24. Intuisi

1.3K 161 2
                                    

Np: Yura Yunita - Intuisi.

"JOLAAA"

Jola menoleh melihat Samuel berlari dengan selang infusan yang melilitnya. Bukannya berhenti gadis itu malah mempercepat larinya, entah kemana kakinya melangkah gadis itu tidak peduli.

tangannya melambai-lambai menghentikan taksi yang melewatinya, gadis itu melirik kebelakang melihat Samuel berdiri dipintu keluar rumah sakit. Jola membuka pintu lalu masuk kedalamnya.

"Mau kemana mbak?" tanya supirnya.

"kemana aja pak" balasnya tak minat.

Kaca mobil diketuk membuatnya menoleh, melihat Samuel sudah berdiri disamping taksi. Jemari kiri pemuda itu terus mengetuk kaca, sementara tangan kanannya masih digifs.

"Mbak gakpapa?" tanya supirnya khawatir.

Jola menggeleng, "makasih udah peduliin saya pak, tapi tolong jalan sekarang"

"gak mau turun mbak? itu kasihan pacarnya lagi sakit juga, kalau ada masalah lebih baik diselesain dulu mbak supaya gak menyesal dikemudian hari" katanya memberi wejangan.

"dia bukan pacar saya, kami juga gak bertengkar" katanya jadi sewot, "jalan sekarang pak"

Supir itu hanya mengangguk, lalu mulai menginjak gas. Taksi melaju meninggalkan kawasan rumah sakit. Jola menoleh kebelakang, melirik Samuel yang memperhatikannya dengan wajah kecewa.

Jola menyenderkan kepalanya ke kaca taksi, gadis itu termenung. sebenarnya dia ingin sekali turun dari mobil dan mendengarkan penjelasan dari mulut pemuda itu.

Disatu sisi yang lain, hatinya terlanjur patah. Hancur berkeping-keping. Bayangan tentang Samuel yang dicium oleh Karin terus-terusan melintasi pikirannya.

ya iya sih, cuma dikening. tapi tetap saja kan namanya dicium?

air matanya mengalir begitu saja. Jola pikir dia dapat memulai semuanya lagi dari awal, tapi kenapa disaat dirinya sudah mulai yakin. Lagi-lagi Samuel menyia-nyiakan kepercayaannya, membuatnya kembali meragu lagi.

katanya dia satu-satunya, nyatanya dia salah satunya.

Pemuda itu bilang, dia tak suka Karin. Hubungan keduanya sudah berakhir sejak seminggu yang lalu. Bahkan Agus bilang, hubungan Karin dengan Samuel hanyalah settingan.

tapi?

mana ada mantan yang cium mantannya sendiri?

apalagi Jola dapat melihat dengan jelas, dari sorot mata Karin. Gadis itu jelas masih mengharapkan Samuel.

Jola mengusap air matanya dengan sapu tangannya.

Kayaknya dia emang beneran harus moveon dari Samuel, tak ada lagi kesempatan mengingat pemuda itu tak bisa lagi mendapat kepercayaannya.


-----------

Samuel memasuki ruangan dengan keadaan kesal, pemuda itu membuka asal infusan ditangannya lalu mengambil dompet miliknya dinakas.

"Kamu mau kemana?!" tanya Karin. "kamu gak boleh pergi, keadaan kamu belum pulih sayang"

Pemuda itu menepis tangan Karin, mendorongnya kasar. "kita udah putus, jangan pernah datang ataupun temuin gue lagi" katanya tegas, kemudian berlari meninggalkan Karin yang membatu ditempat.

Masih dengan pakaian rumah sakit, pemuda itu keluar dari halaman rumah sakit. Samuel menoleh mencari taksi yang melintas, pandangannya terhenti pada salah satu pangkalan ojek online yang berada beberapa meter dari rumah sakit.

Setelah bernegosiasi dengan pengemudi, Samuel menaiki motor tersebut.

"kita mau kemana mas?" tanya pengendara ojek online tersebut.

"jalan dulu bang," katanya mengintrupsi.

Motor melaju meninggalkan rumah sakit, sudah hampir dua puluh menit Samuel tidak mendapatkan taksi yang ditumpangi Jola.

Lampu berubah menjadi merah ketika matanya berhasil menemukan taksi yang ditumpangi gadisnya tersebut. Dia masih ingat jelas plat nomor taksi tersebut, dia yakin dia tidak salah.

Samuel melompat turun dari motor, pemuda itu membayar dengan selembar uang berwarna biru lalu pergi sesudah berterimakasih.

pemuda itu mengetuk kaca supir meminta agar kuncinya dibuka. Supirnya mengernyit, terdiam beberapa saat. Kemudian tersadar bahwa pemuda ini adalah orang yang penumpangnya temui dirumah sakit. Supir itu mengangguk membuka kunci.

Samuel membuka pintu disamping Jola. Menjatuhkan tubuhnya tepat disamping gadis itu.

Merasakan kehadiran seseorang, Jola menoleh melihat Samuel sudah tersenyum manis, yang malah terlihat menyebalkan dimata Jola.

gadis itu menggeser tubuhnya agar lebih dekat ke jendela. Memalingkan wajahnya menatap rintik hujan yang mulai turun membasahi tanah.

Samuel mendekatkan tubuhnya kearah Jola. Pemuda itu menyenderkan kepalanya di bahu Jola. Jola menegakan tubuhnya, membuat kepala Samuel hampir terjatuh jika tidak bisa menjaga keseimbangannya.

"Jola?" panggil pemuda itu dengan hati-hati.

Jola hanya diam tak menyahut.

"kamu gak suka ya saya disini?" tanyanya masih tak menyerah.

gadis itu melirik sekilas, "turun"

"iya iya, saya turun" katanya mengalah. "tapi dengerin penjelasan saya dulu"

"gak ada lagi yang perlu dijelasin, semuanya udah jelas kak"

"Semuanya enggak kayak yang kamu lihat" Katanya membantah.

Jola menoleh sepenuhnya membiarkan Samuel melihat matanya yang sembab dan masih berkaca-kaca. "Gak seperti yang aku lihat gimana? kurang jelas apalagi? udah jelas dia ngelakuin hal itu sama kakak kan, oh, apa sebelumnya kalian udah pernah berbuat lebih dari itu? Apa itu hal yang lumrah dilakukan seseorang yang punya status cuma sebagai mantan?!" Tanpa sadar suaranya meninggi, dia mengedipkan matanya membuat air matanya yang tadi sudah berhenti mengalir lagi.

"adanya saya disini belum cukup buat buktiin kalau saya lebih pilih kamu daripada dia?" katanya menghela nafas pelan, dia memperbaiki posisi duduknya lalu bersandar nyaman pada kursi. "Biar saya jelasin, dia datang untuk jenguk katanya. saya juga gaktau kalau dia akan berperilaku seperti itu"

"udahlah kak, percuma aku juga gak mau dengar"

Samuel mendekatkan kepalanya kesamping telinga Jola, membisikan sesuatu pelan. "Apa perlu kita lakuin hal itu juga supaya kamu gak marah lagi sama saya?" bisikknya pelan, tapi mampu membuat Jola seperti tersambar petir disiang hari.

pipinya memerah, Jola menoyor kening pemuda itu kencang menyalurkan kekesalannya.

gadis itu terus memukuli bahu Samuel hingga pemuda itu terpojokan, bukannya kesakitan dia malah tertawa bahagia.

Karena bagi dia, tidak masalah menjadi samsak.

asalkan gadisnya ini sudah tak lagi marah padanya.

bagi bucin sepertinya, hal apapun akan dia lakukan, asalkan gadisnya ini bahagia.

Gadis itu melempar botol ditangannya asal dan mengenai kening pemuda itu.

"aw, sakit la. iya udah ampun, udahan ya ributnya" katanya memohon.

Jola menghentikan serangannya, kemudian menyentuh keningnya sendiri. "Sakit banget ya? Maaf"

"Iya, tapi aku yakin gak sesakit yang kamu rasain waktu lihat aku sama cewek lain"

"IH, MASIH AJA YA. NGOMONG APA TADI?!"

dan serangan itu terjadi kembali, tanpa mampu untuk diakhiri.

Bubble Gum حيث تعيش القصص. اكتشف الآن