37. Antara ada dan tiada

935 123 8
                                    

Jola melompat turun dari mobil kakaknya.

"Thanks ya kak, gue masuk dulu"

Jessica mengangguk. "oke, hati-hati ya. Fighting sayang!"

Jola mengangguk.

dia berlari kecil masuk kedalam rumah didepannya.
tangannya menengteng plastik berisi makanan. Dia memainkan jarinya khawatir akan tidak diterima kedatangannya, setelah membulatkan tekadnya dia mengetuk pintu.

pintu dibuka, mba Tintin muncul dari dalam rumah. "Eh mba Jola, cari mas samuel ya?"

Jola mengangguk. "Ada mba?"

"Didalam, hari ini sudah mulai sekolah kayaknya"

"udah sarapan mba?"

"belum, ini aku baru mau buat"

"oke, mba Tintin gausah buat makanan. Ini Jola bawa makanan kok"

"oh yauda, ayo kedalam mba"

Jolapun melangkah masuk kedalam rumah. Tiffany yang duduk langsung berdiri menyambutnya, keduanya berpelukan.

"Si cantik!" kata Tiffany mengelus punggung Jola. "kakak denger kemarin ditinggal Samuel ya?" bisiknya pelan.

Jola menelan ludahnya, "iya hehe. tapi aman kok ka, aku pulang dijemput kak Agus"

"Bagus deh, allhamdulillah. maafin ya, jangan dimasukin kehati. Dia lagi sensitif emang"

"gakpapa kak, tenang aja. Anaknya kemana sekarang?"

"Ada dikamar, dia juga sekolah kok sekarang. Berangkat bareng aja"

"iya makanya aku kesini, emang mau bareng"

"jangan jauhin dia ya La. Dia butuh Jola"

"ih enggak kak, dia yang jauhin aku sih iya haha"

"Jangan dengerin kata-kata jelek dia ya, diemin aja" kata Tiffany. "Kalau ada apa-apa cerita sama kakak, jangan malu"

"iya siap ibu bos" kata Jola tangannya memberi hormat pada Tiffany.

Tiffany hanya tertawa pelan. "yaudah fighting sayang! terus berjuang ya, jangan lupa kamu ga sendirian"

"harusnya aku yang bilang itu sama kakak" katanya mengingat keluarga Tiffany lah yang sedang berduka.

Tiffany hanya tersenyum. "Seneng ih kenal Jola, kali ini Samuel gak salah pilih pacar"

"gak pacaran kak" sahut Jola. "tapi doain aja iya haha"

"yoi, coming soon ya?"

"iya"

"Yaudah hayu temuin Samuel, kenapa jadi ngobrol sama aku"

"gakpapa, kan rindu kak Tiffan juga"

Tiffany tertawa keras, gadis itu menarik Jola kedapur.







Samuel menyugar rambutnya yang masih basah, dia menuruni tangga.

"Mba Tintin buat sarapan gak?" teriaknya.









Tiffany yang sedang mengobrol dengan Jola menoleh kesumber suara. "Itu dia anaknya, Samuel sini gabung"

Samuel mendekat, dia menatap Jola sinis. Ingatannya tertuju pada tadi malam, ketika gadis itu mengirim banyak pesan padanya tapi tak ada satupun yang dia jawab.

Dia hanya membaca tanpa berniat menjawabnya.

bukan salah dia kan?

itu kan haknya untuk membalas atau tidak, kalian tidak bisa menghakimi hanya sepihak.

Samuel menatap Tiffany. "Mba Tintin masak apa hari ini?"

"hari ini kita makan masakan yang lebih spesial dari buatan mba Tintin"

"oh, lo delivery?" tanya Samuel.

Tiffany menggeleng. "Kita makan masakan Jola, dia masak khusus buat kamu"

Jola melebarkan matanya. Memang benar dia bikin bekal tetapi tidak khusus untuk Samuel juga, ya gak segitunya.

"oh, Samuel makan dikantin sekolah aja nanti" katanya lalu berbalik ingin pergi.

Tiffany menahan tangannya. "Mau kemana lo? Makan dulu"

"enggak deh, nanti dikantin aja"

"gak tahu diri banget lo, udah dikasih juga. seenggaknya cicipin dikit kek" kata Tiffany mencibirnya kesal.

"enggak apa-apa kak, kalau kak Samuel mau makan dikantin" kata Jola menengahi. "ayo berangkat?"

Samuel meliriknya. "Saya gak pernah bilang mau berangkat sama kamu"

"iya gue nebeng. sekalian kan, boleh ya?"

"enggak, naik taksi kan bisa. gausah manja, lagi siapa suruh kesini"

"HEH" kata Tiffany menegurnya. "Anter Jola ke sekolah gak?! Kasian, yakali disuruh sendiri"

Pemuda itu mengambil roti dari tupperware milik Jola. Lalu berbalik pergi begitu saja.

Jola berpamitan pada Tiffany lalu mengejar Samuel.






Samuel mengeluarkan motor dari garasi. Pemuda itu menstaternya, memakai helm lalu bersiap pergi.

Dia melirik Jola sinis. "Naik gak?"

Jola terkejut. "Hah? Kalau lo gak mau gue nebeng enggak apa-apa. Gue naik ojek aja"

"naik" katanya datar. Lalu menutup helmnya.

Jola masih diam.

Samuel menoleh padanya, dari balik kaca Jola melihat mata Samuel yang melirik jok belakang motornya. Seakan mengatakan.

naik cepet, nanti gua tinggal.

Jola menyentuh bahu Samuel, lalu melompat naik keatas motor.

Motor melaju meninggalkan kawasan perumahan.













Sepanjang perjalanan hening, tidak ada yang berbicara. Diawal, Jola berceloteh panjang lebar yang hanya dijawab singkat oleh Samuel.

Kadang tidak dijawab sama sekali.

Jola cape, akhirnya dia diam.

Motor berbelok memasuki gerbang sekolah.

Jola turun dari motor, lalu menyerahkan uang berwarna merah yang dia siapkan dari pagi.

Gadis itu menyodorkannya pada Samuel. Membuat pemuda itu terkejut.

"apa?" sahutnya datar.

"buat beli kuota, biar bisa balas chat gue" sahut Jola lalu pergi begitu saja.

Bubble Gum Where stories live. Discover now