44. permintaan maaf

992 115 7
                                    

Jola memasukan buku cetak bahasa Indonesianya kedalam tas miliknya. Hari ini dia merasa tidak mempunyai semangat untuk belajar, rasa semangat yang selalu dia miliki benar-benar menghilang entah kemana.

Seharian ini, dia sudah tiga kali bertemu dengan Samuel. Di lobby, di kafetaria, dan terakhir dilapangan. Keduanya sama-sama terdiam, diawal pertemuan Samuel sempat meliriknya lalu tersenyum kecil tapi dikesempatan berikutnya pemuda itu bersikap seakan tak melihat Jola. Mungkin karena senyumnya tidak dibalas oleh gadis itu.

Jola tidak suka keadaan mereka sekarang, rasanya ada yang kurang. Seperti ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, dan itu pasti karena Samuel yang berbeda padanya.

Ini karena malam kemarin, ketika Samuel datang untuk memberi penjelasan Jola malah mengusirnya. Pemuda itu terang-terangan ingin memiliki hubungan lebih dengannya, tapi gadis itu menolaknya dan membangun benteng tinggi diantara mereka.

Dan hanya butuh lima menit ketika Samuel pergi dari rumahnya tangis gadis itu pecah. Jola merasa resah, dia merasa tidak nyaman dengan mereka yang seperti ini tapi sisi lainnya mengatakan dirinya tidak bisa bertahan terus seperti ini.

Untuk apa berjuang jika yang diperjuangkan malah melepaskan?

Jola mempercepat langkahnya, berharap dia bisa lebih cepat sampai kerumah.

gadis itu menghentikan langkahnya ketika merasa ada seseorang yang menghalangi jalannya.
Jola mendongkak, dalam hati sudah mempersiapkan diri untuk memaki orang yang menghalangi jalannya.

kata-kata yang dia siapkan hilang begitu saja ketika melihat Karin berdiri didepannya.

"Permisi, gue mau lewat" kata Jola datar.

Berbanding terbalik dengan eskpektasinya, Karin malah tersenyum ramah kepadanya. "lo sibuk gak hari ini?"

Jola menatap sekelilingnya, sore ini koridor sudah kosong dan hanya menyisakan dia dan Karin. "Lo ngomong sama gue?"

"iya, hari ini lo sibuk enggak? ada yang mau gue omongin sama lo"

Jola menautkan alis, berpikir sejenak. "Enggak ada, mau ngomong apa emang? Ngomong aja"

"Boleh?" tanya Karin.

Jola mengangguk mempersilahkan, "itu juga udah ngomong"

"tapi kita enggak ngomong disini, di mixme mau?" tawar Karin.

"boleh, asal lo gak labrak gue kayak waktu itu" katanya terkekeh pelan.

"engga kok La, kali ini gue ga apa-apain lo"

"Santai aja kali kak, gue juga bercanda kok ngomongnya" kata Jola sambil menarik Karin keluar gerbang.

Karin hanya tersenyum, lalu mengikuti langkah Jola. Kedua perempuan itu menaiki motor scoopy pink milik Jola.

Sepanjang jalan, Jola hanya diam. Gadis itu sesekali menjawab pertanyaan yang diajukan Karin. Tapi yang menarik, walaupun Jola diam, dia tidak merasa bosan bersama gadis ini.

Mungkin ini alasan Samuel lebih pilih Jola daripada gue, she is spesial.

"Ka Karin? Kita udah sampai"

Suara Jola membuyarkan lamunan Karin, setelah memarkirkan motornya. Jola turun dan memasuki kafe.

"Mau pesan apa? Jola aja yang pesan" katanya menawarkan diri.

"gue yang pesan, lo duduk aja" kata Karin merasa tidak enak.

"Gak, enggak papa, gue pesen sendiri aja"

"gabung aja La, biar cepat"

"yaudah jus mangga satu, eskrimnya yang banyak. Bilang aja punya Jola, mbak-mbaknya kenal aku kok"

"oke, tunggu sebentar ya"

Karin datang dengan membawa nampan ditangannya. Perempuan itu menyimpannya dimeja. Kemudian duduk dikursi dihadapan Jola.

