21. Penjelasan

1.6K 208 19
                                    

Kendaraan beroda dua itu melaju cepat membelah jalan raya. Gedung-gedung terlihat seperti berlarian jauh mengejar lalu tertinggal dibelakang. Bersamaan dengan derum knalpot Samuel yang berderu-deru memakakan telinga, membuat mereka jadi pusat perhatian. Cengkaraman Jola dibahu Samuel semakin erat, tiba-tiba Samuel melakukan rem mendadak hingga tubuh mungil Jola terdorong kedepan, menekan punggung cowok itu yang tegap dan Jangkung.

Jola mengerang dan spontan menarik tasnya kedepan sebagai penghalang antara tubuhnya dan punggung Samuel.

Gadis itu terdiam memandangi kendaraan yang berhenti disamping mereka. Tak lama kepalanya mendongkak, menghitung mundur lampu merah didepannya.

"Kita mampir makan sebentar ya" kata Samuel dibalik helm fullface nya.

"Eh?" Jola tersentak kaget, "iya terserah kakak"

Lampu hijau menyala motor kembali berjalan. Samuel melambatkan laju motor sambil melirik spion kiri, melihat raut wajah Jola tampak tidak nyaman. Cengkraman Jola dibahunya ikut terlepas seiring laju motor yang mulai normal. Sejak dilampu merah Samuel menahan tawanya, tadinya ingin berkomentar "jangan pegangan dibahu dong, kayak sama tukang ojek aja" tapi ditahan yang jadinya malah. "Kita mau makan dimana?"

"Dimana aja terserah, aku ikut" balas Jola sedikit agak berteriak agar suaranya terdengar.

Samuel mengangguk pelan, lalu kembali fokus mengendarai motornya.
















Motor berhenti disalah satu kedai mie ayam bakso. Jola melepas helm, lalu melompat turun dari motor. Sambil menunggu Samuel memarkirkan motornya, Jola memperbaiki rambutnya yang acak-acakan. Gadis itu memutar tasnya, mencari karet lalu menguncir rambutnya asal.
Tak berselang lama, Samuel berlari pelan menghampirinya.

"Yuk, masuk" ajak pemuda itu, tangan kirinya menarik tangan kiri Jola. Menggenggamnya dan menuntunnya masuk kedalam.

"Maaf ya saya bawa kamu makan disini, saya kurang suka makan di mall mall gitu" katanya membuka topik pembicaraan.

Jola mengganguk tak merasa keberatan sama sekali dibawa ketempat kaki lima seperti ini.

"Gak masalah, santai aja kak. Gue juga suka kok makan di kaki lima gini, lebih murah lebih nikmat juga"

Samuel hanya terdiam, lalu memandang menu didepannya. "Kamu mau makan apa?"

Gadis itu mendongkak, ikut memandangi menu. "Gue mau mie ayam bakso pangsit nya aja satu, minumnya teh botol"

"Yaudah, kamu cari tempat duduk aja ya. Biar saya yang memesan"

Jola melepaskan genggaman tangannya di jari Samuel, lalu berbalik mencari tempat duduk yang nyaman untuk keduanya makan.

Tempat duduk disamping Jendela menjadi pilihan terakhirnya, Jola merogoh sakunya mencari ponsel berniat mengabari mamahnya bahwa hari ini dia akan telat pulang kerumah.

"Sebentar lagi makanannya datang, lagi dibuat, kita tunggu aja"

Setelah menekan tanda kirim, Jola memasukan ponselnya ke saku rok sekolah lalu menatap Samuel datar.

"Ada yang harus saya jelasin sama kamu" kata Samuel membuka topik pembicaraan.

"Yaudah jelasin aja" balasnya cuek.

Samuel menarik nafasnya panjang, pemuda itu memainkan jari jemari tangannya gugup sekaligus bingung harus memulai darimana. "Sebelumnya saya mau minta maaf sama kamu karena sempat ninggalin kamu disaat kita lagi dekat-dekatnya"

"Langsung intinya aja deh kak, gausah pake prolog segala" kata Jola jutek.

