang ditutupin satu sama lain" katanya memaksa. "Kita harus jujur satu sama lain"

Jola mendelik sebal, "apaansih lo, udah lah ya, gue mau ngerjain tugas dari Imran"

Joodie hanya menggeleng pasrah, lalu kembali menyelesaikan soal-soal yang diberikan pak Imran.

Jola menggembungkan pipinya, lalu menghela nafas. Gadis itu diam diam melirik sosok pemuda jangkung yang duduk dua meja didepannya. Pemuda itu masih fokus menyelesaikan tugas tugas dibukunya.

Jola merasakan ponselnya bergetar, membuat gadis itu diam diam merogohnya, Jola memandang pak Imran yang kini sedang asyik menonton sesuatu dari laptopnya. Dia mengangkat ponselnya, memasukannya kedalam laci.

Jarinya menyentuh tombol fingerpint membuat ponselnya menyala, satu nama muncul di pop-up messagenya.

Gema: jangan bengong heh.
Gema: emang gue salah ngomong ya kemarin?
Gema: kalau lo tersinggung, gue minta maaf.

Jola mendongkakkan kepalanya, melirik Gema yang juga merunduk pada ponselnya. Merasa diperhatikan, pemuda itu menoleh, tersenyum manis pada gadis itu.

Bubble Gum Where stories live. Discover now