"Jadi mau ngomong apa kak?" tanya Jola membuka pembicaraan.

Karin menarik nafasnya lelah, "gue minta maaf ya La"

Jola makin bingung, kenapa banyak sekali yang meminta maaf padanya. Apakah hari ini adalah hari meminta maaf?

Setelah kemarin Samuel, hari ini Karin.

"Maaf buat apa?" kata Jola heran.

"ya buat semuanya, maaf karena gue suka ngejahatin lo disekolah. Maaf udah merebut Samuel dari lo, dan terakhir maaf buat kemarin siang"

Jola pura-pura tidak tahu. "kemarin? kenapa memang?"

"yang dikafetaria, gue tahu lo liat gue sama Samuel kan?"

"oh yang itu, gausah dibahas lah kak. Gue udah gak ada apapun sama Samuel"

"gue tahu, kalau lo gak mau dengerin penjelasan Samuel. Gue mohon, dengerin penjelasan gue"

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi kak, gue juga bukan pacarnya. Jadi buat apa gue tahu"

"Semalam Sam nembak lo tapi lo tolak ya?"

Jola mengangguk tenang.

"kenapa? Dia bilang katanya lo marah, kata lo kalau dia mau pilih gue ya pilih aja. Jangan deketin lo lagi ya?"

"ih, dia ngadu?!" kata Jola kesal. "enggak gitu kok ka, Jola cuma gak mau aja harus nyakitin cewek lain. Kalau dia sama kakak, yaudah jangan deket-deket Jola nanti kakak marah"

Karin tertawa kecil. "enggak kok, kita udah mutusin buat temenan doang. Sam sayang banget sama lo La"

"Kalau sayang gak akan menjauh dong"

"iya dia jauhin lo karena dia takut kalau gue bakal jauhin lo lagi" katanya tersenyum pelan. "Dia khawatir banget sama lo, makanya dia menjauh supaya lo aman"

"udahlah kak, gak usah dibahas"

"Jangan jauhin dia ya? Lo tau kan, dia tuh gengsian kadang-kadang" Karin menyeruput kopinya. "Udah sih gue mau bilang itu aja, maafin gue ya"

Jola meminum jus mangganya. "Kalau buat maafin kakak, gue udah maafin kakak jauh sebelum kakak minta maaf. Tapi kalau Samuel, biar gue pikirin dulu ya kak"

"Jangan terlalu lama, jangan sampai dia direbut lagi orang"

Dih maleeh, siapa yang mau rebut dia kalau bukan elu jamilah. Sahut Jola menggerutu dalam hati kesal.

"iya kak''

"yaudah La, gue pamit ya?" katanya. "Lo beneran udah maafin gue kan? gue ga tenang kalau belum dimaafin"

"udah kok kak, santai aja" balasnya tersenyum ramah.

"gue boleh peluk lo gak? Salam pertemanan" katanya memohon.

Jola mengangguk, lalu memeluk Karin. Karin menyimpan dagunya di bahu Jola.

"maafin gue ya La, gue pamit" katanya.

Baru beberapa langkah berjalan, Karin berbarik menghampiri Jola.

Gadis itu mengeluarkan sebuah gantungan kunci bergambar Koal, lalu memberikannya pada Jola.

Jola mengernyit. "Ini apa?"

"Gantungan buat lo, thanks ya, gue pamit titip Samuel"

"Kak Karin mau kemana emang?"

"Lusa gue berangkat ke Australia. Anggap aja itu kenang-kenangan buat lo"

"Aus--Australi?"

"iya"

"kok cepat?"

"gakpapa, gue mau pindah aja. Jaga diri ya La, hati-hati" katanya lalu benar benar berbalik pergi. "Jaga Sam nya, jangan dibikin nangis nanti gue rebut lagi"

Bubble Gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang