ex 01. wekeendnya orang pacaran

1.4K 128 17
                                    

Jola mendongkak, sudah dua puluh menit dia duduk disini hanya diam memandangi Samuel yang sedang tanding futsal dengan anak sekolah depan.

Kalau kata Samuel ini rutinitas dia sebelum pacaran sama Jola, biasanya sih mereka tanding sama sekolah depan tiap dua minggu sekali atau minimal jika tidak ada yang mau, mereka akan membagi jumlah orang yang ada menjadi dua regu, lalu bertanding seperti biasa.

Sebenarnya walaupun sudah berpacaran dengan Jola, kegiatannya itu tidak berubah sama sekali. Hanya saja, kali ini dia jadi ditemani oleh seorang malaikat disamping lapangan yang memberinya dukungan.

gadis itu refleks menjerit heboh ketika striker dari sekolah depan menembakan bolanya pada gawang Samuel.

Untung saja Samuel fokus sehingga bola tidak dapat memasuki gawangnya.

"AYO FOKUS SAM! ANGGAP AJA BOLANYA ITU AKU YANG HARUS KAMU PELUK DAN LINDUNGI" teriaknya keras, tidak tahu malu. Padahal banyak anak dari sekolah depan yang menatapnya sinis.

Jola sih masa bodo. Dia tetep duduk manis, sambil ngemilin bubuk chitato yang udah dibeli Samuel sebelum mereka ketempat futsal.





Samuel keluar dari lapangan futsal, dia bergegas menghampiri sang kekasih yang sedang menunggu sambil memakan chitato.

"minta disama-samain sama bola, emangnya kamu cewek apaan pake dioper oper segala?!" katanya galak, satu tangannya lagi mengelap keringat dikeningnya dengan handuk kecil yang dia bawa.

Jola mengernyit. "hah? kok dioper?"

"ya iyalah, bola kan dioper-oper, ditendang-tendang juga. Kamu mau emang digituin?"

"tapi kan akhirnya kamu tangkap juga"

"kan udah aku tangkep, aku tendang lagi aku kasih keorang, kamu mau emang?" katanya jadi sewot.

padahal Jola gaktahu dia salah apa, kenapa Samuel jadi sesewot ini.

Jola cuma cengengesan. "enggak, aku kan maunya sama kamu. sama kamu yang sabar dan gak suka marah"

Samuel cuma tersenyum, tangannya mengacak-acak rambut Jola asal. Pemuda itu mendekatkan tubuhnya kesamping Jola hendak mencubit pipinya, tetapi Jola cepat-cepat mendorong pemuda itu hingga hampir terjungkal kebelakang.

"woy dih! kok dorong-dorong?!"

"mau ngapain coba?" tanya Jola mengibaskan kedua tangannya. "Bau-bau, udah sana ganti baju dulu"

"halah, dulu aja sebelum jadian. Bilangnya 'gakpapa bau, aku jadi gakpunya saingan. daripada wangi tapi jadi banyak saingan'' katanya menirukan suara Jola. "giliran sekarang aja didorong-dorong"

Jola cuma ketawa renyah, "udah ih cepet ganti baju, jadi jalan enggak?"



















Mereka sekarang sudah berada dikawasan pusat perbelanjaan di Jakarta. Kedua remaja yang sedang bergandengan tangan itu menaiki eskalator menuju lantai tiga.

Didepan bioskop, Jola melihat film-film yang sedang tayang.

setelah memilih film, mereka menunggu didepan bioskop.

"kalau kamu masuk kedunia fantasi, kamu mau jadi siapa?" tanya Jola iseng doang.

Samuel tampak berpikir sejenak, "jadi suami kamu aja, bisa gak?"

"hih, basi" katanya walaupun pipinya bersemu merah. "aku serius ih, kamu mau jadi siapa?"

"ya tergantung dulu, filmnya apa?"

Jola iku terdiam, memikirkan film apa yang akan mereka bayangkan. Gadis itu menatap tiket ditangannya.

"Suicide Squad?" katanya asal.

"Suicide Squad?" Samuel mengulangi. "aku jadi apa ya? jadi Joker aja deh"

"kok Joker?" tanya Jola heran.

"iya kan biar bisa sama kamu"

"Kok sama aku?" Jola makin bingung, semenit kemudian dia tertawa mengerti. "oh, aku jadi Harley Queen nya ya?"

"iya hahaha" katanya tertawa kecil.

"yaudah yaudah"

"Tapi aku lebih suka jadi Batman" kata Samuel sambil menyeruput minumannya.

"karena?"

"biar dikejar sama kamu, kan kita musuhan" katanya tersenyum.

Jola mencubit lengannya, membuat dia meringis. "Kok dicubit?"

"ya lagian gombal mulu" katanya mendelik kesal.

"dih orangmah seneng digombalin" kata Samuel. "lagian kan aku gombalnya ke pacar sendiri, bukan kepacar orang"

"berisik" katanya membekap mulut Samuel.

"eh tapi aku mau jadi Joker ajalah, nanti waktu kejar-kejaran sama Batman terus aku belok ke masjid"

"hah ngapain?"

"Sholat, terus Batman lihat, dia kasihan sama aku. Jadi berhenti deh kejar-kejar akunya"

"terus?"

"nanti kalau dia udah pergi, aku jahat lagi deh"

"kok?! gak boleh begitu, harus jadi anak baik"

"iya waktu dijalan ketemu kamu, eh akunya jatuh cinta. Jadi insyap lagi"

"terus akunya gakmau"

"iya, soalnya kan aku jahat. Pas aku baik mah kamu mau"

"terus gimana?"

"terus kita jadi bareng, sampai tua, sampai punya anak seribu"

Jola ketawa. "Amiin, ih tapi kok seribu?"

"ya biar sering, masa mau satu kali?"

"apanya sekali?"

"buatnya"

Jola ketawa keras.

"udah ah, jadi ngaco"

"kamu mau kan?"

"apa?"

"itu, punya anak seribu?"

"enggak, aku maunya sejuta"

"waduh" Samuel menepuk keningnya. "Jadi tiap jam bikin dong?"

Jola meninju lengah kekasihnya itu pelan. "udah ah, ayo masuk kedalam bioskop"

Kedua remaja tersebut memasuki bioskop. Mereka duduk berdampingan dikursi paling ujung bagian kanan layar bioskop.

Sepanjang perjalanan film mereka sama sama diam, Samuel fokus menonton film begitu juga dengan Jola. Walaupun sesekali gadis itu mencuri curi pandang kewajah Samuel.

Walaupun gelap, tetapi wajah Samuel masih terlihat sangat tampan.

Jola menutup mulutnya ketika bersin, Samuel menoleh kearahnya.

"kamu kedinginan?" tanya Samuel.

Jola mengangguk.

"gimana ya? aku gak bawa jaket" katanya menelan ludah panik. "sini deh deketan, aku rangkul aja ya?"

Jola sedikit mendekat, tangan Samuel merangkulnya erat. Gadis itu menyenderkan kepalanya dipundak Samuel lalu kembali fokus menonton.

Dia tidak pernah menyesal, memilih Samuel menjadi teman hidupnya.












A/n:
hiyaaa akhirnya aku post!

kalem, extra partnya masih banyak. tungguin aja💛

cooming soon, aa gema akan datang.

Bubble Gum Where stories live. Discover now