22. Night Changes

1.5K 181 8
                                    

Setelah menutup pintu kamar, masih dengan seragam sekolahnya Jola menjatuhkan tubuhnya diatas kasur.
Gadis itu mencicit-cicit kecil, memekik tertahan dengan wajah memerah. Hal yang coba ia tahan selama diperjalanan pulang kerumah.

Jola menatap poster Jungkook didepannya, kemudian menguncir kuda rambut panjangnya. "Oppa, Jola harus apa ya?" Katanya bermonolog.

"Ck, kenapa harus datang lagi disaat Jola udah berusaha mau moveon?" katanya memprotes, "gak tahu apa, dia pikir moveon itu segampang balikin telapak tangan. Kalau gini kan Jola bingung harus gimana"

Ponselnya berdering.

dengan malas Jola berdiri, mengambil ponsel yang sejak tadi sengaja dia simpan didalam tas sekolahnya.

Ada chat masuk dari grup sepermainannya.

Gadis itu menyeringai puas, teringat sesuatu.

Gema.

Pemuda itu selalu bisa dia andalkan dalam situasi apapun, apalagi kalau Jola lagi panik dan buntu seperti ini. Daripada teman, Gema lebih cocok disebut sebagai kakaknya. Karena pemuda itu memang yang paling sering Jola curhati daripada Jessica sendiri.

Jarinya dengan lincah menulis huruf G didaftar pencaharian nama.

Gema ganteng

Gadis itu menekan tombol call dilayar, sehingga poto profil Gema terlihat dengan jelas memenuhi layar.

Bunyi pertama tidak diangkat, bunyi kedua masih belum diangkat.. sampai bunyi ke delapan sebuah suara terdengar dari sebrang sana.

"Halo?"

Jola tersenyum lega, "hai ge? Lo dimana?"

"Hallo Gema tampan disini, sorry banget gue gak bisa angkat telepon lo, kemungkinan gue dikamar mandi atau kemungkinan terbesarnya ya tidur. Kalau ada yang penting silahkan kirim pesan suara, atau kalau enggak silahkan tunggu saat gue bangun gue bakal hubungin lo kok, see you mwah--- bip"

Sambungan terputus, Jola mengerucutkan bibirnya kesal. Kalau gini dia harus curhat sama siapa lagi?

Gadis itu melempar ponselnya asal.

Kemudian mengganti baju seragam sekolahnya dengan kaos dan celana levis selutut. Baru saja ingin turun kedapur mengambil air mineral, ponselnya kembali berdering.

Kali ini sebuah nomor tidak dikenal menelponnya.

Jola menggigit bibir bawahnya pelan, lalu menekan tombol hijau mengangkatnya.

"Halo?" Sapa suara seseorang disebrang sana. "Ini Jola kan ya?"

gadis dengan rambut kuncir kuda itu mengangguk pelan, walaupun dia tahu pemuda itu tidak mungkin bisa melihatnya. "Iya saya sendiri, siapa ya?"

"Ah, untung lah gue gak salah sambung. Gue Agus, temennya Samuel"

"Oh iya kak, kenapa telepon malam malam?" tanyanya penasaran.

"Sorry gue ganggu lo ya?" terdengar suara teriakan teriakan dari sebrang sana, sehingga Jola berpikir mungkin Agus sedang bermain bersama teman-temannya.

Gadis itu menyenderkan tubuhnya diranjang, lalu menarik nafas pelan. "Enggak kok santai aja, kenapa kak?"

"Samuel la" balas Agus, ada nada khawatir terdengar dari suaranya.

"Samuel kenapa kak?" tanyanya menegakan tubuh.

"Samuel kecelakaan"

------

Jola berlari, makin terengah karena sedari tadi panik dan terburu. Ia mempercepat langkahnya ketika melihat sosok Agus dan teman-temannya berdiri didepan sebuah ruang rawat inap.

Bubble Gum Where stories live. Discover now