40. Perpustakaan

955 115 25
                                    

Jola melangkahkan kakinya dengan gontai menuju perpustakaan. Sesekali gadis itu berdecak karena sejak kemarin sakit perutnya semakin parah padahal dia sudah minum Kiranti dari Samuel.

Harus Jola akui, Jola tidak terbiasa meminum Kiranti. Kalau sakit perut seperti ini dia lebih sering minum Jamu langsung dari penjualnya, atau tidak Kunyit bikinan mamahnya.

gadis itu melepas sepatunya, lalu memasuki perpustakaan. Senyumnya melebar melihat Arka didalam sana.

Lumayan, kesempatan dalam kesempitan. Jola ikhlas dihukum kalau ditemani cogan seperti ini.

Arka membalas senyumnya. ya walaupun senyum tipis tapi tetap senyum kan?

"Main catur ka?" tanya Jola basa-basi.

Arka mengangguk doang. "lo mau baca buku?"

"bukan, ini dihukum sama bu Aida disuruh bikin ringkasan dari buku sejarah. Makanya aku ke perpustakaan" jawab Jola kesal.

Arka ketawa kecil, Jola cuma diam. Wajar Arka berperilaku ramah padanya, karena pemuda itu ketua Mading. Yang Artinya, ketua eskul yang diikuti Jola.

"oh, bu Aidanya kemana sekarang?" ini pak Topik yang nanya. "tumben gak ditemenin"

Bu Aida guru Ips ini emang terkenal galaknya. Hobbynya kasih murid hukuman ngeringkas buku yang tebelnya bisa sampai 500 halaman. Selain itu, biasanya bukunya bakal dia yang pilih dan dia akan menemani muridnya yang dihukum itu. Sekedar mengawasi untuk memastikan kalau tugasnya benar dikerjakan.

"Rak buku Sejarah ada dimana pak?" tanya Jola pada pak Topik pengawas perpustakaan.

"Kamu lurus, ada disebelah kiri paling pojok" jawab pak Topik.

Setelah berpamitan pada Arka dan pak Topik Jola melangkahkan kakinya kearah rak Sejarah. Dia ingin segera menyelesaikan tugas Sejarahnya agar bisa menonton video BTS yang sudah dia download tadi malam.

terus Jola udah lihat sekilas videonya kemarin, Jungkooknya ganteng banget lagi. Jola kan jadi semakin ingin menyelesaikan tugasnya.














Jola menatap tumpukan buku-buku tebal didepannya. Gadis itu melompat lompat kecil hendak mengambil buku yang ada dirak paling atas.

Dia menarik nafas pelan, ketika buku nya belum berhasil dia dapat.

Tiba-tiba sebuah tangan dari belakang meraih buku tersebut.

Dalam hati Jola sudah kegirangan sendiri. "Jangan-jangan kak Arka yang ambilin gue buku?"

Gadis itu berbalik hendak mengucapkan terimakasih. Apa daya realita tak seindah ekspektasi. Bukannya Arka, yang datang malah orang yang sangat dia hindari sekarang ini.
























Jola mendelik melihat Samuel berdiri didepannya. Entahlah dalam keadaan pms seperti ini Jola sedang malas untuk meladeni Samuel yang super jutek karena sedang dalam fase ingin jauh dari Jola.

lagipula dia sedang banyak tugas, jadi tidak ada waktu buat modus pada Samuel.

"itu buku gue, siniin gak?!" katanya galak.

Samuel menautkan kedua alisnya. "Siapa cepat dia dapat dong"

"ck, gue gak bercanda. Sini, gue mau ngerjain tugas bu Aida" kata Jola malas berdebat.

"Saya juga mau ngerjain tugas" balas Samuel berbohong. "karena saya yang ambil, ini buku saya"

Karena malas berdebat, Jola akhirnya mengalah. Gadis itu meraih asal buku Sejarah didepannya. Lalu pergi memilih kursi. Samuel sudah pergi meninggalkannya terlebih dahulu sejak tadi.














Samuel membuka halaman bukunya acak. Sejak tadi, dia berbohong dengan mengatakan kalau dia memiliki tugas Sejarah pada Jola. Pemuda itu hanya ingin menemani Jola diperpustakaan, dia memang mengikuti Jola karena biar bagaimanapun dia masih peduli pada gadis ini.

Rasa yang dia punya, semuanya tulus tidak ada kebohongan sama sekali.

Dia hanya butuh waktu untuk sendiri. Lagipula, dia tidak ingin Jola dalam bahaya jika bersamanya.

walaupun Karin sudah jujur pada Samuel. Tetapi dia harus tetap waspada, setidaknya dengan mengikuti Jola kemanapun gadis itu pergi, dia bisa melindungi Jola jika sewaktu-waktu ada masalah pada gadis ini lagi.









Jola menguap, sudah lima belas menit tapi dia baru menulis dua paraghraf. Tangannya sudah pegal, gadis itu menjatuhkan kepalanya ke meja. Tanpa sadar dia tertidur.


Samuel yang melihatnya segera bangkit menghampiri Jola, pemuda itu menggeser kepala Jola membiarkan gadis itu tertidur. Dia mengambil polio yang ada diselipan buku Jola, lalu mengambil alih mengerjakan tugas Jola.

Satu jam berlalu.

Samuel mengangkat tangannya meregangkan otot-otot tangannya yang pegal. Pemuda itu menyelipkan kertas pada buku Jola. Lalu pergi meninggalkan Jola begitu saja.















Jola membuka matanya perlahan, gadis itu menatap sekelilingnya yang masih agak buram.

Beberapa menit kemudian dia panik ketika sadar bahwa dia berada diperpustakaan sekolah.

Dia makin panik ketika sadar bahwa tugasnya belum selesai.

Jola menarik nafasnya pelan, matanya melebar melihat dua kertas polio terselip dibukunya.

Gadis itu tersenyum melihat tugas Sejarahnya sudah selesai, senyumnya makin mengembang melihat tulisan siapa yang tertulis disana.

Ini yang membuat Jola semakin tidak ingin pergi. Pemuda itu tidak pernah mengatakan apa-apa, tapi selalu langsung bertindak.

Jola berdiri hendak mengumpulkan tugas pada bu Aida lalu pergi mencari Samuel.








A/n: sist, mau tanya dong.

Mau enggak kalau bubble gum aku bikinin sequel atau spin off?

Kalian pilih sequel atau spin off?

sebutin alasannya ya.

Bubble Gum Where stories live. Discover now