"Oke oke" balas Samuel tersenyum. "Saya gak pernah sedikitpun ada niatan buat ninggalin kamu, semuanya terpaksa Jola. Saya sama Karin semuanya terpaksa"

"Jangan bilang kalau lo ninggalin gue karena lo dijodohin sama Karin? Kalian tunangan?" Potong Jola.

Samuel tertawa kencang hingga matanya menghilang, "ya gak gitu juga, kita gak dijodohin, dia juga bukan tunangan saya, ah kamu ini, terlalu sering baca novel fanfiction"

"Tiga tahun lalu, ibu saya kecelakaan pesawat. Beliau kritis dan gak sadarkan diri sampai sekarang, saya bersyukur sih ibu bisa selamat dari sekian banyak orang yang meninggal bahkan ada yang hilang," katanya memulai cerita.

"Dirawat bertahun tahun itu memakan biaya besar, perusahaan ayah saya mengalami penurunan drastis tahun lalu, disaat seperti itu, dokter bilang ibu saya perlu dioperasi karena pendarahan dikepalanya, sementara kakak saya di Korea juga butuh dana buat kuliah. Ayah bener-bener bingung harus apa sampai Ibunya Karin, dokter yang menangani ibu saya bilang kalau beliau mau membantu keluarga kami

Tante Emily orang yang baik, dia bantu keluarga saya dengan tulus, dia menanggung biaya operasi ibu saya, dia juga membiayai kuliah Tifany saat itu, dia tidak mengharapkan imbalan apapun dari kami Jola. Sampai satu tahun kemudian, tepatnya tahun ini, kondisi mamah mulai membaik ya walaupun masih belum mau buka mata, ditahun itu juga perusahaan ayah saya mulai sukses lagi, kami sudah membayar semua uang tante Emily, tapi saya masih merasa berhutang budi sama dia.

Sampai akhirnya saya tahu kalau Karin, putri dia satu-satunya itu suka sama saya, waktu itu otak saya buntu, saya merasa dengan memacari dan membahagiakan Karin bisa membantu balas budi saya pada tante Emily. Tapi saya salah, selama satu bulan bersama saya Karin tidak bahagia, begitu juga dengan saya"

Butuh satu jam untuk Samuel bercerita, Jola menggigit bibir bawahnya, bingung harus merespon apa.

"Terus gimana?" Tanyanya hati hati. "Ibu kakak gimana? Semuanya gimana?"

"Semuanya berjalan baik, ibu saya mulai membaik. Minggu lalu jarinya sudah bergerak, tapi ya gitu belum sadar. Dan Karin... Kami baru aja putus dua hari yang lalu, saya sadar bahagia saya bukan sama dia. Segala sesuatu yang dipaksakan pasti berakhir tidak baik, saya juga sadar kalau bahagia saya itu kamu"

Jola hanya merunduk, tidak berani menatap Samuel dengan pipi yang memanas. Dia tersenyum tipis, sadar betul kalau perasaannya pada laki laki didepannya ini tetap sama dan tidak pernah berubah.

Dia harus mentraktir Gema segudang pocky Banana kesukaan pemuda itu sebagai tanda terimakasihnya. Gema benar, semuanya berubah. Rasa ingin berpaling itu hilang, tergantikan rasa kasihan sekaligus sayang.
Ya walaupun dia masih belum seratus persen yakin dekan perasaannya dan juga dengan laki laki didepannya.

Samuel terbatuk pelan, membuat Jola menoleh dengan kening menyerngit heran.

"Kalau saya minta buat ulang semuanya dari awal mau gak?"














A/n: hayoloooo yang kemarin maki maki samuel mana?

Yakin masih kesel, masih mau cap doi brengsek?

Happy new Year gais, telat tapi gakpapa.

Sejauh ini, di 2018 momen bubble gum mana yang paling gemesh dan kalian suka?

Bubble Gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang