9. perasaan aneh

1.9K 283 0
                                    

Jola menatap para siswa-siswi yang melewatinya. Gadis itu sekarang sedang duduk diparkiran sekolah, Samuel bilang anak cowok itu harus rapat futsal dulu sebentar baru dia akan menyusul Jola yang dia suruh tunggu diparkiran.

Ah, sebenarnya ini keinginannya juga. Samuel sempat menawarkan Jola untuk menunggu dilapangan futsal atau di kelasnya. Tapi Jola menolak dan lebih memilih menunggu di parkiran.

"Jolaa, gue duluan ya" Joodie melambai-lambaikan tangannya, lalu melangkah pergi meninggalkan Jola sendirian.

"Iya, ati-ati dijalannya." Sahut Jola tersenyum.

Jola mendecak lalu melirik jam tangan hitam dengan gambar mickey mouse yang bertengger manis ditangan kirinya.

Sudah duapuluh lima menit Jola menunggu, hampir setengah jam. Tapi samuel belum juga kembali, tau gini tadi Jola nunggu dikelas aja yang adem daripada diparkiran panas.

Gadis itu memilih untuk membuka ponselnya, lalu berdiri menyelusuri area parkiran. Mulai mencari pokemon.









Punggungnya ditepuk dari belakang, membuat Jola melompat kecil karena terkejut.

"Datang-datang ngagetin, untung gue gak jantungan. Kalau jantungan sekarang udah mati tau ga?!" Katanya mengamuk kesal.

Cowok itu hanya menyengir, sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya tinggi-tinggi.

"ya maaf atuh tuan putri. Lagian elo belum balik daritadi nunggu siapa sih?" Katanya bertanya.

"Gue nunggu Samuel. Lo lihat dia gak?"

"Lah nunggu Samuel?" Gema mengernyit. "Samuel kan udah pulang dari limabelas menit yang lalu, nganter Karin pulang."

Jola merunduk. Samuel. Samuel pulang sama Karin? Lima belas menit yang lalu? Kok Jola gak lihat. Padahal kan Jola daritadi stay di parkiran.

"Ada urusan apa emang lo sama dia?" Tanya Gema penasaran.

Jola menggeleng pelan, lalu tersenyum. "Yaudah makasih infonya Gem, gue duluan"

Jola hendak melangkah pergi sebelum tangannya ditahan Gema.

"Balik sama siapa lo? Emang angkutan umum jam segini masih ada?" Kata Gema melirik jam yang menunjukan pukul 17.00

"Gak tahu, pakai ojek online kali" balasnya asal.

"Yauda, bareng gue aja. Lebih irit ongkos juga jadinya kan" sahut Gema menyarankan. "Tunggu disini, jangan kemana-mana"












Diperjalanan didominasi keheningan, tidak terlalu hening sebenarnya karena Gema terus mengoceh tentang banyak hal termasuk tentang pembantu dirumah Gema yang katanya salah angkat jemuran pakaian. Bukannya ambil pakaian Gema ini malah ambil pakaian tetangga.

Jola tak banyak menanggapi, gadis itu hanya terdiam. Rasanya kesal, marah, sedih hingga kecewa menjadi satu. Bayangan Samuel yang meninggalkannya disekolah dan pergi dengan Karin terus bermunculan.

Jola sebenarnya merasa aneh, kenapa juga dia harus kecewa? Kenapa rasanya jadi marah? Memang siapa dia dikehidupan Samuel sampai harus jadi prioritas cowok itu. Karin itu teman Samuel, lebih lama kenal cowok itu juga, wajar rasanya bila Karin lebih prioritas daripada Jola.

"Jola woyy, udah sampai. Mau turun atau mau ke KUA sama gue?"

"Ngapain ke KUA nyet?" Sahut Jola menoyor kepala Gema. "Gue masuk, makasih Gem"


Ponsel Jola bergetar, nama Samuel tertera dilayarnya. Jola memencet tombol merah lalu menghidupkan mode pesawat pada ponselnya. Terlihat ada puluhan telepon dari Samuel dan semuanya tak terjawab.

Jola menghela nafas, dia tersenyum getir. Tahu bahwa dari awal sepertinya dirinya salah, karena tanpa Samuel tahu dari dulu walaupun Jola bersikap jutek dan galak padanya tapi diam-diam sebenarnya Jola juga suka ambyar dan peduli.

"Bego emang, harusnya kalau dari awal niatnya cuma main-main doang mending pergi. Hati gue udah malas berkawan sama harapan. Apalagi harapannya, harapan palsu"









A/n: yaaay!

Belum konflik kok say, sabar aja. Ini masih awal.

Horeee aing double update hari ini!

Bubble Gum Where stories live. Discover now