7. Hukuman

2.4K 293 11
                                    

Gadis itu menggigit bibir bawahnya panik.

"Gimana dong, buku Matematika gue ketinggalan" Katanya meminta Solusi.

Dewa yang duduk dibelakangnya menoleh. "Telepon kak Jes aja sih, minta dianterin"

"Gabisa, kak Jes ada kuliah pagi. Nyokap ada meeting. Ih, ini gue gimana?" Jola makin panik ketika bel masuk berbunyi.

Sosok perempuan dengan tubuh tinggi muncul dari balik pintu.
Bu Irma menyapa murid muridnya ramah, semua murid berdiri lalu mengucapkan salam. Setelah mengucapkan salam mereka duduk dikursi masing-masing.

"Ada tugas?" Tanya nya menatap para muridnya.

"Adaaaa buuu" jawab mereka serempak.

"Kumpulkan tugas minggu lalu, ada yang tidak mengerjakan?" Katanya lanjut bertanya.

Jola menggigit bibir bawah, lalu mengangkat tangan membuat satu kelas melirik kearahnya. Jola ini dikenal rajin dan pintar, maka dari itu mereka bingung apa alasan gadis itu tak mengerjakan tugas kali ini.

"Kenapa Jola? Kamu murid rajin, tumben tidak mengerjakan tugas" Bu Irma mengernyitkan dahi.

"Maaf bu, buku saya tertinggal." Jawab Jola lirih.

"Ya Jola, silahkan keluar" katanya memberi perintah, jari telunjuknya menunjuk pintu yang beberapa menit lalu dia lewati.

Jola tak berdiri, gadis itu masih setia dikursinya.

"Jola? Silahkan keluar. Pintu keluarnya ada disana" jemarinya masih menunjuk pintu.

"Bu, dengerin penjelasan Jola dulu" sahut Gema yang duduk dibelakang Jola.

"Diam kamu, kamu tau kan Jola. Saya tidak suka ada seseorang yang tidak mengerjakan tugas dari saya. Tidak mengerjakan tugas sama halnya dengan tidak suka pelajaran saya. Lantas kalau kamu tidak suka, kenapa harus ikut pelajaran saya? Hal ini juga merupakan tanda bahwa kamu tidak menghormati saya. Sudah tidak mengerjakan, tidak bawa buku pula. Buat apa belajar? Mending diam diluar" omelnya panjang kali lebar.

"Ayo keluar kamu, kalau kamu mau ikut Jola silahkan keluar Gema" lanjutnya melengkapi kata-katanya.

Jola menggeleng. "Teman saya gak salah bu, saya keluar."

Jola bangkit, gadis itu berjalan melewati bu Irma lalu melangkah menuju arah pintu kelas.

"Tunggu sebentar" teriakan itu membuat Jola berhenti.

Jola berbalik, mengangkat sebelah alis. "Ya?"

"Karena kamu tidak mengerjakan tugas dan tidak membawa buku, hukumannya kamu lari kelilimg lapangan 5 putaran"







Matahari pagi sangat cerah, keringat mengalir deras dari wajah mulus gadis itu.
Jola menyenderkan tubuhnya pada tembok dikoridor dekat lapangan. Kakinya lurus memanjang, nafasnya terengah-engah serta detak jantungnya bergerak lebih cepat.

Gadis itu memejamkan matanya, mencoba menetralisirkan detak jantung dan nafasnya. Sebuah benda dingin menempel dipipinya, membuat matanya terbuka.

Alisnya mengkerut, matanya membulat melihat sosok pemuda itu berdiri didepannya. Pemuda itu tersenyum, tangannya terulur menyerahkah sebotol minuman Ion yang dibelinya dikantin.

"Haus kan? Minum dong. Kalau haus ya minum, kalau suka nyatain jangan dipendam" katanya meracau sambil menyodorkan kaleng itu.

Jola tak banyak ambil peduli, gadis itu merebut kaleng itu. Membukanya, lalu meminumnya dalam satu kali tegukan.

"Kenapa bisa dihukum?" Samuel membuka topik pembicaraan.

"Gak bawa tugas bu Irma gue" jawab Jola, bibirnya maju dua puluh cm. Lima cm mah udah gak jaman.

"Kenapa gak minta dianterin tugasnya?"

"Gak ada yang antar, kakak gue kuliah. Nyokap lagi meeting" jawabnya mengeluh. "Jadi aja dihukum, emang ya bu Irma kalau kasih hukuman gak kira-kira. Gue lebih milih disuruh ngerjain setumpukan buku tebel mtk daripada lari"

Samuel terkekeh pelan. "Yang sabar ya, harusnya kamu bilang saya tadi. Kan bisa saya ambilin tugasnya. Atau kita kerjain bareng tadi pagi"

Jola mencibir. "Mau lo itu mah, modus banget sih"

"Eh, tapi gakpapa dihukum lari. Biar lemak kamu terbakar, jadi badan kamu kecil" katanya menoleh menatap Jola yang balas menoleh, lalu mengangkat alis tak ngerti.

"Emang sekarang gak kecil?"

"Engga, kamu yang sekarang itu sudah pendek. Gendut lagi. Bulat seperti bola jadinya" katanya mengejek, membuat yang diejek marah.

Jola menarik kerah seragam Samuel, menjambak rambut cowok itu bringas, lalu mencubit pinggangnya.

"Kamu ini kesini mau ngasih semangat atau mengejek? Pergi sanah!" Katanya menggerakan tangannya mengusir.

"Kamu mau banget saya semangatin?" Godanya, makin terbahak.

Jola bangkit lalu meninggalkan Samuel yang masih terbahak ditempatnya. Gadis itu melangkah sambil terus merutuki si cowo yang sudah berlari mengejarnya.

"Hey, Jola. Jangan cepat cepat larinya. Kode banget minta saya kejar ya?" Godanya dengan sisa sisa tawanya.

























A/n. Iya iyaa ini pendek milea. Aku nulisnya cuma duapuluh menit milea, maklum aku sedang ngedate sama tumpukan tugas akhir akhir minggu ini.

Yeaaaay!🐣

Saturday night kedua sama Samuel.

Jangan lupa voment gais!🌼😘

Bubble Gum Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon